Akuisisi Groupon Indonesia, KFit Membutuhkan Kendaraan Memasuki Pasar Indonesia
Apakah KFit dan Groupon Indonesia adalah sinergi yang tepat?
Dalam situasi yang bisa dibilang tidak diprediksikan sebelumnya, layanan berlangganan kegiatan fitness dan kesehatan KFit mengumumkan proses akuisisi terhadap Groupon Indonesia. Dengan nilai yang tidak disebutkan, Groupon Indonesia akan menjadi anak perusahaan KFit, sementara Groupon Inc akan menjadi salah satu pemegang saham KFit. Akuisisi direncanakan akan selesai kuartal ketiga 2016 dan KFit memastikan tidak ada perubahan langsung terhadap bisnis Groupon Indonesia saat ini.
KFit yang berpusat di Malaysia didirikan oleh Joel Neoh, yang seperti diingatkan Tech In Asia, sempat lama malang melintang sebagai eksekutif Groupon di Asia. Selain di Malaysia, KFit beroperasi di Singapura, Australia, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. KFit hingga saat ini belum memiliki bisnis di Indonesia.
Masuklah Groupon Indonesia. Akuisisi terhadap layanan daily deals Disdus di tahun 2011 adalah titik tolak masuknya Groupon di Indonesia. Sempat mengalami masa keemasan di tahun 2011-2012, bisnis deals tidak pernah mencapai kondisi awal dan performanya terus menurun. Sebagai perbandingan, Ensogo yang merupakan pesaing Groupon di Asia Tenggara sudah memecat separuh pegawainya awal tahun ini (dari 600 orang menjadi 300 orang) karena performa bisnis sepanjang 2015 yang kurang bagus.
Neoh, dengan pengalamannya di Groupon, melihat Groupon Indonesia sebagai kendaraan yang tepat bagi KFit untuk memasuki pasar Indonesia.
Neoh mengatakan, "Kombinasi kehadiran Groupon Indonesia yang sudah mapan dan pengalaman KFit dalam membangun platform mobile-first akan mendorong kami dalam pasar perdagangan lokal dengan pertumbuhan tinggi."
"Sementara KFit akan terus fokus ke layanan kesehatan dan fitness, akuisisi ini merepresentasikan arah strategi bagi kami untuk meningkatkan dan memperluas tawaran yang kami berikan. Dalam jangka panjang, akuisisi ini akan menyediakan platform yang kuat untuk pertumbuhan [pasar] di Asia Tenggara," lanjutnya.
Meskipun sudah melewati masa puncaknya, Groupon Indonesia masih memiliki lebih dari 1 juta pelanggan (melalui email) dan bekerja sama dengan lebih dari 15.000 penjual.
Basis pelanggan inilah yang dipercaya bisa membantu KFit memasuki pasar Indonesia. Paket promosi yang ditawarkan KFit di segmen kesehatan dan kecantikan sangat cocok dengan profil konsumen Groupon Indonesia. Bahkan kalau kita melihat ke situs Groupon Indonesia sekarang, layanan fitness seperti Gold's Gym dan Celebrity Fitness termasuk paket yang di-feature di halaman depan.
Hal lain yang menjadi faktor akuisisi ini adalah ketersediaan entitas badan hukum yang memudahkan KFit untuk beroperasi di Indonesia. Seperti kita ketahui, pemerintah saat ini sedang mendorong peraturan yang rencananya akan memperketat pendirian layanan OTT. KFit bisa mengurangi masalah di area ini dengan mengakuisisi layanan yang sudah jelas badan hukum dan perpajakannya di Indonesia.
Di sisi pemasaran, tak bisa dielakkan bahwa langkah akuisisi ini strategis untuk mempercepat perkenalan KFit di Indonesia. Di sisi lain, masuknya KFit ke segmen e-commerce dan deals adalah hal baru dan bisa menjadi tanda tanya bagi strategi KFit ke depannya. Besar kemungkinan nantinya Groupon Indonesia akan dibawa ke fokus mobile, seperti halnya tren e-commerce yang kini dijalankan Carousell, Lyke, atau Shopee.
Setidaknya, Groupon memiliki optimisme bahwa bisnisnya di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan layanan e-commerce yang kini jauh lebih keras gaungnya.
"Kami percaya bahwa tim KFit memiliki komposisi yang tepat untuk membawa bisnis [Groupon] di Indonesia ke level yang lebih baik, karena Joel adalah pemimpin yang hebat untuk Groupon Asia Pasifik di masa lalu. Kami berharap bisa melihat perusahaan bertumbuh dan bersemangat untuk menjadi pemegang saham strategis KFit," ujar Presiden Groupon Asia Pasifik Michel Piestun.