Aplikasi QOIN Sajikan Layanan Mobile Payment untuk Wisatawan Asing di Bali
Selain pembayaran non-tunai, QOIN juga berusaha menjadi sarana penukaran valuta asing digital
Satu lagi startup pengembang aplikasi yang siap mengusung suksesi digital payment dan cashless society, kali ini giliran QOIN. Diinisiasi oleh Calfin Leonardo dan Rony Fhebrian, aplikasi QOIN menyediakan sistem mobile payment untuk memudahkan turis internasional ketika melakukan kunjungan wisata ke Pulau Dewata. Selain ingin memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk melakukan pembayaran non-tunai, QOIN juga berusaha menjadi sarana penukaran valuta asing digital.
QOIN sendiri baru akan diluncurkan secara masif pada Juni 2017 mendatang, menargetkan kerja sama dengan 5000 merchant yang ada di Bali. Tak hanya merchant dari kalangan ritel besar, tapi QOIN juga ingin bermitra dengan ritel di kelas UMKM. Kendati sudah tersedia dan dapat diunduh, tim pengembang QOIN mengaku saat ini masih terus menggalakkan peningkatan kualitas aplikasi dari sisi keamanan dan fitur.
Fitur utama yang disajikan untuk proses pembayaran ialah dengan QR Payment, sebuah cara yang saat ini banyak diimplementasikan dalam sistem mobile payment. Sampai saat ini berjalannya startup di balik QOIN masih dilakukan secara bootsrapping, untuk kebutuhan operasional mengandalkan hadiah dari kompetisi yang pernah diikuti. Co-Founder Calfin Leonardo mengatakan kendati belum ada pendanaan, beberapa waktu terakhir sudah ada perbincangan dengan angel investor.
Memaksimalkan potensi wisatawan internasional di Bali
Menjawab pertanyaan mengapa di Bali, Calfin memaparkan beberapa data tentang potensi pariwisata. Bali masuk ke dalam lima besar destinasi wisata terbaik dunia, dengan pertumbuhan sektor pariwisata sebesar 8-10 persen per tahun. Pada tahun 2016, tercatat 4,4 wisatawan internasional yang berkunjung ke Bali, menyumbangkan pemasukan sebesar $4,8 miliar. Menariknya dari total angka tersebut, 90 persen ditransaksikan secara tunai.
"...berangkat dari hal tersebut, kami melihat potensi pasar yang sangat besar untuk dikelola, dan memberikan dampak yang signifikan baik dari merchant maupun pemerintah," ujar Calfin.
Dari sisi merchant, aplikasi QOIN ingin menawarkan kemudahan adopsi sistem pembayaran non-tunai tanpa menggunakan peralatan khusus seperti EDC. Saldo QOIN yang diterima oleh merchant juga dapat digunakan untuk melakukan transaksi di merchant lain yang mengadopsi sistem QOIN. Untuk pencarian dana, merchant dapat melakukan penarikan saldo QOIN secara langsung pada rekening bank pribadinya.
"Aplikasi QOIN menerapkan sistem inklusif, di mana untuk mengadopsi sistem pembayaran QOIN merchant tidak harus menjadi nasabah sebuah bank tertentu. Sedangkan di sisi turis mancanegara, aplikasi QOIN menerapkan biaya yang lebih rendah bila dibandingkan dengan menggunakan kartu kredit, tanpa adanya biaya tambahan dan transparansi biaya tanpa adanya biaya tersembunyi," jelas Calfin.
Terinspirasi dari kunjungan rekan dari luar negeri ke Bali
Calfin menceritakan, pengembangan QOIN berawal dari keluhan temannya dari luar negeri yang kala itu berwisata ke bali. Keluhan tersebut terkait dengan keamanan memegang uang fisik, tempat penerimaan kartu kredit belum merata terutama di merchant kecil, kekhawatiran terjadi penipuan ketika melakukan penukaran di money changer sampai biaya administrasi yang relatif besar untuk penarikan uang tunai dari kartu kredit bank luar negeri.
"Berangkat dari hal tersebut, kami merancang sebuah metode pembayaran yang difokuskan pada turis mancanegara sehingga memudahkan mereka ketika berkunjung ke Bali tanpa harus pusing mendapatkan dan menggunakan uang tunai," pungkas Calfin.