Asosiasi Penyelenggara Teknologi Jasa Finansial "FinTech Indonesia" Resmi Diluncurkan
Diharapkan dapat mendorong ekosistem finansial yang lebih inovatif
Secara resmi Kamis (17/09) sejumlah perusahaan jasa teknologi finansial (fintech) dan perbankan di Indonesia, seperti Bareksa, Kejora, CekAja, Doku, Bank Mandiri, Veritrans, dan Kartuku, meluncurkan pendirian asosiasi penyelenggara jasa teknologi finansial Indonesia yang diberi nama FinTech Indonesia.
Turut hadir dalam acara peluncuran tersebut Menko Perekonomian Darmin Nasution, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, dan Regional Director IFC-World Bank Group Ivan Mortimer-Schutts.
Fintech Indonesia didirikan sebagai ajang mempertemukan para entrepreneur penyedia teknologi jasa finansial, bank, lembaga pembiayaan, dan asuransi serta pemangku kebijakan (stakeholder) finansial baik dari pemerintah dan non pemerintah. Seluruh solusi baru yang dapat mendukung berbagai program tersebut dapat ditampung dalam asosiasi ini.
"Teknologi jasa keuangan merupakan cara yang inovatif dan inklusif untuk mengundang jutaan orang Indonesia ke dalam sektor jasa keuangan perbankan dan diharapkan teknologi bisa menjembatani akses dan menciptakan kondisi yang inklusif untuk pertumbuhan yang positif ,” kata Founder/CEO CekAja dan Compare88 Group J.P. Ellis.
Bank Dunia mencatat saat ini Financial inclusion merupakan tantangan global, diperkirakan di tahun 2015, masih ada sekitar 2 miliar orang yang belum memiliki rekening bank (unbanked). Masih teramat rendah tingkat penetrasi dan literasi investasi di Indonesia merupakan bagian dari tantangan. Di tahun 2014, hanya 36% warga Indonesia berumur 15 tahun ke atas yang tercatat memiliki rekening bank dan keuangan. Angka ini tergolong salah satu yang paling rendah di kawasan Asia Timur dan Pasifik.
Karena itu Founder/CEO Bareksa (portal finansial dan marketplace reksa dana) Karaniya Dharmasaputra menekankan, teknologi finansial menawarkan solusi untuk mengatasi berbagai persoalan ini.
“Bukan hanya ibarat Maserati yang mengkilat, fintech juga sejatinya adalah pedati yang teramat penting untuk financial inclusion, untuk menghantarkan sebagian masyarakat kita supaya segera masuk ke dalam sistem keuangan modern.” kata Karaniya.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, serta semakin majunya pertumbuhan teknologi, peranan jasa keuangan semakin berkembang, dan FinTech Indonesia mencoba hadir sebagai inisiatif untuk membentuk dialog dengan cara yang konstruktif, positif, dan inklusif.
Mendorong ekosistem finansial yang lebih inovatif
Sebagai inisiator asosiasi penyelenggara teknologi jasa finansial Indonesia, Founder dan CEO CekAja dan Compare88 Group J.P. Ellis kembali menegaskan dengan adanya FinTech diharapkan juga dapat mendorong lembaga-lembaga finansial, baik perbankan dan asuransi, mengubah strategi bisnisnya dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Pada akhirnya para penyedia layanan teknologi jasa finansial juga terdorong untuk terus berinovasi.
Saat ini para stakeholder di Indonesia juga telah mendorong inovasi layanan finansial, baik perbankan dan asuransi, untuk bergerak dalam pemakaian teknologi, didukung sepenuhnya oleh pemerintah yang secara aktif mulai menggalakkan program e-service pada setiap layanan yang diberikan.
Dondi Hananto dari perusahaan investasi Kinara Indonesia yang juga terlibat menjadi steering committee FinTech Indonesia berharap asosiasi bisa membawa kepentingan anggota, terutama untuk melobi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjadi regulator di industri ini.