Jakarta Founder Institute Angkatan Pertama, Luluskan 13 Founder - 8 Startup
Ada 13 founder yang mendirikan 8 startup dengan bermacam-macam layanan, ada fitur dan layanannya yang sudah live dan bisa dinikmati oleh pengguna, namun sebagian besar masih mempersiapkan peluncuran layanan mereka.
Acara kemarin cukup menarik, dihadiri oleh para mentor serta berbagai undangan termasuk para investor, acara dilengkapi juga dengan presentasi dari para lulusan yang menjelaskan tentang layanan mereka, peluang market pasar serta strategi bisnis.
Founder Institute sendiri adalah idea-stage inkubator global yang telah diselenggarakan di berbagai negara, sedangkan untuk di Jakarta, 13 founder ini merupakan angkatan pertama yang berhasil menyelesaikan 'pendidikan' mereka di Jakarta Founder Institute. Seperti yang dituliskan di artikel DailySocial sebelumnya, ada 132 partisipan yang mendaftar, 42 orang diantaranya diterima dan akhirnya hanya 'tersisa' 13 founder.
Para peserta dibimbing oleh lebih 20 mentor yang terdiri dari nama-nama besar dan berpengalaman di dunia teknologi Indonesia dan global, antara lain Andi S. Boediman, Andy Zain, Izak Djenie, Peter Vesterbacka, Phil Libin dan Nanda Ivens, Remco Lupker, Anthony Liem, dll. Tugas dan bimbingannya cukup ketat, dan para founder ini akhirnya berhasil menghadapi semua tugas dan akhirnya berhasil mendirikan 8 startup.
8 startup yang melakukan presentasi di acara kemarin antara lain:
1. Abilities
Startup ini memberikan layanan untuk membantu mereka yang terkena stroke, ALS atau mereka yang pikirannya aktif namun mereka memiliki kontrol terbatas atas tubuh mereka, tetapi masih memiliki kemampuan mata yang normal. Produk pertama dari Abilities adalah aplikasi Android untuk eye tracking yang biaya/harganya terjangkau.
Secara sederhana aplikasi ini menggunakan kamera depan ponsel berbasis Android untuk melakukan perintah tertentu, perintah ini dilakukan dengan mengedipkan mata.
Abilities berencana untuk merilis layanan mereka tanggal 24 Februari. Layanan ini juga telah bekerja sama dengan Samsung. Aplikasi nanti dikembangkan secara freemium dengan biaya yang terjangkau. Mereka juga bermitra dengan beberapa rumah sakit.
Abilities yang merupakan produk dari AndTechnology adalah pemenang utama acara SparxUp Awards 2011.
Founder lulusan JKTFI: Ridwan Djuhari dan Josep William Widjaja.
2. Eductory
Startup ini mengembangkan media online untuk membantu para orangtua segmen menengah-atas untuk menemukan pendidikan yang tepat bagi anak mereka. Pendidikan yang ada termasuk sekolah, kursus, serta bimbingan private.
Salah satu keunggulan yang ingin ditonjolkan layanan ini adalah automated matching engine. Beberapa fitur yang akan tersedia yaitu fasilitas search/direktori, review/share serta jejaring sosial. Pada fasilitas pencarian keunggulan mereka dikembangkan, jadi pengguna bisa lebih mudah menemukan apa yang mereka cari sesuai perilaku mereka di Eductory.
Rencana bisnis mereka antara lain iklan, konten berbayar serta lead generation. Sedangkan strategi mengembangkan layanan adalah dengan menyelenggarakan event, partnership dengan penyedia jasa pendidikan serta influencer yang punya perhatian dengan dunia pendidikan. Rencana rilis mereka adalah tanggal 16 Maret tahun ini.
Founder lulusan JKTFI: Nelly Kasih (Founder - CEO) dan Sindhu Prabowo Dilaksono (Co-founder - CTO).
3. Fokado
Fokado menjadi satu-satunya startup lulusan Jakarta Founder Institute yang telah merilis layanan mereka. Fokado menyediakan layanan yang berfokus pada experience.
