Event Review: FOWAB #3, Bangkitnya Startup Indonesia
Ini jumlah yang cukup banyak bagi saya, terutama dengan tema startup, ini bisa mengindikasikan bahwa perkembangan yang baik bagi ekosistem startup lokal. Peserta yang datang juga bermacam-macam, ada yang sudah punya startup yang sedang berjalan, yang sedang mengembangkan startup dan yang masih dalam taraf ide dan berbagai peserta lain yang hampir semuanya mengikuti secara keseluruhan acara.
FOWAB #3 dibuka dengan sesi 10 by 10, dimana ada sekitar 6 startup yang melakukan presentasi dengan waktu di bawah 10 menit dengan maksimal 10 slide. Sayang sepertinya ada satu startup yang sudah submit tapi tidak datang, Nikinemu, dan digantikan dengan presentasi dari startup lain.
Startup yang melakukan presentasi diantaranya adalah, Kampoeng TI (Ahmad Syarif) yang bercerita tentang sebuah situs yang berisi berbagai informasi yang berhubungan dengan teknologi informasi, menyediakan juga beberapa fitur seperti perpustakaan serta fitur berita.
Kemudian ada Internal.web.id (Wisnu Manupraba) menjelaskan tentang startup mereka yang kini dalam taraf pre alpha, yang menyediakan layanan yang berhubungan dengan masalah internal perusahaan, seperti akunting, keuangan, karyawan, dll. Beberapa fitur yang ada antara lain, akuntansi, worklog, administrasi.
Lalu ada Blanjaa.com (Aldi Daswanto), merupakan sebuah situs yang memberikan informasi kepada para pengguna sebelum mereka berbelanja. Blanjaa menggabungkan media sosial dengan e-commerce, jadi menyediakan sebuah situs dimana terdapat berbagai review tentang tempat belanja online.
Selanjutnya ada Ilman Akbar yang mempresentasikan AnakUI.com, sebuah website komunitas mahasiswa UI yang diperuntukkan bagi mahasiswa maupun alumni untuk mendapatkan berbagai informasi tentang UI yang tidak melulu teknis akademis. Strategi monetisasi mereka seperti banner iklan, paid review serta yang sedang direncakanan sponshorship acara serta strategi yang berhubungan dengan B2B.
Selanjutnya ada presentasi dari Gamelan, sebuah media player yang didalamnya juga terdapat fitur media sosial. Dikembangkan dengan teknologi Adobe AIR, produk karya Ari Prasetyo ini dengan masuk dalam tahap RC1, berbagai info tentang versi terbaru Gamelan akan saya tulis di artikel terpisah.
Presentasi terakhir, yang menggantikan salah satu startup yang tidak hadir adalah Brian dari VimpleShop. Sebuah aplikasi pembuat toko online yang memiliki kelebihan pada sisi kesederhanaan, dan juga menyasar mereka yang tertarik untuk membuat toko online tapi tidak mempunyai keahlian teknis yang berhubungan dengan program, yang menyediakan berbagai fitur yang bisa 'dibeli' secara eceran, membayar hanya jika menggunakan fitur.
Selain presentasi para startup ada juga presentasi dari Natali yang menjelaskan tentang SWA Startup, sebuah event yang diadakah oleh SWA yang menjadi semacam inkubator untuk para startup, yang akan menyediakan beberapa fasilitas bagi startup yang lolos seleksi, seperti pelatihan dan bagi yang terpilih akan ditampilkan profilnya di SWA, serta berbagai fasilitas lain. Lalu ada presentasi dari British Council yang menjelaskan tentang IYCE (International Young Creative Entrepreneur) Awards 2010.
Rama dari DailySocial juga mempresentasikan slide yang menjelaskan tentang konsep startup dan mengumuman SparxUP Awards 2010. Rama memberikan penjelasan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para startup, antara lain Innovative, Disrupt, Execute, Scale. Jika produk itu bagus, maka mereka akan memasarkan diri mereka sendiri. Salah satu ide untuk membuat startup adalah membangun produk mereka dari pemecahan akan suatu masalah, masalah di tingkat lokal tentu berbeda dengan masalah yang ada dinegara lain, dari situ layanan yang mereka berikan akan menjadi inovatif.
Rama juga mengumumkan tentang SparxUp Awards 2010, sebuah ajang kompetisi web bagi para digital startup (pemula) di Indonesia. SparxUp hadir untuk membuka kesempatan bagi para digital startup di Indonesia supaya lebih maju dan dapat terus berkarya. SparxUP juga tidak hanya berisi award atau penganugerahan penghargaan saja tetapi merupakan rangkaian acara yang berkelanjutan, mulai dari dari roadshow ke universitas-universitas di kota-kota besar, workshop gathering dan banyak lagi.
