1. Startup

Grab Resmi Umumkan Rencana "Go Public" Melalui SPAC

Menggandeng Altimeter, rencananya bakal listing di pertengahan tahun dengan valuasi hampir $40 miliar

Kemarin Grab mengumumkan kepastian go public di bursa saham Amerika Serikat menggunakan Special Purpose Acquisition Company (SPAC) bermitra dengan perusahaan cek kosong (blank check company) Altimeter Growth Corp ($AGC). Tidak disebutkan kapan pastinya proses ini selesai, tapi diperkirakan perusahaan resmi menggunakan ticker $GRAB di pertengahan tahun ini.

Grab menjadi perusahaan Asia Tenggara kedua yang memastikan melantai menggunakan SPAC. Sebelumnya Vision+, anak perusahaan MNC, telah menggandeng Malacca Straits Acquisition Company ($MLAC) untuk go public di kuartal ketiga tahun ini.

Grab membidik valuasi $39,6 miliar (sekitar Rp580 triliun) dan perolehan dana segar $500 juta dari $AGC dan melalui PIPE (Private Investment in Public Equity) senilai $4 miliar. $750 juta di antaranya merupakan komitmen Altimeter.

"Altimeter berkomitmen untuk memegang saham yang dimiliki oleh sponsornya selama tiga tahun dan juga akan melakukan kontribusi yang besar dari sahamnya untuk dana abadi GrabForGood. Altimeter bersama dengan para investor dan lembaga pengelola investasi ternama lainnya akan bersama kami dalam jangka panjang,” ujar Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan.

Angka valuasi Grab ini setara dengan valuasi yang diharapkan hasil merger Gojek dan Tokopedia. Sepanjang tahun 2020, Grab mencatatkan penjualan (Gross Merchandise Value / GMV) $12,5 miliar, dengan pilar bisnis terdiri atas Delivery (pengantaran), Mobility (pergerakan orang), dan Finance (kegiatan finansial). Indonesia adalah pasar terbesar Grab.

Anthony mengatakan, “Merupakan suatu kebanggaan bagi kami untuk dapat mewakili Asia Tenggara di pasar terbuka global. Langkah ini merupakan pencapaian dari perjalanan kami dalam memberikan akses kepada setiap orang untuk dapat menikmati kemajuan ekonomi digital. [..] Ketika Asia Tenggara sukses, maka Grab juga sukses.”

Brad Gerstner, Founder & CEO, Altimeter menambahkan, “Sebagai salah satu perusahaan internet terbesar di dunia dengan pertumbuhan terpesat, Grab membuka jalan digital bagi 670 juta masyarakat Asia Tenggara. Kami sangat senang bahwa Grab memilih Altimeter Capital Markets sebagai mitra IPO mereka dan sangat bersemangat untuk bergabung menjadi pemilik-pemilik jangka panjang dari perusahaan yang inovatif dan bermisi besar ini.”

Hati-hati dengan SPAC

Makin menjamurnya perusahaan yang go public menggunakan SPAC menjadi perhatian tersendiri dari regulator. Regulator Amerika Serikat, SEC, menghimbau agar keputusan berinvestasi di suatu SPAC tidak semata-mata karena didukung selebritas industri dan mewajibkan investor tetap melakukan pengecekan dan riset sendiri.

Menurut data yang dikompilasi Dealogic dan Goldman Sachs, pertumbuhan perolehan dana publik melalui SPAC melonjak pesat di tahun 2020 dan mencapai puncaknya di kuartal pertama 2021. ZeroHedge melaporkan angka ini turun drastis di permulaan kuartal kedua. SEC disinyalir memperketat proses pendaftaran dan go public SPAC ini demi melindungi dana publik.

Secara umum, SPAC mempermudah dan mempercepat proses go public perusahaan karena tidak banyak paperwork dan persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan. Meskipun demikian, kasus Nikola, yang menyebabkan pendirinya harus mengundurkan diri, merupakan contoh bahwa perusahaan yang go public melalui SPAC ternyata belum pasti bebas dari masalah.