Pengguna bisa memilih hadiah untuk orang lain, namun hadiah yang diberikan tidak berupa hadiah 'normal' tetapi berupa pengalaman. Jadi pemberi hadiah bisa memilih berbagai pengalaman yang telah teredia di situs Fokado dan membeli dan memberikan gift certificate ke orang yang diinginkan. Sertifikat hadiah bisa dikirimkan dengan bungkus layaknya kado atau dalam bentuk e-certificate.
Saat ini telah tersedia berbagai hadiah pengalaman yang ada di situs mereka, seperti bermain anggar, wake boarding, tea workshop, dj lesson dan mengendara kuda. Hadiah pengalaman juga ada yang untuk single atau pun pasangan.
Founder lulusan JKTFI: Antonius Taufan.
4. ifetcha
Layanan ini menyasar pengguna perangkat bergerak. Aplikasi ifetcha ditujukan untuk membantu pengguna untuk terhubung dan terkoneksi dengan orang-orang baru di sekitar mereka. Apliasi ifetcha berbasis lokasi, serta memiliki beberapa fitur social dan gamification.
Aplikasi ini juga pada dasarnya adalah mobile dating service, menyasar pengguna dengan umur 18 - 35 tahun. Di dalam aplikasi ini juga ada unsur rewards - badges berdasarkan poin yang dikumpulkan karena melakukan aktivitas tertentu.
Rencananya akan dirilis akhir Maret di Blackberry dan dalam bahasa Indonesia serta Inggris.
Founder lulusan JKTFI: Muhammad Ikram dan Yadi Guitana.
5. Mitra Micro
Layanan ini juga menyasar para pekerja informal atau individu yang ada di Indonesia yang hidup dengan pendapatan yang rendah. Mitra Micro menyediakan asuransi bagi mereka yang membutuhkan.
Mitra Micro bekerja dengan model berlangganan dan bermitra dengan perusahaan asuransi. Layanan mereka juga menggunakan aplikasi mobile serta web.
Jadi secara sederhana nantinya para mitra perusahaan asuransi menggunakan Mitra Micro untuk menyediakan jasa TI (end to end solution) dan membuat strategi partnership untuk mendistribusikan program asuransi. Asuransi nantinya akan dijual di Ruma.co.id dan mig33, menyusul PT POS. Monetisasi Mitra Micro akan didapat dari komisi premium yang dijual.
Rencana rilis pertama tanggal 15 Maret 2012 dan menurut rencana nantinya juga akan tersedia di BB, Samsung, Nexian dan ponsel berbasis Symbian.
Founder lulusan JKTFI: Hendra Suryakusuma.
6. Socientix
Layanan ini menyediakan cara lain bagi para asset manager untuk melakukan investasi. Berangkat dari passion founder dibidang investasi, Socientix mengajak para investor untuk berinvestasi namun tidak melulu tentang uang tetapi juga ada unsur sosialnya.
Mekis Meski masih dalam tahap pengembangan, layanan berbasis cloud ini nantinya akan menyediakan fitur profiling, lalu monitoring yang di dalamnya ada fitur untuk filtering berita, analisis performa, dll. Kemudian ada reporting untuk menyediakan berbagai laporan, termasuk standar, SCR, dll.
Layanan ini juga dalam rencananya akan menyediakan API untuk pihak ketiga. Socientix berencana meluncurkan layanan mereka akhir bulan April 2012.
Founder lulusan JKTFI: David Darmawan.
7. Stilomo
Aplikasi untuk perangkat bergerak ini memberikan layanan bagi mereka yang ingin mendapatkan diskon dari berbagai merchant, namun tidak seperti layanan lain yang harus membeli kupon diskon, untuk mendapatkan promo di Stilomo pengguna hanya harus membagikan informasi promo di media sosial.
Layanan ini ada unsur gamification-nya, strategi yang ingin ditawarkan ke merchant adalah menciptakan viral marketing dengan low budget. Bagi pemilik bisnis nanti akan disediakan pula report untuk kegiatan promo mereka.
