Layanan KTA Online Tunaiku Buka Kantor Baru di Tiga Kota
Resmi beroperasi di lima kota setelah Jakarta dan Surabaya, yakni Bandung, Yogyakarta, dan Medan.
Tunaiku, produk perbankan KTA dari Amar Bank yang khusus bergerak di pemasaran digital, kian mantap melebarkan sayapnya ke beberapa kota baru tahun ini, yakni Bandung, Yogyakarta, dan Medan. Dengan demikian, Tunaiku bakal resmi memiliki lima kantor cabang di seluruh Indonesia sejak pertama kali resmi berdiri di 2014.
CEO Tunaiku Vishal Tulsian mengatakan pengembangan bisnis Tunaiku ke beberapa kota merupakan permintaan dan minat masyarakat terhadap layanan fintech yang terus meningkat.
"Ke depannya masyarakat akan sangat membutuhkan jasa keuangan yang dapat mempermudah kebutuhan mereka," katanya.
Ekspansi ini diharapkan kontribusi digital dari Tunaiku terhadap total penyaluran kredit perusahaan bisa tumbuh. Tahun lalu, Amar Bank menargetkan penyaluran kredit sekitar Rp 500 miliar. Namun, hingga pertengahan tahun lalu realisasi penyaluran kredit telah mencapai Rp 375 miliar.
Dari angka tersebut, Tunaiku memberikan kontribusi sekitar 40% atau senilai Rp 180 miliar. Pencapaian ini hampir mencapai target yang dicanangkan pihak Amar Bank untuk kontribusi Tunaiku di 2016 sebesar Rp200 miliar.
Tulsian melanjutkan untuk proses pengajuan aplikasi hingga pencairan uang lewat platform Tunaiku hanya membutuhkan waktu sekitar empat hingga lima hari kerja. Tunaiku menawarkan kredit antara Rp2 juta hingga Rp10 juta dengan bunga 3% per bulan, untuk jangka waktu pinjaman sekitar 6 bulan sampai 12 bulan.
Tren ekspansi ke kota baru
Tak hanya Tunaiku saja yang memutuskan untuk ekspansi ke kota-kota lainnya, perusahaan fintech lainnya yang bergerak di P2P lending seperti Modalku mengumumkan ekspansinya ke Bandung pada tahun lalu, lalu ada UangTeman yang baru-baru ini meresmikan ekspansinya ke Bali.
Alasan utama di balik kegiatan ekspansi ini cukup sederhana, yakni untuk menjangkau segmen masyarakat yang belum familiar dengan layanan fintech. Di sana kebutuhan likuiditas sangat tinggi, akan tetapi perbankan tidak bisa melayani seluruhnya karena terkendala urusan legal yang terbelit-belit dan banyak UKM yang tidak memenuhi kriteria.
Kue bisnis itulah yang menjadi makanan pemain fintech, yang rata-rata diantara mereka menyasar segmen masyarakat mikro dengan besaran pinjaman yang tidak lebih dari Rp10 juta dan tanpa agunan. Sehingga lahan bisnis mereka tidak face to face secara langsung dengan perbankan.
Pendekatan Tunaiku yang tak lain adalah produk perbankan KTA dari Amar Bank, di satu sisi memiliki kekuatan yang tidak bisa dimiliki oleh pemain P2P lending, yakni berlisensi sebagai bank umum.
Lisensi ini menjadi keuntungan bagi Amar Bank untuk menjaring nasabah lebih banyak dengan pendekatan awal menawarkan produk KTA. Dari situ, ketika nasabah sudah naik level, mereka dapat menawarkan produk perbankan lainnya dengan nominal plafon kredit yang lebih tinggi dari sebelumnya, ditambah dengan layanan keuangan lainnya berstandar perbankan.