Grup Modalku Rumahkan 38 Karyawan di Indonesia
Perampingan bisnis ini sejalan dengan fokus perusahaan untuk melanjutkan pertumbuhan dan mencapai profitabilitas
Funding Societies atau Grup Modalku mengumumkan perampingan operasional bisnis yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 38 orang dari total 214 karyawannya di Indonesia. Keputusan ini ditempuh lantaran kondisi ekonomi makro yang kurang baik sehingga berdampak terhadap pengguna layanan.
Dalam pernyataan resminya, Grup Modalku memastikan karyawan yang terdampak akan menerima kompensasi sesuai regulasi yang berlaku. Ragam penyesuaian, seperti akses terhadap asuransi kesehatan hingga akhir tahun, dukungan mental health, penulisan CV, pelatihan interview, dan surat rekomendasi akan disediakan.
Perusahaan juga menyatakan keputusan ini diambil untuk menyesuaikan prioritas bisnis saat ini dan masa depan, yakni memberikan dukungan kepada UMKM, baik pendanaan maupun pembayaran, sambil melakukan transisi menuju bisnis yang lebih ramping. Pihaknya akan fokus pada pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.
Setelah resmi masuk ke layanan multifinance pada akhir 2022, Grup Modalku belum lama ini juga meluncurkan layanan Modal Proyek yang memfasilitasi pendanaan tambahan bagi perusahaan atau vendor e-catalogue dan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik).
Hingga saat ini, perusahaan telah menyalurkan pendanaan lebih dari $3,2 miliar atau sekitar Rp49 triliun dalam 5 juta transaksi pendanaan UKM di seluruh operasional bisnis. Sekitar 100 ribu pengusaha berhasil menjaga tingkat default di bawah 2%.
Gelombang baru efisiensi
Meskipun Covid-19 sudah tidak lagi berstatus pandemi global, dampaknya masih terasa hingga saat ini. Banyak perusahaan teknologi yang masih melakukan PHK dikarenakan kondisi ekonomi global yang memburuk, terlihat dari tingginya angka inflasi dan kenaikan suku bunga. Kondisi ini membuat iklim investasi memburuk secara signifikan.
Selain Modalku, beberapa startup fintech sudah lebih dulu mengumumkan efisiensi bisnisnya, termasuk Ayoconnect (FaaS) yang memangkas 10% dari total karyawannya di Indonesia dan Qoala (insurtech) yang merumahkan 80 orang karyawannya di Indonesia dan Malaysia.
Langkah efisiensi juga ditempuh P2P lending Akseleran, yang mana situasi ini memaksa perusahaan menunda pelaksanaan IPO dari rencana semula pada 9 Agustus 2023 menjadi 2024. Hal ini dipicu oleh belum adanya investor strategis yang tepat untuk mendukung aksi korporasi tersebut. Akseleran juga melakukan restrukturisasi internal dengan melakukan PHK 60 karyawan.
More Coverage:
Ketidakpastian kondisi makro ekonomi kerap dijadikan kambing hitam atas langkah restrukturisasi dan efisiensi sejumlah pelaku startup. Perusahaan teknologi didorong untuk segera melakukan penyesuaian terhadap fokus serta kebutuhan bisnis demi menemukan lajur menuju profitabilitas. Sementara itu, investor dipantau semakin ketat dalam memberi pendanaan.
Berdasarkan data publik yang dicatat DailySocial.id, di semester ganjil tahun ini terdapat sekitar 73 pendanaan startup diumumkan ke publik (34 transaksi disebutkan nominalnya) dengan nilai $707 juta. Angka ini merosot 74% dari periode yang sama tahun lalu dengan 149 transaksi pendanaan (99 transaksi diumumkan nilainya) atau dengan nilai $2,69 miliar.