6 Tips Galang Dana Tahap Awal untuk Startup Pemula
Mulai dari mengecek kesiapan, mencari penasihat, berdiskusi dengan founder lainnya, hingga memilih investor yang tepat
Sebagai founder dalam startup pemula, Anda biasanya akan menghadapi rintangan yang tak terhingga. Dari sekian banyak rintangan, ada satu permasalahan yang harus Anda hadapi, yakni memulai penggalangan dana tahap awal (seed funding). Matt Barba, Co-Founder dan CEO Placester, berbagi pengalamannya mengenai hal ini dan merangkumnya menjadi enam tips. Berikut rangkumannya:
Cek kesiapan
Sebelum Anda mengambil keputusan, periksa kembali kesiapan perusahaan apakah sudah siap atau belum. Sebab, proses pendanaan bakal melewati banyak putaran, mulai dari tahap awal, seri A, seri B, seri C, dan IPO. Di sisi lain, salah mengambil keputusan justru malah memicu bisnis hancur. Mungkin pada awalnya Anda akan menanyakan diri sendiri, "Apakah mendapatkan pendanaan adalah kebutuhan saya untuk melangkah ke tahap berikutnya?."
Pasalnya, mendapatkan pendanaan bukan hanya mengenai perluasan bisnis saja, tetapi juga menciptakan komitmen penuh yang Anda berikan ke investor, karyawan, dan konsumen. Untuk itu, sebaiknya ubah pertanyaan sebelumnya dengan menanyakan ini, "Apakah saya siap tumbuh, bila perlu tumbuh paksa dengan cara yang tidak wajar? Apakah saya siap berkomitmen untuk pertumbuhan bisnis di masa mendatang?"
Cari penasihat, bukan investor
Saat proses pendanaan berlangsung, kemungkinan besar bisa membuat Anda menjadi lupa diri dan hanya fokuskan hubungan dengan investor yang berpotensi saja. Pada kenyataannya, penting untuk diingat ada banyak hal yang secara tidak langsung bisa menghubungkan Anda dengan uang.
Di luar sana, ada banyak investor potensial, namun hanya sedikit diantara mereka yang akan serius dengan Anda. Dengan mencari penasihat, Anda bisa memupuk hubungan lebih panjang, bahkan bisa menjelma lebih dari hubungan pada umumnya.
Saat mencari masukan dari mereka, jangan hanya mengejar dari kalangan CEO saja. Sebaliknya, carilah orang profesional yang berpengalaman di bidangnya misalnya kepala teknis, penjualan, atau marketing. Orang-orang tersebut sangat kaya ilmu dan dapat membantu perkembangan bisnis. Banyak terjadi di lapangan, investor didekati pebisnis karena dibelakangnya banyak orang-orang ahli yang bisa dimintai masukannya.
Diskusi dengan founder yang sudah berpengalaman
Saat Anda menjaring banyak orang untuk menjadi penasihat, pastikan orang-orang tersebut sebelumnya sudah pernah melakukannya. Berbicara mengenai startup dan penggalangan dana, prosesnya akan berbeda di tiap wilayah. Jadi fokuskan cari founder yang lingkungannya sesuai dengan Anda. Paling tidak mereka sudah lebih dulu dari Anda sekitar 9-18 bulan.
Saat Anda mencoba melakukan pendanaan tahap awal (seed), coba diskusikan dengan founder yang baru saja mendapatkan investasi pada tahap tersebut. Dengan bersikap transparan tentang apa yang Anda inginkan dan dimana posisi Anda, jangan takut untuk bertanya apa yang Anda belum ketahui. Sebab semua founder pasti pernah berada di posisi yang sama dengan Anda.
Pilih investor yang tepat
Founder terkadang cenderung fokus mencari investor yang berukuran besar dan kaya. Padahal, sebenarnya ada banyak jenis investor untuk pendanaan tahap awal, sekaligus ada plus dan minusnya. Pada dasarnya ada tiga tipe investor.
Pertama, Angel Investor. Mereka memiliki uang sendiri yang bisa diinvestasikan kemana saja, jumlah kecil antara ribuan dolar hingga ratusan ribu dolar saja. Kelebihannya, mendapatkan angle investor merupakan tercepat daripada tipe investor lainnya. Mereka juga cenderung lebih kolaboratif, fleksibel, seperti penasihat, dan bersedia memberikan guideline bisnis. Namun kekurangannya mereka seringkali ikut terlibat dalam keputusan bisnis. Bila Anda memiliki banyak angel investor, artinya ada banyak koki di dapur. Namun hal ini jarang terjadi.
Kedua, Super Angel. Mirip seperi tipe pertama, namun mereka memiliki uang yang bisa diinvestasi sekitar $1 juta hingga $50 juta. Terkadang mereka juga menginvestasikan orang lain dan bekerja sampai full time. Hubungannya bisa jadi lebih formal. Kelebihannya, mereka cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan Anda dan memberikan bimbingannya. Kekurangannya, super angel mungkin mengaharapkan kontribusinya terhadap bisnis sama besarnya dengan nilai uang yang ia investasikan. Ini sama seperti tipe pertama, dimana mereka bisa sedikit mengganggu, apabila Anda memiliki banyak Super Angel di perusahaan.
Terakhir, Modal Ventura (VC). Mereka memiliki uang dengan jumlah terbanyak dari dua tipe sebelumnya, juga memiliki investasi di berbagai tempat di seluruh dunia. Kelebihannya, dengan memboyong nama perusahaan VC tentunya lebih prestise di kalangan startup. Mereka juga tidak tertarik terlibat di perusahaan yang diinvestasikan. Kekurangannya, untuk mendapatkan investor sekelas VC butuh waktu yang panjang, bisa sampai berbulan-bulan.
Hati-hati terhadap Yes Men
Saat pengembangan bisnis, Anda mungkin banyak mendengar kata "tidak" diucapkan oleh investor, konsumen, atau lainnya. Mendengar kata itu, memang menyedihkan. Namun perlu hati-hati bila mendengar investor yang terus menerus berkata "ya" atau istilahnya "Yes Men."
Mereka akan jadi bahaya, sebab orang seperti itu akan selalu menyetujui apa yang Anda ucapkan demi menunjukkan ketertarikannya dengan bisnis Anda. Jika Anda bertemu calon investor seperti ini, belum memberikan jawaban ya atau tidak, mungkin sebaiknya Anda harus menarik diri dari mereka.
Persiapkan diri untuk melanjutkan prosesnya
Setelah Anda mulai menggalang dana, artinya secara efektif Anda harus siap ada di jadwal investor. Dengan kata lain, Anda harus siap melepaskan kontrol. Ini bisa jadi efek yang merusak. Pasalnya Anda memiliki jadwal meeting penting namun tiba-tiba investor memanggi Anda untuk hadir di meeting lainnya.
Efek berikutnya terasa di tim perusahaan Anda. Untuk mengurangi efek, pastikan orang-orang di sekitar Anda memahami kondisi ini bakal terjadi ke depannya. Buat tim Anda percaya perusahaan tetap bisa berjalan kendati Anda sedang berada di luar kantor.