1. Startup

Situs Agregator Produk Keuangan GoBear Resmikan Kehadiran di Indonesia

Baru berisi produk pembanding KTA, kartu kredit, asuransi perjalanan, dan asuransi mobil

Saat ini mendapatkan informasi memang sudah mudah, tapi tidak untuk produk keuangan. Tak hanya mengandalkan akses online saja, produk keuangan perlu mudah dipahami dan bisa dibandingkan antara satu pemain dengan lainnya karena berkaitan dengan kebutuhan tiap orang yang berbeda. Dalam mengatasi masalah tersebut, GoBear meresmikan kehadirannya di Indonesia.

GoBear adalah startup fintech yang bergerak di agregator produk keuangan sejak 2015 di Singapura. Sebenarnya, situs GoBear untuk melayani pasar Indonesia sudah siap sejak Agustus 2018. Namun baru diisi dengan mitra bank dan non bank pada Februari 2019.

CEO GoBear Adrian Chng menjelaskan, GoBear dapat menjadi jembatan buat para pengguna untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka. Sebab di dalam situs GoBear, selain mengakses produk keuangan, pengguna dapat mengenali profil dan risiko keuangannya.

"Visi dari GoBear adalah menawarkan kesehatan keuangan konsumen karena produk yang ditawarkan melalui kami sudah disesuaikan dengan penilaian dan risiko dari penggunanya itu sendiri," terangnya, Selasa (26/3).

Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menambahkan, profiling ini menjadi diferensasi utama antara perusahaan dengan pemain sejenis. GoBear meminta pengguna untuk mengisi data, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, demografi. Kemudian secara sistem akan mencocokkan dengan produk keuangan dari bank dan non bank yang sudah bermitra dengan GoBear.

Pada tahap awal, GoBear baru menyediakan produk pinjaman tanpa agunan (KTA), kartu kredit, asuransi perjalanan, dan asuransi mobil. Beberapa mitranya adalah Bank Mandiri, Bank Danamon, BCA, BNI, CIMB Niaga, Tokio Marine, Asuransi Simasnet, Avrist, Asuransi Adira, dan masih banyak lagi.

"Tahun ini kita mau tambah produk asuransi kesehatan di Juli nanti. Kita juga mau tambah mitra dari institusi keuangan supaya pengguna yang mencari produk keuangan bisa terakomodir dengan baik. Sebab komitmen kita masuk ke sini karena buat jangka panjang," katanya.

Dari sisi pengembangan teknologi, sambungnya, ke depannya perusahaan akan menyediakan layanan yang secara end-to-end seperti apa yang sudah terjadi di Vietnam. Di sana, ketika pengguna mengajukan aplikasi suatu produk bank, sudah sepenuhnya tanpa kertas dan bersifat online.

Beda halnya di Indonesia yang masih memerlukan proses verifikasi via telepon oleh pihak bank. Pengguna juga perlu mengisi formulir secara fisik, tentunya memakan waktu dan biaya.

"Di Indonesia, teknologi yang kami berikan itu sifatnya masih standar dulu. Butuh proses juga karena machine learning yang kami miliki itu masih terbatas data-data yang sudah dihimpun."

Diklaim situs GoBear telah dikunjungi lebih dari 500 ribu kali. Secara global, GoBear dikunjungi lebih dari 40 juta orang, dengan persentase 51% adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Produk yang tersedia di GoBear mencapai 1.500 dari 90 mitra institusi keuangan.

Selain di Singapura dan Indonesia, GoBear telah beroperasi di tujuh negara, termasuk Hong Kong, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Kehadiran GoBear meramaikan pasar agregator produk keuangan di Indonesia. Pemain yang sebelumnya sudah lebih dahulu beroperasi adalah CekAja, Cermati, KreditGoGo, HaloMoney dan lainnya. Menurut data OJK, segmen ini baru diisi oleh 9% dari total pemain fintech di seluruh Indonesia yang berjumlah 229 perusahaan.