Pemilik bisnis tidak akan dikenakan biaya untuk tampil di Stilomo, namun untuk mendapatkan semua fitur yang tersedia harus mengeluarkan biaya, dikatakan biayanya tidak besar. Nantinya pemilik bisnis bisa post secara mandiri.
Aplikasi nantinya akan tersedia untuk platform iOS, Android dan Blackberry. Layanan akan diluncurkan pertama kli secara resmi pada tanggal 9 April 2012 atau lebih cepat dari itu.
Founder lulusan JKTFI: Rebecca Agiestha, Nicholas Yudha dan Stanley Octavian.
8. Wujudkan
Layanan crowdfunding yang diperuntukkan bagi karya kreatif Indonesia. Kreator karya di Indonesia bisa menamampilkan karya mereka, nantinya pengguna atau pengunjung situs wujudkan bisa menyumbangkan dana agar karya dari kreator ini bisa terlaksana.
Wujudkan ingin membuat sistem yang bisa mendukung agar berbagai karya kreator Indonesia bisa terlaksana, terutama karya yang membutuhkan dana untuk diwujudkan.
Saat ini situs mereka sedang dipersiapkan untuk dirilis, menurut rencana tanggal 21 Februari. Sebagai proyek awal, ada film dari Mira Lesmana dan Riri Reza serta album lagi Popzzle yang akan muncul di situs mereka.
Mereka yang tertarik untuk memberikan donasi bisa mendapatkan berbagai fasilitas, misalnya bisa memilih hadiah yang telah disediakan pemilik proyek, seperti merchandise, undangan VIP, dll. Pemberi donasi juga bisa membantu menyebarkan informasi proyek ke jejaring sosial mereka.
Founder lulusan JKTFI: Mandy Marahimin.
Acara kelususan kemarin cukup menarik, terutama dari sisi presentasi. Sepertinya para mentor telah bisa membimbing para peserta untuk melakukan presentasi dengan baik. Setidaknya mereka fokus pada fitur dan keunggulan layanan, presentasi tidak melebar ke 'area' yang tidak perlu. Selain itu para peserta mencantumkan besarnya pasar yang ada dan yang mereka mau raih. Hal ini cukup penting karena bisa jadi daya tarik awal bagi investor.
Startup yang ada juga menawarkan layanan yang beragam, setidaknya ada beberapa segmen yang dibawa oleh para lulusan Jakarta Founder Institute ini. Ada yang di segmen kesehatan, fokus pada konsumen, sosial, commerce, dan tentunya mobile.
Memang tidak semua startup telah siap layanannya pada waktu kelulusan, waktu yang singkat selama JKFI JKTFI berlangsung juga bisa menjadi salah satu faktor. Namun saya berharap, para startup ini tetap fokus dengan apa yang telah mereka rencanakan dan secepatnya meluncurkan layanan mereka, agar bisa mendapatkan respon dan pendapat dari pengguna, tujuannya untuk bahan riset. Waktu selama JKFI JKTFI saya pikir cukup sebagai riset awal, kini tinggal riset berdasarkan lapangan.
Saya setuju dengan perkataan Andy Zain bahwa para lulusan ini telah mendapatkan hal istimewa, yaitu para mentor baik lokal maupun global yang bisa jadi tidak semua orang berkesempatan mendapatkan bimbingan dari mereka. Belum lagi para lulusan ini juga tetap bisa membina relasi dengan Founder Institute serta akan ada berbagai event lanjutan, jadi keistimewaan ini memang sebisa mungkin dimanfaatkan untuk pengembangan diri dan startup.
Selamat bagi para lulusan Jakarta Founder Institute, semoga menjadi pengusaha yang handal dan semoga startup-nya bisa berkembang dan sukses.
Disclosure: DailySocial adalah media partner program Jakarta Founder Institute.
Update: Penambahan nama-nama lulusan Jakarta Founder Institute.