1. Startup

Akseleran Usung Konsep "Equity Crowdfunding"

Meluncur tahun depan, diharapkan membantu startup mendapatkan modal dan membantu masyarakat berinvestasi

Modal adalah salah satu isu paling populer di ranah bisnis, tak terkecuali startup. Jika membahas startup tentu tak pernah lepas dari modal yang dikeluarkan atau berapa banyak modal yang dikeluarkan. Meski tidak semua kebanyakan startup membutuhkan modal besar untuk berkembang, sebut saja kebutuhan server, kebutuhan iklan, dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan pengembangan startup.

Semua itu butuh modal yang tidak sedikit, dan startup yang tidak punya modal dan pemasukan masih sedikit pasti kelimpungan mempertahankan bisnis. Masalah ini yang coba diselesaikan Akseleran. Hadir di Indonesia dan memposisikan diri sebagai portal equity crowdfunding, Akseleran mencoba membantu startup maupun UKM untuk mendapatkan tambahan modal melalui sistem urun dana berbasis ekuitas.

Akseleran membantu startup maupun UKM mendapatkan bantuan dana dengan cara “menjual” kepemilikan saham kepada siapa pun yang tertarik. Jika selama ini konsep bantuan modal dalam bentuk pinjaman yang diusung Akseleran ini merupakan bentuk bantuan modal dengan cara menjual kepemilikan, atau menjual saham.

CEO Akseleran Ivan Tambunan kepada DailySocial bercerita bahwa mereka berusaha membantu memangkas funding gap antara startup dan UKM yang membutuhkan modal usaha dengan orang-orang atau investor yang memiliki dana. Startup, UKM, dan kebanyakan usaha pada tahap awal pada umumnya kesulitan mengakses pemodalan dari bank karena cash flow yang belum stabil  dan mungkin alasan-alasan lain. Di sinilah Akseleran berusaha membantu dengan melakukan apa yang disebut dengan kampanye penggalangan modal.

Kampanye penggalangan modal dimulai startup, UKM, atau usaha di tahap awal melalu portal Akseleran dengan menjanjikan kompensasi berupa saham kepada calon investor atau memegang dana. Dalam kampanye ini, tim pencari modal akan menjelaskan mengenai usaha yang dilakukan, bentuk model bisnis, target pasar, pencapaian saat, kondisi keuangan, taktik pemasaran, dan tim manajemen. Selanjutnya tim Akseleran akan me-review materi yang masuk dengan melakukan legal dan financial due diligence terbatas untuk mencegah adanya informasi yang tidak sesuai.

Tim Akseleran juga menyatakan siap jika diminta menyiapkan business plan dan financial forecast. Setelah materi dirasa siap maka kampanye dijalankan selama 60 hari. Selama proses tersebut setiap orang yang telah mendaftar di portal Akseleran dapat menginvestasikan dananya pada usaha tersebut untuk mendapatkan sebagian saham sebagai kompensasinya. Jika target dana sudah dicapai, kampanye dinyatakan sukses dan masuk ke tahap finalisasi. Jika tidak maka kampanye dianggap gagal dan dana akan dikembalikan ke setiap investor.

Ivan mengatakan, “Kami percaya Akseleran dibutuhkan oleh startup, usaha tahap awal dan UKM di Indonesia. Di sisi lain, portal kami juga dibutuhkan oleh kalangan menengah dan atas di Indonesia, yang jumlahnya saat ini terus meningkat, sebagai alternatif investasi bagi mereka karena kami memberikan akses yang tadinya tidak mereka miliki, yaitu akses untuk melakukan investasi pada startup, usaha tahap awal dan UKM, yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh investor profesional atau venture capital firm."

"Bayangkan apabila dulu orang-orang mempunyai kesempatan untuk berinvestasi pada Go-Jek, Traveloka atau Tokopedia pada waktu usaha-usaha tersebut baru didirikan dan masih berada di tahap awal. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan meningkatnya nilai usaha tersebut pada saat ini. Dengan hadirnya Akseleran, maka setiap orang di Indonesia kini juga dapat melakukan partisipasi modal pada startup, usaha tahap awal dan UKM-UKM yang inovatif,” paparnya.

Meluncur tahun depan

Saat ini portal dan sistem Akseleran masih dalam tahap pengembangan dan rencananya baru akan dilakukan peluncuran versi beta pada pertengahan bulan Desember ini. Meski demikian Ivan menyebutkan dalam beberapa acara dan kesempatan Akseleran sudah banyak mendapat sambutan positif dari berbagai startup,

Hal ini akan menjadi tugas berat Akaseleran untuk menjaga kualitas verifikasi bisnis yang melakukan kampanye penggalangan modal. Jika ditilik dari konsep yang diusung, equity crowdfunding sedikit berbeda dengan layanan bantuan pendanaan lain yang sudah ada yang kebanyakan memiliki konsep pinjaman.

Sisi buruknya adalah sistem equity crowdfunding malah menjadi ajang “jual beli startup”, terutama bagi mereka yang mendirikan startup hanya untuk dijual, bukan sebagai solusi atau bisnis yang dijalankan. Sisi baiknya ini akan menjadi alternatif lain pemodalan dan alternatif untuk investasi.

“Harapan kami, dengan adanya Akseleran, akan muncul banyak pengusaha-pengusaha baru di Indonesia dengan usaha-usaha yang inovatif, yang menghasilkan keuntungan bukan saja bagi para pengusaha tersebut, tapi juga bagi para investor yang mendukungnya. Selain itu, kami juga berharap bahwa melalui Akseleran setiap orang Indonesia mempunyai akses untuk melakukan partisipasi modal pada startup, usaha tahap awal, atau UKM yang inovatif dan layak untuk diinvestasikan,” tutup Ivan.