Google Akuisisi Sebagian Divisi Smartphone HTC Senilai $1,1 Miliar
Sekitar 2.000 karyawan HTC yang bertanggung jawab atas pengembangan Pixel dan Pixel XL bakal bergabung dengan Google
Google bakal mengungkap generasi kedua lini smartphone Pixel-nya pada tanggal 4 Oktober nanti. Namun sebelum itu terjadi, Google rupanya ingin mencuri perhatian terlebih dulu dengan mengakuisisi sebagian divisi smartphone HTC senilai $1,1 miliar, atau kurang lebih setara Rp 14,7 triliun.
Kata "sebagian" adalah yang terpenting dari kabar ini. Seperti yang kita tahu, Pixel dan Pixel XL yang dirilis tahun lalu merupakan hasil kolaborasi Google dan HTC, dan akuisisi ini hanya dimaksudkan untuk merekrut secara spesifik tim dari HTC yang mengembangkan kedua ponsel tersebut.
Menurut HTC sendiri, tim tersebut terdiri dari sekitar 2.000 orang, dan semuanya bakal bergabung dengan Google dalam beberapa bulan mendatang. Sebagai bonus, akuisisi ini rupanya juga mencakup lisensi non-eksklusif atas sebagian properti intelektual milik HTC.
Ini bukan pertama kalinya Google mengakuisisi suatu pabrikan smartphone. Kita semua tahu kalau di tahun 2011 mereka sempat meminang Motorola dengan mahar sebesar $12,5 miliar, sebelum akhirnya menjualnya ke Lenovo seharga $2,9 miliar saja di tahun 2014.
Google tampaknya ingin lebih berhati-hati di sini. Nilai akuisisi yang jauh lebih kecil memungkinkan mereka untuk mengambil alih tim bertalenta yang sudah mereka percayai – setidaknya selama setahun terakhir – tanpa harus membeli aset yang lebih mahal pula, seperti misalnya fasilitas manufaktur.
HTC sendiri sudah sejak lama mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Google. Pada kenyataannya, smartphone pertama yang meluncur ke pasaran dengan sistem operasi Android adalah HTC Dream di tahun 2008. Dua tahun kemudian, Google pun juga mengawali debutnya di segmen smartphone dengan memercayakan HTC sebagai pengembang Nexus One.
Akuisisi ini bukan berarti HTC sudah menyerah di industri smartphone. Ke depannya mereka masih akan tetap bermain di segmen premium dan mengembangkan smartphone-nya sendiri, meski mungkin tidak seagresif sebelum-sebelumnya. Di saat yang sama, akuisisi ini juga berarti HTC bisa lebih berfokus pada divisi VR-nya yang memiliki masa depan lebih cerah.
Sumber: Google dan New York Times.