EV Hive Umumkan Perolehan Pendanaan Seri A 277 Miliar Rupiah
Putaran pendanaan dipimpin Softbank Ventures Korea, berencana melakukan ekspansi hingga ke 100 lokasi baru
Layanan co-working space EV Hive mengumumkan perolehan pendanaan Seri A senilai $20 juta (277 miliar Rupiah) yang dipimpin Softbank Ventures Korea, H&CK Partners, dan Tigris Investment. Ketiganya berbasis di Korea. Investor baru yang juga masuk dalam pendanaan ini adalah Naver, LINE Ventures, dan STIC Investment. Juga berpartisipasi adalah investor terdahulu, yaitu East Ventures, SMDV, Sinar Mas Land, Insignia Venture Partners, Intudo Ventures, dan angel investor Michael Widjaya dan Chris Angkasa.
Perusahaan berencana menggunakan dana tersebut untuk berekspansi, termasuk membuka peluang secara regional, ke 100 lokasi baru. Disebutkan mereka saat ini memiliki lebih dari 3000 anggota aktif.
Sebelumnya EV Hive memperoleh pendanaan Pra-Seri A sebesar $3,5 juta atau sekitar 46 miliar Rupiah di bulan September 2017.
EV Hive awalnya didirikan di bulan Juni 2015 oleh East Ventures sebagai sebuah "proyek kecil-kecilan" dan di bulan Mei 2017 menjadi sebuah perusahaan tersendiri. Perusahaa saat ini memiliki 21 lokasi co-working space di Jabodetabek dan Medan. Secara total, luasan tempat kerja EV Hive saat ini mencapai 30 ribu meter persegi.
Kepada DailySocial, CEO EV Hive Carlson Lau mengatakan, "Bisnis co-working memiliki potensi besar di Indonesia karena jumlah UKM yang banyak. Co-working adalah platform yang hebat untuk secara efektif menurunkan biaya berbisnis bagi startup dan UKM. Co-working saat ini hanya kurang dari 1% dari total segmen real estate komersial dan kami pikir di masa depan co-working akan menjadi bisnis mainstream dengan lebih dari 20% segmen real estate komersial akan ditempati co-working space."
Di Indonesia co-working space masih merupakan bisnis yang relatif baru dan cenderung belum memperoleh keuntungan. Meskipun demikian para pemain raksasa sudah menancapkan kukunya di sini. Raksasa co-working space Amerika Serikat WeWork telah memastikan kehadirannya di Indonesia, sementara raksasa co-working space Tiongkok UrWork berinvestasi di layanan lokal Go-Rework.
Meskipun fokus layanannya masih di kawasan Jabodetabek, Carlson memastikan akan merambah kota-kota besar lainnya di Indonesia. Carlson mengatakan, "Di luar Jabodetabek, kami telah tersedia di Medan dan kami berencana membuka co-working space di semua kota-kota besar di Indonesia. Kami berekspansi ke kota-kota dengan komunitas kewirausahaan yang kuat yang membutuhkan akses ke layanan [co-working space] ini dan tempat yang mendukung peluang kolaborasi antar kota dengan anggota-anggota kami."
Tentang rencana ekspansi regional, Carlson memastikan pihaknya masih akan fokus ke Indonesia tahun ini, tetapi tetap membuka peluang ekspansi ke negara-negara tetangga.
"Kami telah mendapatkan permintaan dari sejumlah pemilik lahan dan mitra bisnis untuk berekspansi ke kota-kotanya di kawasan Asia Tenggara. Kami melihat potensi besar di Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia ketika kami menyaksikan sendiri banyaknya aktivitas startup. Bahkan sejumlah anggota kami telah memiliki rencana berekspansi ke negara-negara tersebut dan kami berencana mengikuti konsumen kami dalam rencana ekspansi regional mereka," tutup Carlson.