Kiat KinerjaPay Menyiasati Pola Masyarakat Indonesia Bertransaksi Online
Kewajiban mengisi alamat email di sistem registrasi akan digantikan dengan pengisian nomor KTP
Pertumbuhan penetrasi e-commerce di Indonesia kini tak diragunkan lagi. Kendati demikian model pembayaran tradisional (transfer manual) masih mendominasi. Fakta ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain e-commerce dan juga platform pembayaran digital dalam menyikapinya. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan e27 bersama CEO KINERJA Internasional (KinerjaPay) Deny Rahardjo, diungkapkan bahwa tren tersebut perlu disiasati secara khusus.
Dalam waktu dekat KinerjaPay akan mematangkan langkah di Indonesia. Pihaknya baru saja menandatangani MoU dengan The Founders Camp (TFC) untuk kucuran investasi ekspansinya ke Indonesia. Pendanaan Seri A sebesar $2 juta akan digelontorkan dalam tiga bulan mendatang melalui jaringan TFC dari Singapura, Amerika Serikat, dan Eropa. Februari lalu, melalui PT Sumber KINERJA Indonesia yang berbasis di Medan, KinerjaPay telah melakukan soft-launching di Indonesia.
Pola masyarakat Indonesia dalam bertransaksi online
Menanggapi isu pembayaran online yang ada di Indonesia, Deny mengatakan bahwa kunci untuk menggaet kepercayaan masyarakat Indonesia dengan menyuguhkan sistem transaksi yang transparan. Deni juga mengatakan bahwa masalah mendasar pada transaksi e-commerce adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pedagang. Untuk itu diperlukan sebuah mode transaksi yang harus memberikan keyakinan masyarakat, sembari memberikan rasa aman atas rupiah yang dikirimkan.
Sebuah terobosan berbeda dihadirkan KinerjaPay, sebagai salah satu penyedia layanan payment gateway dan e-wallet. Pihaknya tidak mengharuskan primary key pengguna dengan akun email, tetapi dengan identitas nomor kartu tanda penduduk.
KinerjaPay jmenyadari otentikasi menggunakan KTP tergolong ribet dan berpotensi membuat pengguna berpaling. Meskipun demikian mereka mengklaim hal ini akan menghadirkan transparansi dan akuntabilitas pada transaksi yang ada.
Deny sendiri menyebutkan bahwa populasi user yang sangat banyak bukan merupakan fokus utama KinerjaPay saat ini. Pihaknya mengaku ingin berfokus pada penciptaan kualitas transaksi.
Konsep gamifikasi dipilih KinerjaPay untuk menumbuhkan angka pengguna platform-nya. KonerjaPay akan memberikan koin (K Coin) pada setiap transaksi pengguna, yang nantinya koin tersebut dapat dibelanjakan untuk membeli produk atau voucher belanja di toko online milik KinerjaPay. Pihak KinerjaPay saat ini mengaku tengah mengembangkan konsep gamifikasi terbaik dengan sebuah pengembang game dari Belanda.
Deny juga mengungkapkan mereka sedang merumuskan model pemasaran yang tepat. Pihaknya berencana berkolaborasi dengan selebriti Indonesia dan layanan sosial terkemuka, seperti LINE, untuk memperkenalkan KinerjaPay ke masyarakat Indonesia. Saat ini, seperti dikatakan Deny, KinerjaPay memiliki 10.000 pengguna aktif dengan jumlah transaksi harian mencapai 40.000 kali.
Kompetisi yang makin ketat di atmosfer e-commerce Indonesia
KinerjaPay optimis optimasi sistem keamanan akan menjadi salah satu jalan untuk menjadi layanannya diminati oleh banyak orang nantinya. Di Indonesia sendiri ditargetkan KinerjaPay mendapat 100.000 penguna untuk menyapu transaksi harian sebanyak 50.000 kali, dengan kisaran nilai sebesar Rp 1,2 miliar per bulan.
Optimasi platform mobile commerce, terutama yang berbasis smartphone, akan segera digalakkan melihat popularitasnya di Indonesia yang kian meningkat. Visi besar kehadirannya di Indonesia, menurut Deny, adalah ingin mengembangkan ekosistem e-commerce di Indonesia hingga sesukses di Tiongkok.