Arip Tirta Tinggalkan Karier Mapan di Silicon Valley untuk Mulai dari Nol di Tanah Air
Hidup dan tinggal di negara maju bisa jadi merupakan impian bagi kebanyakan orang. Lain halnya dengan founder Urbanindo Arip Tirta yang justru meninggalkan kariernya yang mapan di Amerika Serikat untuk kembali ke tanah air dan mendirikan startup. Sebelumnya Arip telah bekerja selama tujuh tahun di Hercules Technology Growth Capital yang berbasis di Palo Alto. Posisinya yang ia tinggalkan di tahun 2011 adalah Director of Investment Analysis and Strategy.
Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mulai dari keluarga, teman, hingga kolega. Saat itu semua orang mengganggap langkah yang ia ambil kurang tepat dengan meninggalkan karier yang telah dibangun dengan cermerlang untuk kembali ke tanah air dan memulai kembali dari nol.
Banyaknya tentangan dari lingkungan sekitarnya tak menyurutkan langkah Arip. Bagi pria yang mendapatkan gelar masternya di Stanford University ini, keputusan kembali ke Indonesia bukanlah sebuah keputusan sulit sebab ia ingin ikut aktif berperan dalam momen perubahan.
Selama berada di Amerika Serikat, Arip telah mempelajari banyak perusahaan teknologi besar Amerika, seperti Google, eBay, Amazon, Yahoo, Paypal, yang didirikan di era dot com boom di pertengahan hingga akhir 90-an. Ia juga menyaksikan banyak perusahaan teknologi besar Amerika lainnya didirikan di era yang disebut web2.0 boom pada pertengahan tahun 2000, seperti YouTube, Facebook, Kayak, dan Zillow. Arip melihat perusahaan-perusahaan ini tidak hanya mengubah cara orang Amerika hidup, tetapi juga mendefinisikan ulang cara orang Amerika melakukan bisnis.
“Indonesia sekarang ini sedang di tengah-tengah teknologi boom pertama dengan banyaknya startup yang didirikan beberapa tahun belakangan ini. Saya percaya beberapa dari startup ini akan menjadi besar dan mendefinisikan Indonesia. Saya ingin menjadi bagian dari "evolusi" itu. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mendirikan teknologi startup sendiri dan berkecimpung dalam dunia startup di Indonesia secara langsung,” terangnya kepada DailySocial.
Singkat cerita, ia kembali ke Indonesia dan mendirikan situs pencarian properti Urbanindo. Ide mendirikan startup properti dipicu oleh pengalamannya saat masih tinggal di California. Awalnya Arip ingin membeli properti di Indonesia untuk investasi. Pencarian properti yang dilakukan tidak berjalan semulus yang diharapkan. Pasalnya, setelah menjelajahi beberapa situs online, ia justru kesulitan menentukan properti mana yang bagus untuk investasi.
“Dengan mendirikan UrbanIndo, saya berharap semua asumsi-asumsi yang tidak didukung dengan data yang kuat bisa tereliminasikan sehingga pengguna UrbanIndo bisa membuat keputusan tentang properti dengan tepat dan pintar,” tutur Arip.
Guna membantu orang mengambil keputusan yang tepat dalam membeli properti, Urbanindo menggabungkan ratusan ribu daftar properti dengan data harga properti di sekitarnya, ditambah informasi lokal seperti akses ke angkutan umum, sekolah yang bagus, serta infrastruktur lainnya yang mendukung.
November 2011 akhirnya lahirlah Urbanindo, yang awalnya dibiayai dengan dengan modal sendiri atau bootstrapping. Setelah dua bulan situs dijalankan, Arip mendapatkan email masuk dari investor yang tertarik menaruh dana di startup barunya.
“Setelah kita diskusi, kita putuskan untuk mencari pendanaan dari investor, dan tidak melakukan bootstrapping. Alasannya kita percaya teknologi startup memiliki lebih banyak unknownvariable yang membuat entrepreneur mengambil lebih banyak risiko, dan harus bergerak sangat cepat untuk mengimbangi kemajuan di dunia teknologi,” ujarnya. Arip merasa cukup beruntung sebab Urbanindo hanya membutuhkan waktu tujuh bulan untuk mendapatkan pendanaan.
Sekarang setelah Urbanindo berdiri selama tiga tahun, Arip merasa masih banyak hal yang bisa dikembangkan. Fokusnya akan terus memperluas fitur dan data yang ada untuk membantu pengguna membuat keputusan yang tepat di bidang properti. Arip mengharapkan Urbanindo tidak hanya membantu pengguna di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain.
Saat ini Urbanindo memperoleh 55 ribu kunjungan per hari serta memiliki 27.5oo agen atau pemilik properti, dan 250 ribu iklan properti yang terdaftar. Tentang gebrakan lain yang ingin dilakukan, Arip mengatakan, “Untuk usaha baru lainnya, saya tidak akan terlibat langsung tapi lebih ke penasehat atau memegang peranan pasif lainnya.”
Tentang visi masa depan dunia teknologi digital Indonesia, Arip menaruh harapan besar kepada pemerintahan baru. Ia berkata, “Harapan saya, pemerintahan baru lebih memperhatikan teknologi startup karena ke depannya peranan perusahaan teknologi akan sangat besar untuk kemajuan negara kita. Teknologi startup akan menjadi kunci untuk mengubah Indonesia menjadi negara berteknologi maju dan mobilitas sosial ke taraf yang lebih tinggi.”
Menurutnya perusahaan teknologi tidak hanya akan membuat lapangan perkerjaan tapi juga akan melahirkan tenaga kerja yang sangat terampil dengan jenjang ekonomi yang lebih tinggi. Ia juga mengharapkan pemerintah yang baru untuk menjaga lingkungan yang kondusif untuk inovasi dan investasi di sektor swasta. "Kebijakan ekonomi dan peraturan pemerintah memiliki pengaruh sangat luas pada pengembangan teknologi dan adopsi,” pungkasnya.
[Foto: Dok. pribadi]