1. Startup

Tim Peneliti ITB Ukur Indeks Kesiapan Kota-Kota di Indonesia untuk Smart City

Jadikan tata kelola, teknologi informasi dan komunikasi, dan masyarakat sebagai parameter utama

Untuk mengetahui kesiapan adopsi gagasan smart city di Indonesia tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang melakukan pengukuran indeks kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori smart city. Guru Besar Teknologi Informasi ITB Prof Suhono H Supangkat menjelaskan pengukuran ini ditujukan untuk mengetahui posisi kota-kota di Indonesia seperti Bandung terkait kesiapannya mengadopsi konsep smart city ini.

"Kami sedang mengukur. Nanti bulan Agustus kita lihat hasilnya Kota Bandung ada di posisi mana. Sekarang kami belum tahu karena bisa tergantung pada Kota Bogor, Surabaya, Makassar, atau Kota Balikpapan," ungkap Suhono.

Suhono memaparkan bahwa pada dasarnya konsep smart city tak hanya tentang penerapan teknologi untuk mengurai permasalahan perkotaan, namun juga bagaimana tata kelola di perkotaan yang mampu memberikan rasa aman, nyaman dan berkelanjutan.

“Jangan anggap kota cerdas itu teknologi. Kota cerdas berhubungan erat dengan orang-orangnya, ekosistemnya, dan lain-lain. Maka itu perlu pengelolaan yang baik. Konsep smart city sekarang mulai populer,” ujarnya.

Menurut Suhono untuk ada 12 parameter utama yang dijadikan rujukan menentukan kategori smart city, namun parameter tersebut dibagi menjadi tiga pokok utama yakni tata kelola, teknologi informasi dan komunikasi, serta orang-orang atau masyarakat kota tersebut.

Sejauh ini menurut Suhono kota-kota yang ada di Indonesia masih dalam tahap mempersiapkan diri. Jadi bisa di bilang seluruh kota di Indonesia sedang menuju konsep smart city tersebut.

“Di Indonesia semua kota menuju ke smart city. Kalau sudah smart city berarti 'enggak' boleh ada macet, copet, geng motor, begal,” kata Suhono yang juga menjabat sebagai Chairman Asia Africa Smart City Summit 2015. Sebuah acara yang akan digelar di Bandung pada 22-23 April mendatang dan akan menghadirkan sejumlah pemimpin kota di Asia Tenggara untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman untuk pengelolaan smart city.

Sebelumnya Suhono juga telah memperkenalkan program Open Innovation Lab milik ITB. Program inovatif tersebut juga  rencananya akan dimulai pada bulan Agustus tahun ini. Program tersebut nantinya akan mengumpulkan ide-ide dari para individu dan komunitas dari berbagai latar belakang baik melalui diskusi secara langsung maupun virtual.