Bidik Pasar Enterprise, Bornevia Tambah Pilihan Paket Produk dan Siap Sematkan Fitur-Fitur Baru
Kini ada tiga paket layanan di Bornevia, yaitu Lite Plan, Standard Plan, dan Enterprise Plan
Bertempat di D.LAB by SMDV, Jakarta, hari ini (1/12) startup Indonesia penyedia layanan CRM Bornevia mengumumkan kehadiran dua paket produk terbarunya, Enterprise Plan dan Lite Plan. Bersamaan dengan itu, berbagai fitur baru juga mulai disematkan dalam layanan Bornevia seperti Personal Messages dan 360 degree review yang lebih ditujukan untuk pasar enterprise. Ke depannya, selain mengejar target untuk profitable dan menggelar event offline rutin, Bornevia juga berencana untuk menambah kanal yang dapat terintegrasi seperti Facebook Messenger dan LINE.
CEO Bornevia Benny Tjia mengatakan bahwa salah satu alasan dari diluncurkannya paket Enterprise adalah karena melihat adanya kebutuhan Brands dan Digital Agency dalam menangani jumlah akun media sosial yang banyak dalam satu waktu. Sementara itu paket Lite Plan diluncurkan untuk membidik pasar startup yang masih baru meluncur dan tanpa modal pendanaan. Lite Plan sendiri ditawarkan gratis dan tanpa batasan waktu, tetapi terbatas untuk satu mailbox, satu widget, dan tiga pengguna.
“Kami meluncurkan Lite Plan ini karena melihat ada banyak startup baru yang masih kecil dan belum mampu menggunakan software dengan harga $10 per user per month [Standard Plan Bornevia], sedangkan mereka butuh untuk menaikkan trafik layanan. [Di sisi lain] Live chat itu terbukti bisa menaikkan conversion, jadi kami gratiskan itu [layanan Live Chat Bornevia]. Namun, kami tetap batasi hanya untuk satu mailbox, satu widget, dan tiga user,” jelas Benny.
Benny menambahkan, “Sebelum memutuskan untuk memasuki pasar Enterprise, tim kami melakukan riset terlebih dahulu. […] Kami temukan bahwa memang Brand dan Digital Agency [besar] yang terbiasa menangani banyak akun media sosial memiliki tantangan dalam memberikan social customer service yang berkualitas di saat traffic media sosial mereka sangat tinggi. Tentu menerima dan membalas semua pesan di satu platform akan lebih efisien dan meningkatkan produktivitas perusahaan.”
Peningkatan back – end dan penyematan fitur-fitur baru
Dengan membidik pasar yang lebih luar, enterprise skala besar, Benny mengungkapkan bahwa mereka juga melakukan pembenahan dari sisi back - end agar platform yang ditawarkan dapat menangani trafik yang masuk dengan cost yang terjangkau. Ini demi memperoleh margin yang tinggi dan membuat platform menjadi lebih andal.
Benny menjelaskan, “Jadi di produk baru ini kami melakukan peningkatan di sisi reliability untuk [target pasar] enterprise-nya, terutama yang memiliki banyak akun media sosial untuk brand-nya [20 ke atas]. Kami harus make sure trafik yang masuk itu bisa tertahan dengan cost yang terjangkau. Meski terlihat simple, tinggal connect akun-akun tersebut dan balas pesan yang masuk, tetapi ini sebenarnya berat untuk server.”
“Untuk handle trafik API media sosial dan pesan yang masuk dari akun-akun media sosial brand itu cost-nya bisa hampir 7000 dollar. Kemarin cost kami juga sempat melambung tinggi untuk handle semua klien enterprise, trial dan yang sudah bayar. Namun, kami sudah menemukan caranya. […] Jadi, yang kami lakukan itu optimize berbagai query yang datang dari media sosial, distribute ke server, dan macam-macam lagi sih. Ini agar kami bisa mendapat margin yang tinggi,” lanjut Benny.
Jadi, menurut Benny, inovasi yang dilakukan Bornevia sebagai sebuah perusahaan itu tidak harus berada di produk depan yang terlihat oleh konsumen, tetapi juga di sisi back – end atau infrastruktur server juga. Sementara itu dari sisi front - end sendiri, menurut Benny ada dua fitur baru yang cukup signifikan dan sudah tersemat di Bornevia.
Fitur pertama adalah Personal Messages yang memberikan kemudahan bagi klien Bornevia untuk membalas pesan customer yang masuk melalui kanal publik atau yang lebih personal seperti private message dan direct message.
Fitur kedua adalah 360 degree yang memungkinkan Bornevia untuk mendeteksi consumer yang mengirim pesan ke brand adalah sorang public figure dengan follower yang banyak atau bukan. Ini akan membuat brand menjadi lebih berhati-hati dalam membalas pesan nantinya.
Rencana lainnya yang diungkapkan oleh Benny adalah penambahan kanal yang dapat terintegrasi. Benny mengungkapkan bahwa Bornevia sedang menjajaki kemungkinan untuk bisa terintegrasi dengan berbagai platform messenger seperti Facebook Messenger, LINE, Kik, dan lainnya. Paling dekat, menurut Benny, yang memiliki kemungkinan terbesar untuk terintegrasi terlebih dahulu adalah Facebook Messenger karena menyediakan API terbuka.
Mengenai rencana untuk tahun depan, Benny hanya mengungkapkan bahwa pihanya masih mengejar target untuk bisa profitable. Baru setelah itu akan mencoba untuk maju ke putaran pendanaan berikutnya.
Di samping itu, Bornevia juga berencana untuk menggelar berbagai event offline ke depannya. Tujuannya, selain memberi edukasi klien yang baru bergabung, juga untuk menggaet klien-klien potensial.
Saat ini, Bornevia sendiri mengklaim telah memiliki lebih dari 3000 perusahaan yang menggunakan platform mereka secara global. Dari 3000 perusahaan tersebut, hampir 50 persennya adalah perusahaan lokal.
Sementara untuk pelanggan enterprise, Benny mengungkapkan sudah ada empat enterprise yang bergabung dan dua dintaranya adalah yang sudah menjadi klien berbayar, yaitu Kalbe Nutritionals dan Bounche. Dua enterprise lainnya saat ini masih dalam masa trial. Satu enterprise bergerak di sektor FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) dan satu lagi bergerak di sektor penerbangan.