1. Startup

Wifkain Paparkan Tren Pasar Tekstil, Ekspansi, dan Digitalisasi Manufaktur

Masuk ke Manufacture-as-a-Service menjadi strategi Wifkain menuju realisasi keuntungan pada 2024

Sejak awal tahun ini, Wifkain mulai menggencarkan transformasinya menjadi platform Manufacturing-as-a-Service (MaaS). Sebelumnya, startup ini berawal sebagai marketplace untuk bahan baku tekstil yang berdiri sejak 2020.

Saat berbincang dengan DailySocial.id, Co-Founder dan CEO Wifkain Sara Sofyan mengatakan ada banyak proses manufaktur yang dapat diberdayakan melalui platform MaaS. Dalam menjalankan platform ini, Wifkain menggandeng sejumlah pabrikan di berbagai segmen, kapasitas produksi, dan lokasi di Indonesia.

Selain itu, secara bisnis, platform MaaS juga dinilai dapat menghasilkan gross margin lebih tinggi, yakni 7-8 kali lebih tinggi dibandingkan hanya menyuplai bahan baku saja. "Karena MaaS punya margin bagus, path to profitability kami cukup jelas. Kalau hanya suplai raw material, yang mana masuk komoditas, pricing tidak terlalu bagus. Margin menjadi tidak sehat," tutur Sara.

Sara menyebut transaksi dari layanan MaaS belum berkontribusi signifikan saat ini. Namun, pihaknya tengah mendorong MaaS sejalan dengan upayanya mendorong realisasi keuntungan pada tahun depan.

Wifkain sempat mendapat pendanaan awal dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dengan nominal yang tidak disebutkan pada 2022.

Adapun, sebesar 90% pendapatannya disumbang dari pasar domestik. Namun, sejak beberapa bulan terakhir, Wifkain telah melebarkan permintaan pasar ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia yang telah berkontribusi terhadap total pendapatan sebesar 10%. "Ke depannya, kami ingin dorong ekspor, termasuk ke Australia dan Taiwan."

Perubahan perilaku pasar

Lebih lanjut, Sara mengungkap industri rantai pasok tekstil pasca-pandemi mengalami perubahan selama tiga tahun terakhir. Ia melihat pelaku bisnis atau pemilik merek fesyen yang biasanya impor bahan dari Tiongkok, kini mulai beralih ke manufaktur terdekat/domestik.

Wifkain disebut baru mengantongi traksi nyata pada 2021 meski sudah berdiri secara legal sejak 2020. Hal ini dikarenakan Wifkain sempat kesulitan mengakuisisi pengguna akibat pembatasan sosial selama pandemi.

Baginya, perubahan tren ini berdampak terhadap pertumbuhan organik Wifkain karena pemilik bisnis mulai mengalihkan manufakturnya ke Indonesia dan Vietnam. "Manufaktur Tiongkok menguasai 50% dari pangsa manufaktur global. Pandemi membuat ketidakjelasan di sisi logistik sehingga manufaktur terdekat (nearshoring) menjadi opsi yang jelas dan fleksibel bagi mereka," ujarnya.

Kemudian, mitra manufaktur dan pelaku bisnis yang terbiasa dengan cara konvensional sebelum pandemi, kini disebut sudah mulai mengadopsi proses kerja secara digital. Menurut Sara, ada banyak proses manufaktur yang dapat ditekan hingga 80% dengan memberdayakan teknologi.

Wifkain melayani pemilik bisnis fesyen skala menengah dengan klaim omset Rp2 miliar ke atas termasuk korporasi skala menengah ke atas yang memiliki kebutuhan pengadaan pada merchandise.

Peningkatan fitur

Dalam upayanya memenuhi kebutuhan rantai pasok tekstil, Sara mengaku tengah meningkatkan kemampuan platformnya lewat pengembangan sejumlah fitur baru pada dashboard mitra manufaktur maupun customer.

Fitur ini dapat memungkinkan mitra manufaktur untuk menginput target dan output produksi secara harian. Dengan demikian, Wifkain dapat memantau mitra yang kinerjanya agar dapat menjaga kecepatan produksi dan pengiriman barang tepat waktu.

More Coverage:

Selain itu, Wifkain juga berupaya menekan penggunaan bahan baku dengan memberdayakan beberapa proses dengan teknologi. Salah satunya adalah pembuatan pola berbasis digital (digital pattern). Fitur ini diharapkan juga dapat menekan biaya dan menghemat waktu.

"Proses di manufaktur itu panjang sekali, kami enable pada bagian tertentu. Pola yang biasanya dibuat konvensional kini melalui digital di mana bisa plotting penempatannya. Ini dapat mengurangi penggunaan raw material hingga 20%," ujarnya.

Untuk menjaga kualitas barang, Wifkain menetapkan standar quality checking (QC) sesuai SOP di internasional. Sara juga menyebut ada beberapa produk yang melalui pengecekan kualitas lebih ketat agar dapat mencapai batas tolerasi (rectification level) di level tertentu. Klaimnya, Wifkain memiliki rectification level sebesar 0,5% dari rata-rata tingkat global 3% per September 2023.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again