1. Startup

Beberapa Pola Pikir yang Membentuk Jiwa Pengusaha

Mulai dari mengelola berbagai unsur dalam diri hingga interaksi terhadap orang lain

Banyak yang mengira menjadi pengusaha itu hanya membutuhkan modal nekad dengan strategi bisnis yang abal-abal. Malah beberapa di antaranya hanya mengetahui bahwa menjalani bisnis itu apabila Anda bekerja untuk orang, artinya Anda akan mendapat gaji dan membayar tagihan. Padahal sebenarnya bukan seperti itu.

Orang yang baru pertama kali terjun ke bisnis umumnya hanya memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan hidup dan membayar tagihan. Maka dari itu, Anda mulai memikirkan bisnis seperti apa yang sudah dapat mendulang untung di tahun pertama.

Dalam artikel ini secara mendalam akan membahas beberapa pola pikir seperti apa yang harus Anda bentuk untuk menjadi pengusaha, berikut ulasannya:

1. Manajemen berbagi pekerjaan

Anda tidak harus melakukan semua pekerjaan sendirian karena Anda bisa melimpahkannya ke bawahan Anda. Dengan demikian, Anda mampu bekerja selama 90 jam dalam seminggu namun berhasil menyelesaikan pekerjaan senilai 300 jam kerja dalam seminggu.

2. Melakukan lebih dari apa yang sudah dijanjikan

Ketika bertemu konsumen, Anda sebaiknya berikan janji yang bisa meningkatkan ekspektasi mereka. Misalnya janji bahwa Anda dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan kurang dari dua minggu, siap dipanggil sepanjang waktu, akan memecahkan masalah pribadi Anda, memberikan desainer terbaik untuk proyek tersebut dan lain sebagainya.

Pengusaha itu pada dasarnya selalu melakukan lebih dari apa yang dijanjikan sebelumnya. Contohnya Anda memberikan fitur tambahan secara gratis yang sebenarnya tidak diminta konsumen, tapi Anda tahu mereka bakal membutuhkannya. Ketika Anda melakukan ini, secara otomatis Anda dapat meruntuhan semua kompetisi untuk waktu yang lama. Bahkan kompetitor pun tidak sempat berpikir tentang kompetisi.

3. Diversifikasi

Ketika Anda pertama kali membuat bisnis, Anda pasti tidak bisa melepaskan secara penuh pekerjaan tetap Anda. Sebab Anda tidak bisa melepas risiko tagihan tidak bisa terbayar karena pekerjaan yang belum tetap tersebut.

Dengan diversifikasi seperti ini Anda harus pikirkan bagaimana cara mengurangi risiko pribadi, agar berikutnya Anda dapat fokus apa yang penting. Cara menemukannya Anda perlu melakukan hal apa yang bisa menciptakan lebih banyak uang daripada tagihan.

4. Sukai sekaligus bencilah bisnis Anda

Ketika Anda sukses saat pertama kali memulai bisnis, pastinya Anda yakin mampu menyelesaikan dan menghadapi berbagai permasalahan setiap harinya. Kemampuan Anda pun dalam memecahkan masalah dan mindset mendapat klien setiap hari akan semakin terlatih.

Namun pada saat yang sama Anda sangat membenci bisnis Anda dan cepat-cepat ingin menjualnya demi mendapatkan uang yang banyak. Bagaimana solusinya? Yang terbaik adalah sukai bisnis Anda setiap harinya dan pastikan ada nilai tambah yang selalu Anda bangun dalam perusahaan, dengan kondisi perusahaan selalu siap dijual kapan saja.

Taktik seperti ini dianggap lazim untuk beberapa pengusaha, misalnya Mark Cuban yang menjual perusahaan software pertamanya sebelum memulai Audionet/Broadcast.com atau Elon Musk yang menjual Zip2 dan Paypal sebelum memulai Tesla, SpaceX dan lainnya.

5. Jangan pernah marah

Anda tidak boleh marah ke siapapun itu, mulai dari konsumen, mitra, karyawan, pemilik tanah, konsumen hingga pesaing. Perhatikan rumus ini, bahwa marah = ketakutan yang ditutupi. Artinya Anda harus bertanya ke diri sendiri, apa yang Anda takutkan? Apakah Anda takut karena klien akan berhenti? Atau Anda takut karena karyawan akan merusak pekerjaan?

Sebaiknya Anda pecahkan rasa takut itu. Lihat skenario terburuknya, misalnya buat rencana apabila klien tiba-tiba meninggalkan Anda dan cara berkompromi dengan rekanan.

Akan tetapi apabila penyebab pekerjaan tidak berjalan mulus karena kesalahan karyawan, mungkin itu bukan hal terburuk karena membuat Anda tidak boleh berekspektasi terlalu tinggi sepanjang waktu.