Strategi Investasi MDI Ventures untuk Startup Asing
Memungkinkan adanya sinergi antara startup lokal dan luar saat "scaling up"
Hari ini (04/7) MDI Ventures mengumumkan pendanaannya untuk startup pengembang platform manajemen e-commerce asal Singapura, Anchanto. Pendanaan ini sekaligus menambah panjang daftar perusahaan luar yang diinvestasi melalui perusahaan modal ventura Telkom Group ini. Sejak Januari 2018, DailySocial memberitakan sudah ada 5 perusahaan asing yang mendapatkan suntikan dana melalui MDI Ventures, termasuk di antaranya Postr (Selandia Baru), Whispr (Australia), Intelligence Element (Amerika Serikat), dan Roambee (California).
Untuk memindai bagaimana strategi apa di balik sepak terjang tersebut, kami mewawancara CEO & Investment Director MDI Ventures, Nicko Widjaja. Mengawali perbincangan Nicko menjelaskan soal misi strategis pendanaan yang ditujukan pada startup luar. Ia menegaskan bahwa seluruh startup yang diinvestasi akan membuka bisnisnya di Indonesia, sekaligus memperkuat ekosistem Telkom Group di berbagai lini bisnis. Misalnya, yang terbaru, Anchanto akan bersinergi dengan Metra Logistics.
Namun di luar sana banyak yang melihat bahwa MDI Ventures erat kaitannya dengan pendanaan startup lokal. Hal tersebut dikarenakan Telkom sendiri cukup serius dalam memberdayakan startup di Indonesia melalui program-programnya. Terkait dengan ekosistem startup lokal Nicko menjelaskan bahwa ada pola sinergi yang dapat diterapkan, untuk scaling up dan product localization.
"Biasanya startup lokal di dalam portofolio kami bekerja sama dengan portofolio luar, dan tidak menutup kemungkinan portofolio luar kami melakukan investasi juga kepada startup lokal tersebut. Contohnya salah satu portofolio IoT kami telah memiliki pangsa pasar di 9 negara. Di Indonesia mereka melihat salah satu startup IoT lokal yang diinvestasi oleh MDI Ventures mengerti sekali kondisi Indonesia. Biasanya kami pertemukan agar bersinergi. Selain transfer pengetahuan dan teknologi yang terjadi adalah startup IoT luar mendapatkan kearifan lokal dari startup IoT lokal, dan sebaliknya startup IoT lokal dibawa scaling oleh startup IoT luar," terang Nicko.
Kriteria yang ditekankan
Kendati kebanyakan startup luar yang diinvestasi memiliki model bisnis B2B, Nicko memaparkan tidak menutup kemungkinan untuk model bisnis lain, misal B2B2C atau B2G sekalipun. Jurtru ia menekankan bahwa lanskap deep-tech yang menjadi prioritas ke depannya, termasuk untuk kategori digital enterprise, AI/deep learning, IoT, big data dan sebagainya. Penguatan ekosistem startup non e-commerce dan fintech mulai menjadi perhatian MDI Ventures.
Terkait kriteria startup, MDI Ventures menyaratkan pada dua aspek utama. Pertama ialah fundamental keuangan yang solid. Lalu yang kedua, bisnis startup tersebut harus dapat bersinergi dengan unit yang terdapat dalam Telkom Group.
"Bagaimanapun kami tidak akan se-fleksibel investor lain yang kriterianya lebih dominan kepada sesuatu yang 'intangible' (misalnya: founder, ide, dsb). Fundamental keuangan harus solid, ini yang telah kami pelajar selama 4 tahun terakhir: cash-poor startup only result in poor collaboration. Karena akhirnya mereka hanya menjadi 'vendor' bukan 'founder'. Kami lebih memilih startup menggarap new market opportunity daripada mengerjakan proyek-proyek yang sifatnya vendoring," jelas Nicko.
Terlepas dari investasinya terhadap startup luar, MDI Ventures juga berkomitmen akan terus menggelontorkan investasi besar di Indonesia. Tahun ini dipastikan akan melanjutkan investasi ke startup lokal, bahkan dengan porsi yang lebih besar.