Dan akhirnya acara masuk pada diskusi utama yaitu diskusi yang berhubungan dengan startup dengan menghadirkan Satya dari Koprol, Selina dari Urbanesia, lalu ada Dondi Hananto yang mewakili pendapat para investor, tidak hanya itu tapi juga menghadirkan pembicara lain, seperti Rajasa dari GantiBaju dan Fares dari Scraplr. Diskusi dimoderatori oleh Rama dari DailySocial.
Masing-masing pembicara menceritakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan startup mereka serta informasi seputar investor, seperti Fares dari Scraplr yang bercerita tentang pertanyaan yang sering ditanyakan pada startup oleh para investor, yaitu seputar produk yang ditawarkan serta solusi yang ingin dibuat atas masalah tertentu.
Selina dari Urbanesia bercerita tentang pertemuan Urbanesia dengan East Ventures yang kini telah mengakuisisi sebagian saham di Urbanesia, Selina bercerita pertemuan dengan investor itu memang harus nyambung, fell-nya harus kena, masalah teknis baik itu aplikasi, bisnis model atau produk itu penting tapi kecocokkan antara startup dan investor juga sangat penting. Investor di Urbanesia tidak hanya memberikan dana, namun memberikan arahan, terutama tentang user serta prediksi akan iklim bisnis di masa datang, dan terutama juga relasi.
Sedangkan Rajasa dari GantiBaju menjelaskan sisi lain dari investor. Biasanya yang menjadi fokus itu bagi startup tentang investor itu adalah dana, namun tidak selamanya investor itu 'aman', Rajasa memberi beberapa saran sebaiknya cari informasi dulu yang lengkap sebelum startup di invest, jangan terlalu 'buta' dengan dana, lihat detail kontrak serta diskusi dengan orang lain.
Investor pun punya beberapa sifat yang kadang tidak cocok dengan 'gaya' startup, seperti ada yang ingin melakukan kontrol pada startup, ada juga yang money laundry. Kecocokkan disini punya peran penting, karena investor bukan hanya masalah dana tapi juga harus bisa membuat startup tumbuh pesat .
Dondi Hananto yang mewakili pendapat para investor karena dekat dengan para angel investor juga membagikan beberapa insight dan informasi seputar investor. Bahwa the real investor, pasti mengharapkan dana mereka kembali lagi, persis seperti prinsip investasi, meskipun mereka masuk dalam tipe angel investor, namun jika dana yang mereka berikan bisa balik lagi, tentu akan lebih baik.
Dimata investor beberapa hal yang hampir selalu ditanyakan adalah mengenai solusi, guna produk/aplikasi dari para startup. Selain itu satu hal penting yang terkadang dilupakan oleh para startup adalah pitch. Dondi menjelaskan bahwa sebaiknya para startup memperhatikan hal ini, startup harus bisa menjelaskan tentang layanan mereka dengan tepat, dalam waktu yang singkat tapi tetap bisa fokus dan mengena dengan tepat apa yang menjadi inti utama layanan yang diberikan. Istilahnya yaitu 'elevator pitch'.
Dondi juga mengatakan bahwa mereka yang mempunyai startup harus memikirkan produk mereka sebagai bisnis, jika mereka memang mencari investor. Startup yang diarahkan sebagai bisnis juga harus bisa menghasilkan pemasukan, memenuhi standar BEP atau pengembalian investasi, dll.
Banyak hal lain yang bisa didapatkan atau diberikan investor, seperti jaringan, kemampuan manajerial, lalu detail pekerjaan internal perusahaan seperti perekrutan pegawai, sistem gaji, SDM, dan hal detail lain yang harus dimiliki sebuah perusahaan bisnis.
Sedangkan Satya bercerita tentang kisah Koprol dan cerita awal mereka dekat dengan investor sebelum akhirnya diakuisisi oleh Yahoo!. Koprol pada awalnya dikembangkan tanpa target, mungkin berbeda dengan startup lainnya, Koprol fokus pada produk baru, model bisnis, yang sebenarnya tidak terlalu cocok dengan kriteria investor.
Tentang investor, Satya menjelaskan tentang pengalaman mereka bertemu dengan berbagai macam investor, ada yang ingin berinvestasi pada talent-nya saja, tapi tidak pada produk, yang berarti kalau diakuisisi, Koprol-nya ditutup. Ada juga yang sudah cocok namun investornya belum berpengalaman.
