Layanan 4G/LTE Smartfren Fokus Ke Kaum "Early Adopter" Internet
Mengupayakan harga terjangkau, mendongkrak penggunaan data yang besar
Tak hanya para pemain telekomunikasi di jaringan GSM, Smartfren sebagai satu-satunya pemain di jaringan CDMA turut meluncurkan implementasi layanan 4G/LTE mereka di frekuensi 850 MHz dan 2,3 GHz. Berawal dari Batam, pihaknya siap menggelar layanan tersebut di 13 kota di tanah air dengan mengambil fokus pada segmen early adopter dan high value consumer.
“4G/LTE kami menjanjikan kesempatan dan inovasi baru pada para pengguna. Membuka peluang di industri entertainment, konten, digital advertising, digitalservices, dan para developer muda Indonesia. Berangkat dari situ kami memiliki strategi untuk menahan harga semurah-murahnya, sebagai gantinya kami akan terus mendorong penggunaan data lebih banyak lagi,” kata Chief Brand Officer Smartfren Roberto Saputra menurut siaran persnya hari Jumat lalu (10/7).
Roberto mengakui “handicap” Smartfren masih terbatas lantaran embel-embel CDMA sebagai basis operasinya. Namun dirinya menegaskan bahwa ketika memasuki 4G/LTE, layanan mereka setara dengan semua operator lainnya. Konten streaming video akan menjadi mainstream dan semakin masif pemanfaatannya, pihaknya akan menyasar pengguna yang rela membayar sedikit lebih mahal demi penggunaan data yang lebih banyak.
Berawal dari Batam, selanjutnya layanan 4G/LTE Smartfren akan tersedia di kota Surabaya pada akhir bulan ini. Sementara di Jakarta diperkirakan akan tersedia setelah bulan Agustus.
“Kami tidak mau terburu menjangkau keseluruhan, saat ini sedang optimasi kualitas terlebih dahulu di 13 kota pada fase pertama,” tambah Roberto.
Mengenai kesanggupan untuk mengantisipasi lonjakan trafik selama Lebaran 2015, Smartfren memiliki skema peningkatan kualitas jaringan, menimalisir problem jaringan, mengurangi dampak kepadatan traffic, dan berupaya menambal blind spots.
“Momen Lebaran 2015 menjadi fokus bagi kami untuk membuktikan kualitas layanan terbaik. Kepadatan lalu lintas jaringan di high traffic area menjadi perhatian tersendiri selama masa liburan. Sebagai antisipasi, infrastruktur di BTS (Base Transceiver Station) telah diperkuat rata-rata 30-40% di wilayah Pulau Jawa-Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Dengan demikian, kami berharap problem terkait kualitas jaringan dapat diminimalisir sekecil mungkin,” papar CEO Smartfren Paul Hodges.
Robert memprediksi peningkatan trafik Smartfren akan mencapai angka 10 hingga 14 persen. Guna menangani isu jaringan operasional, Network Operations Center (NOC) di Jakarta dan Surabaya akan memegang kendali, serta didukung 120 Equipment Management di seluruh regional.