Facebook Mengganti Layanan Credits Dengan Mata Uang Lokal
Layanan mata uang virtual Facebook Credits akhirnya berakhir. Setelah terseok-seok sejak awal peluncurannya pada Juni 2011 silam, layanan yang diproyeksikan Facebook untuk mempermudah sistem pembayaran dalam in-app purchase dari Facebook ini akhirnya harus dihentikan demi penataan ulang sistem pembayaran dari layanan commerce yang diusungnya. Apa penyebabnya?
Dilansir oleh situs TechCrunch pada hari ini (13/9), kondisi mata uang internasional yang terus mengalami fluktuasi yang mengakibatkan pengguna mengalami kesulitan dalam menggunakan layanan Facebook Credits ini dianggap menjadi penyebab utama mengapa layanan ini harus segera dihentikan. Setelah mengalami permasalahan yang cukup rumit, Facebook secara resmi malam tadi akhirnya mengambil langkah terbaik untuk menyudahi layanannya tersebut. Disebutkan, Facebook kini telah memutuskan untuk melakukan langkah transisi dalam layanan mata uang virtual-nya yang kini telah disesuaikan dan diganti dengan kebijakan mata uang lokal.
Langkah transisi yang dilakukan oleh layanan Facebook ini dinilai merupakan langkah yang tepat untuk meng-akselerasi layanan dari Facebook tersebut dalam upayanya menjadi leader dalam platform social media internasional. Masih dikutip dari laman TechCrunch, keputusan Facebook dalam menutup sekaligus transisi layanan Facebook Credits ke mata uang lokal dianggap mampu membantu para pengembang dan Facebook sendiri untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan jika menggunakan penyesuaian mata uang lokal, sistem pembayaran yang diusung tentunya akan jauh lebih mudah, cepat, dan yang pasti akan menguntungkan berbagai pihak.
Layanan mata uang virtual Facebook Credits sejatinya merupakan layanan yang bisa dibilang cukup memudahkan pengguna Facebook dalam melakukan transaksi in-app purchase dari berbagai fasilitas yang disediakan oleh Facebook sendiri. Sukses diaplikasikan oleh Google Play Store dan iOS App Store dalam penjualan in-app purchase dari ribuan aplikasinya yang menggunakan mata uang lokal, Facebook terlihat seperti ingin juga mendulang sukses dari hal tersebut, namun sayang keputusan Facebook dalam menyatukan satuan mata uang internasional yang diusung pada awalnya malah membuat layanan ini tidak populer dan dianggap merepotkan sejumlah pengguna.
Padahal konsepnya sendiri cukup baik. Dengan Facebook Credits pengguna memiliki “jalan pintas” untuk melakukan transaksi tanpa harus direct payment langsung ke pihak pengembang dan tentu pengguna dapat mengandalkan sistem keamanan yang diusung oleh Facebook. Selain itu, dari sisi pengembang, Facebook Credits juga dinilai mampu menyamaratakan bentuk transaksi antara pengembang yang telah memiliki nama besar dengan pengembang kecil lainnya yang sama-sama melakukan monetisasi dari hal tersebut.
Tak semulus konsepnya yang dinilai mampu menguntungkan berbagai pihak, di tengah-tengah jalan Facebook Credits harus mengalami sejumlah kendala, yang terparah tentu masalah konversi mata uang yang menyebabkan layanan ini harus dihentikan. Bisa dicontohkan, jika suatu harga credits yang ditetapkan di Amerika Serikat dianggap murah, tidak halnya dengan nilai mata uang di sejumlah negara di Asia Tenggara yang tentu mengalami penyesuaian yang tidak murah.
Ibaratnya, jika 20 credits senilai US$ 2 yang tentunya dianggap murah oleh sebagian pengguna di Amerika Serikat tentu menjadi tidak murah lagi jika dikonversikan misalnya ke dalam mata uang Rupiah yang menjadi sekitar Rp. 22.000 (menurut nilai tukar Dollar terhadap Rupiah akhir-akhir ini yang melonjak naik). Melihat hal tersebut, Facebook akhirnya harus melakukan penyesuaian dengan tidak lagi menggunakan platform Facebook Credits dengan mata uang internasional melainkan melakukan penyesuaian dengan mata uang lokal.
Deb Liu selaku Team Leader dari Facebook’s Payment mengkonfirmasi perihal dihentikannya layanan Facebook Credits ini. Dirinya menyatakan, dengan perbaikan sistem pembayaran dari Facebook ini dari sisi pengembang sebenarnya dapat memanfaatkan keuntungan secara lebih baik lagi dengan dilakukannya transisi ini. “Sebagian besar pengguna benar-benar menghabiskan satu permainan (facebook games) bahkan lebih. Langkah menggunakan mata uang lokal bisa dibilang merupakan salah satu manfaat lebih yang dapat pengembang manfaatkan dalam Facebook Credits ini,” ujar Deb sesuai dengan pemberitaan TechCrunch.
Langkah tepat yang dilakukan Facebook dalam menata ulang sistem pembayarannya dan mengganti layanan Facebook Credits dengan mata uang lokal ini dinilai merupakan salah satu upaya Mark Zuckerberg dan segenap timnya dalam memantapkan posisi Facebook sebagai platform social media yang menyajikan layanan commerce bagi penggunanya di seluruh dunia.
Tak main-main dalam hal yang serupa, sebelumnya juga telah kami beritakan bahwa Facebook berencana meluncurkan layanan mobile payment demi menghadirkan jasa pembayaran online yang memudahkan bagi pengguna. Apakah layanan ini akan berhasil ke depannya? Sampaikan pendapat Anda di bawah.