Layanan E-Commerce WinMarket Sasar 4 Segmen Pengusaha UKM
Dengan diferensiasi solusi yang ditawarkan, solusi WinMarket diharapkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi tiap segmen pengusaha
Pemain baru di segmen e-commerce lokal, PT Bimasakti Multi Energi (WinMarket) membidik empat golongan segmen pengusaha usaha kecil menengah (UKM) sebagai pangsa pasarnya. Menurut Ibnu Sunanto, CEO WinMarket, penawaran solusi yang tepat menjadi salah satu kekuatan WinMarket untuk meraih perhatian masyarakat Indonesia, mengingat setiap permasalahan yang dihadapi oleh tiap segmen itu berbeda.
Ibnu menjelaskan, segmen pertama WinMarket adalah pengusaha UKM yang ingin berjualan online namun belum memiliki produknya dan belum memiliki jaringan penjualannya. WinMarket memberikan solusi untuk pengusaha di segmen tersebut dengan menyediakan produk siap jual yang tersedia di situs. Adapun jumlahnya mencapai 250 ribu produk.
"Dengan tersedianya produk siap jual, mereka [pengusaha] pemula dapat memilih sendiri barang yang ingin mereka jual ke target pasarnya masing-masing," ujar dia.
Segmen kedua, yakni pengusaha UKM yang saat ini sudah berjualan di e-commerce lainnya namun ingin menambah channel penjualan demi meningkatkan omzetnya. Solusi yang ditawarkan WinMarket adalah menyediakan dua jenis channel penjualan, yakni online dan offline.
Dia menerangkan, untuk pemasaran dengan jalur online maksudnya adalah ada fasilitas iklan baris yang muncul dalam beberapa jaringan e-commerce yang dimiliki WinMarket misalnya di PlasaMall dan dalam situs WinMarket itu sendiri. Sementara itu, untuk jalur offline, WinMarket sudah menyediakan 93 ribu reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Untuk menunjang omzet penjualan, perlu jalur tradisional. Dalam hal ini dimaksudkan penjualan offline, kami menyediakan 93 ribu tenaga pemasar yang siap menjual barang-barang pengusaha UKM di WinMarket."
Segmen ketiga, lanjutnya, adalah segmen pengusaha yang ingin memasarkan brand-nya sendiri secara online. Saat ini, kebanyakan produk UKM yang dijual secara online di marketplace belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Inilah hal yang menyebabkan lebih dikenalnya brand e-commerce daripada produk UKM itu sendiri.
"Ambil contoh, misal penjual A berjualan di marketplace A. Pasti yang terkenal adalah marketplace A, bukan merek dagang si penjual A. Padahal, dasar penjualan yang baik adalah merek dagang penjual A dikenal seantero Indonesia. Kami mencoba menawarkan web toko online untuk pebisnis dengan berbagai desain premium, fitur lengkap, dan gratis agar brand mereka dapat dikenal."
Untuk bisa mendapatkan toko online sendiri, pengusaha UKM hanya mengeluarkan dana untuk ongkos pembuatan domain saja dan perawatannya selama satu tahun. Sedangkan untuk desainnya sendiri tidak dipungut biaya. Pengusaha pun juga tidak diberikan persyaratan mengenai berapa banyak produk yang bisa dijual bila ingin membuka toko online sendiri, semuanya sesuai keinginan mereka sendiri.
"Biaya pembuatan domain sendiri bisa di-request-kan ke kita. Ambil contoh biayanya 80 ribu Rupiah per tahunnya. Maka kami akan men-charge-kan ke mereka sekitar 100 ribu."
Segmen terakhir, yakni pengusaha dengan bisnis yang sudah well established namun hanya memiliki pembayaran transfer antar bank saja sebagai sarana pembayarannya. WinMarket memberikan solusi multiple metode pembayaran. Pihaknya menawarkan 18 jenis metode pembayaran sebagai hasil kerja sama dengan 137 bank yang bisa dinikmati pengusaha untuk melancarkan bisnisnya agar dapat berjualan secara 24 jam.
Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, Ibnu menerangkan biaya yang perlu dikeluarkan sekitar 250 ribu per bulannya. Langkah awalnya dengan mengisi dokumen administrasi yang bisa didapat dari situs WinMarket, kemudian proses verifikasi bisa memakan waktu hingga 7 hari sebelum dapat dipergunakan.
Menurut dia, seluruh solusi yang ditawarkan WinMarket berangkat dari sejumlah masalah yang masih belum ditawarkan oleh pemain e-commerce saat ini. Maka dari itu dia berharap solusi tersebut dapat menarik minat pengusaha untuk bergabung.
Pada tahun pertama ini, WinMarket menargetkan dapat menjaring 100 ribu pengusaha UKM dengan tingkat transaksi sebesar 800 ribu per tahunnya. Dia memproyeksikan butuh waktu antara 1,5 tahun hingga 2 tahun bagi WinMarket untuk mulai menghasilkan profit dan mulai dikenal masyarakat secara luas.
Membangun kepercayaan
Bisnis manapun memerlukan adanya jalinan kepercayaan antara penjual dan pembeli. Untuk itu, startup asal Sidoarjo, Jawa Timur juga memberikan beberapa aturan yang perlu dipatuhi oleh penjual. Salah satunya, yakni sistem transfer apabila terjadi transaksi.
WinMarket memberikan jaminan paling lama tiga hari barang sampai ke tangan konsumen. Uang penjualan tidak akan ditransfer secara langsung masuk ke rekening penjualan, melainkan dimasukkan ke saldo WinMarket. Bila barang pesanan sudah sampai, penjual baru dapat mencairkan saldonya.
Selain itu, WinMarket menjamin seluruh produk yang tersedia di marketplace-nya adalah barang resmi, bukan dari black market. Didin Noor Ali, Direktur Komersial dan Partnership WinMarket mengatakan perusahaan mengacu pada daftar barang yang diperbolehkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Perusahaan secara periodik melakukan filter daftar barang-barang yang dijual oleh pebisnis.
"Kami pakai acuan barang yang diperbolehkan oleh Kominfo. Ini akan sangat berguna sekali bagi subplayer kita karena disusun secara rinci dalam database dan rapi, sehingga ketika ada produk yang masuk secara ilegal dapat di lacak dengan cepat. Kami juga sadar marketplace itu bisa menjadi sarang masuknya barang BM, makanya kami coba bangun trust untuk konsumen dengan menyediakan barang-barang yang terjamin legalnya," pungkasnya.