Salah satu Kerjasama awal Koprol dan Yahoo! adalah acara Yahoo! Open Hack Day, dimana di acara tersebut Koprol diekspose. Yahoo! juga ingin masuk ke emerging market Indonesia dimana Koprol sudah punya pondasi, selain itu pertumbuhan internet bergerak dan ranah sosial, dimana Yahoo! juga ingin berkonsentrasi, dimiliki oleh Koprol. Dan terutama mereka merasa cocok, Yahoo! adalah perusahaan teknologi yang juga bisa scale Koprol ke pengguna yang lebih besar lagi.
Sesi pertanyaan menjadi salah satu yang paling menarik, animo para peserta untuk mendapatkan masukan dari pengalaman para startup yang telah dilirik para investor ini sangat besar. Beberapa pertanyaan berkisar tentang bantuan serta target apa yang diminta oleh investor atas pemberian dana, serta yang paling menarik adalah tentang modal awal dari para startup ini dalam memulai bisnis mereka.
Mengenai target, Urbanesia mengatakan bahwa target mereka tahun ini adalah 10 juta pageviews perbulannya. Untuk Koprol, sepertinya kita harus bersabar, karena Satya hanya mengatakan akan ada perkembangan nanti pada bulan puasa. Dan, akhirnya para startup ini 'dipaksa' mengaku oleh salah satu pengunjung, yang kebetulan teman saya juga untuk membongkar rahasia modal awal mereka.
Pada pertanyaan ini tidak ketinggalan Rama juga memberitahukan tentang modal awal DailySocial yang hanya 800 ribu rupiah. Sedangkan Satya mengatakan mereka pada awalnya melakukan subsidi silang untuk membiayai Koprol, namun Koprol diperkirakan punya biaya modal awal sebesar 1 miliar, sedangkan Rajasa dari GantiBaju mengatakan bahwa modal mereka nol! Mereka menggunakan model kerjasama jadi, mesin situs mereka bekerjasama dengan iCreativelabs dari Bandung, lalu hosting juga mereka dapatkan gratis, dan masalah marketing dikerjakan Rajasa.
Scraplr mengatakan modal awal mereka hanya sekitar $20 itu untuk biaya hosting. Yang paling 'malu-malu' untuk mengatakan modal awal adalah Selina dari Urbanesia, namun setelah 'dipaksa' oleh sekitar 100 orang lebih pengunjung yang hadir, akhirnya Selina mengatakan bahwa modal awal Urbanesia itu sekitar 1 miliar dan itu tidak cukup.
Dari sini sebetulnya bukan masalah modal yang paling penting. Rama juga menjelaskan bahwa bootstrapping itu bisa dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya seperti yang dijalankan oleh GantiBaju, event seperti FOWAB ini juga berguna, misalnya ketemu programmer lalu ngobrol tentang ide startup, siapa tau yang tadinya cuma ide bisa dibuat menjadi sebuah produk jadi.
Ada juga pertanyaan tentang bagaimana jika startup masih dalam tahap awal pengembangan, apakah investor mau untuk berinvestasi pada startup seperti ini, Dondi menjelaskan ada yang namanya seed investor, yang memang memberikan dana untuk startup yang masih dalam taraf pengembangan awal, namun akan lebih baik jika ada semacam prototype jadi produknya sudah ada bukan hanya konsep.
Sebelum ditutup ada dua pengumuman tambahan yaitu Bandung Venture Night serta pengumuman Hack Camp. Untuk informasi lanjutan bisa cek situs FOWAB dan untuk bahan presentasi bisa cek tautan berikut. Fowab #3 sudah selesai, dan kini tinggal menunggu acara FOWAB #4 dan seterusnya, satu hal yang saya yakini, akan semakin banyak startup bermunculan, dan itu sangat bagus.
Terus terang saya jadi bersemangat, DailySocial dan Sparx Up Award juga hadir untuk para startup lokal ini, pertumbuhan startup tentu akan menarik, semoga pertumbuhan yang terjadi di tingkat lokal ini juga bisa membuat para startup semakin dewasa, dan bisa memunculkan berbagai inovasi serta pemecahan berbagai masalah.
Maju terus startup lokal!
Update: Dalam posting pertama tulisan ini ada satu startup lokal yang terlewat pada sesi 10 by 10, namun telah saya tambahkan langsung pada artikel.