Capaian dan Rencana Aplikasi Streaming TV OONA
Siap menambah 50 channel baru dan gaet 2,5 juta pengguna sampai akhir tahun ini
Penetrasi internet yang meningkat turut mendongkrak konsumsi data. Hal ini tercermin dari capaian pesat yang dialami aplikasi streaming TV OONA. Platform ini mengklaim telah memiliki 600 ribu pengguna, meski resmi hadir secara publik kurang lebih lima minggu lalu.
Menurut CEO dan Founder OONA Global Christophe Hockart, pencapaian tersebut sebenarnya melebihi ekspektasi perusahaan. Secara rata-rata, lama kunjungan mencapai 16 menit per sesi setiap harinya. Angka tersebut meningkat drastis dibandingkan saat OONA baru hadir sekitar 2 menit, lalu meningkat jadi 10 menit.
Peningkatan kunjungan tersebut terjadi lantaran semakin bertambahnya jumlah channel TV yang bisa ditonton para pengguna. Terhitung kini OONA memiliki 115 channel dari berbagai segmen, sekitar 50% di antaranya adalah konten lokal dan sisanya dari internasional.
"Lima minggu yang lalu kami baru memiliki 60 channel, sekarang sudah 115. Kami akan terus menambah channel agar pengguna kami bisa menikmati layanan OONA secara gratis," terang Hockart, Kamis (31/8).
Dia bilang sampai akhir tahun ini OONA bakal menambah 50 channel baru, sehingga bila ditotal setidaknya ada 160 channel tersedia di dalam aplikasi. Semakin bertambahnya konten diharapkan OONA dapat menjaring 2,5 juta pengguna.
Andalkan iklan untuk pemasukan
Hockart menjelaskan, memasang iklan adalah cara paling tepat untuk model bisnis aplikasi streaming. Hanya saja OONA berkomitmen untuk memberikan pengalaman yang berbeda baik ke pengguna maupun para pengiklan. OONA tidak memaksa pengguna untuk menonton iklan, melainkan memberikan sejumlah reward (berbentuk poin) apabila pengguna rela memberikan waktunya untuk iklan.
Perusahaan sadar betul bahwa karakter milenial saat ini adalah enggan berkomitmen untuk bayar biaya langganan. Mereka suka sesuatu yang gratis, namun tidak suka juga bila dipaksa untuk menonton iklan di tengah tayangan favoritnya.
"Saat ini iklan adalah model bisnis yang paling tepat untuk kita terapkan. Namun kami tetap mengutamakan kontrol ada di tengan pengguna dengan tidak memaksa mereka dengan menyelipkan iklan ditengah-tengah tontonan mereka karena saya sendiri tidak suka dengan itu."
Pengguna bisa memilih mau menyaksikan iklan atau tidak. Bila iya, akan muncul iklan selama 30 detik setelah itu pengguna akan menerima poin yang dapat ditukar dengan berbagai hadiah. Bila tidak memilih, akan tetap muncul pop up iklan di sisi kanan/kiri atas. Pengguna tetap menerima reward dari situ.
Ke depannya, OONA akan menyediakan fitur bidding. Setiap poin yang didapat pengguna dapat di-bid setinggi-tingginya untuk mendapatkan hadiah seperti smartphone, motor, atau tiket konser.
"Fitur ini akan diluncurkan September mendatang, pengguna bisa mendapatkan hadiah yang mereka inginkan dengan cara bidding."
Persiapkan IPO
Dalam kesempatan yang sama, Hockart menuturkan pihaknya berencana untuk ekspansi ke tiga sampai lima negara baru. Sayangnya dia enggan membeberkan negara mana saja yang dibidik, hanya saja dia berkeinginan untuk menyambangi negara di Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Asia.
Rencana berikutnya setelah hadir di tiga sampai lima negara tersebut, OONA akan melakukan pencatatan di bursa sebagai perusahaan terbuka. Ini termasuk rencananya untuk bisnis OONA di Indonesia, kendati dia belum mengumumkan kapan bakal terealisasinya. Setelahnya, OONA akan melakukan IPO secara global di kantor pusatnya di Hong Kong.
"Sehingga pada 2021 mendatang kami sudah tercatat sebagai perusahaan terbuka untuk OONA global."
OONA dikembangkan oleh PT OONA Media Indonesia, salah satu anak usaha PT NFC Indonesia Tbk yang bermitra dengan Telkom Indonesia. Indonesia adalah ekspansi perdana OONA setelah resmi berdiri selama dua tahun di Hong Kong.