East Ventures Pimpin Pendanaan TreeDots, Hadirkan Solusi "Social Commerce" untuk Bahan Makanan
Merupakan startup asal Singapura; dengan pendanaan baru ini akan gencarkan ekspansi regional
TreeDots, startup social commerce asal Singapura untuk bahan makanan (termasuk memaksimalkan potensi bahan makanan layak yang tersisa), mengumumkan perolehan pendanaan seri A sebesar $11 juta (lebih dari 157 miliar Rupiah) yang dipimpin East Ventures (Growth Fund) dan Amasia. Beberapa investor lain yang turut bergabung adalah ACTIVE Fund, Seeds Capital, penulis Nir Eyal, dan aktris Fiona Xie.
Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan platform, pengoptimalan logistik makanan milik perusahaan, TreeLogs, dan ekspansi secara regional, setelah masuk ke Malaysia pada tahun lalu. Tidak disebutkan negara berikutnya yang dibidik.
Kepada DailySocial.id, Co-founder & CEO TreeDots Tylor Jong menuturkan, pihaknya berada di tengah diskusi lebih dalam terkait rencana tersebut. “Kami memiliki rencana untuk memperluas cakupan regional kami dan kami berada di tengah pemahaman [negara berikutnya] di mana akan masuk akal bagi kami,” kata Jong.
TreeDots didirikan oleh Tylor Jong, Lau Jia Cai, dan Nicholas Lim pada 2018. Perusahaan adalah marketplace untuk bahan makanan yang surplus dan tidak sempurna, dalam menyikapi permasalahan makanan yang terbuang sia-sia, terutama makanan yang dapat dikonsumsi namun dibuang. Teknologi TreeDots membantu pendistribusian ulang inventaris yang tidak terjual dari pemasok kepada bisnis seperti restoran dan kafe, memungkinkan mereka untuk mendapatkan pasokan makanan dengan harga terjangkau.
Secara global, sepertiga dari semua makanan yang diproduksi untuk dikonsumsi terbuang sia-sia. Di Asia, sebagian besar dari masalah tersebut disebabkan oleh rantai pasok yang tidak efisien. Makanan yang tidak sempurna secara estetis sering kali terbuang ke tempat pembuangan akhir padahal masih dalam kondisi segar dan bergizi sebagaimana makanan yang biasa ditemukan di rak-rak toko grosir. Makanan surplus tersebut sering dibakar atau dibiarkan membusuk, sehingga menghasilkan metana dan gas rumah kaca yang memiliki dampak 86 kali lebih berbahaya pada pemanasan global daripada karbon dioksida.
“Kami menyadari bahwa rantai toko grosir mungkin tidak akan membeli ayam yang terlalu besar atau memiliki tulang yang patah karena akan terlihat aneh di rak mereka. Tetapi gerai F&B tidak peduli karena mereka akan memotong dan menata makanan sebelum mereka sajikan. Jadi, jika mereka dapat membeli produk yang pada dasarnya sama dengan harga hingga 90 persen lebih murah daripada produk alternatif, mereka akan sangat senang. Hal tersebut mendorong kami untuk memulai marketplace makanan surplus untuk mencocokkan pasokan dan permintaan produk-produk tersebut,” terang Jong secara terpisah dalam keterangan resmi, Kamis (11/11).
Target pengguna platform TreeDots adalah waralaba F&B dan social commerce untuk mengakomodasi kebutuhan pembelian kelompok. Dengan demikian, konsumen dapat membeli produk yang sama dengan harga diskon yang lebih besar. TreeDots mengirimkan beberapa pesanan sekaligus ke satu alamat dan para pembeli dalam grup bisa mengambil barang pesanan masing-masing dari alamat tersebut. Langkah ini memungkinkan penghematan biaya logistik bagi para pembeli, juga mengurangi emisi jika dibandingkan dengan model e-commerce tradisional yang memerlukan perjalanan khusus untuk setiap pesanan yang dikirimkan.
Dari sisi penjualan, sebelum bergabung dengan TreeDots, para pemasok sering kali membayar layanan pengiriman untuk mengirim barang limbah mereka ke tempat pembuangan akhir. Dengan adanya TreeDots, sekarang mereka dapat memperoleh pendapatan tambahan dari barang bahan tersebut dan merasa puas karena dapat membantu melestarikan bumi.
TreeDots juga membantu digitalisasi operasi para pemasok menggunakan sebuah aplikasi, dan baru-baru ini mereka meluncurkan TreeLogs, penawaran logistik rantai dingin (cold-chain logistics) yang meningkatkan efisiensi proses operasi para pemasok. Ekosistem terintegrasi yang vertikal ini memungkinkan para pemasok di hulu untuk memfokuskan upaya mereka di area keunggulan mereka, yaitu pemrosesan dan produksi makanan.
“Makanan yang terbuang sudah menjadi sebuah masalah bernilai triliunan dolar, tetapi yang membuat kami sangat bersemangat adalah fakta bahwa para pemasok mulai menggunakan sistem TreeDots untuk seluruh pendapatan mereka, bukan hanya produk sisa makanan. Jika salah satu truk mereka dapat menjalankan satu pengiriman ke suatu daerah, TreeDots dapat melakukan lima pengiriman pada perjalanan yang sama dengan bekerja bersama seluruh kelompok pemasok. Kepadatan jaringan yang telah meningkat memungkinkan penurunan biaya logistik dan tingkat emisi,” kata Managing Partner East Ventures Roderick Purwana.
Nilai Gross Merchandise Value (GMV) TreeDots telah tumbuh lebih dari 4 kali lipat dari tahun ke tahun. “Terdapat banyak bisnis yang melayani industri F&B yang mengalami kesulitan selama pandemi. Akan tetapi, kami sangat terkesan dengan kemampuan tim TreeDots untuk mendorong pertumbuhan eksponensial di tengah keadaan yang sulit,” kata Managing Partner Amasia John Kim, yang juga memimpin ronde pendanaan awal TreeDots pada 2019.
More Coverage:
Sejalan dengan pengembangan bisnis TreeDots, Janet Sarah Neo, Vice President, Corporate Sustainability & Government Affairs di Lazada dan Executive Board Member di Temasek Foundation Liveability, akan bergabung dengan TreeDots sebagai Board Observer.
Startup dengan semangat yang sama
Dengan semangat yang sama ingin memaksimalkan potensi dari makanan surplus, startup lokal bernama Surplus telah hadir di Indonesia. Surplus memungkinkan para pelaku usaha F&B untuk menjual produk makanan berlebih dan imperfect produce yang masih aman dan layak untuk dikonsumsi di jam-jam tertentu sebelum tutup toko dengan diskon setengah harga.
Mitra Surplus yang telah bergabung disebutkan telah lebih dari 400 yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Yogyakarta. Kebanyakan mereka bergerak di usaha yang menghasilkan banyak produk makanan berlebih, seperti bakery & pastry, kafe, restoran, hotel, supermarket, katering, dan pertanian.