Lima Alasan Perlunya Pengusaha Startup Memulai Sedini Mungkin
Mulai dari minim tekanan keluarga, komitmen finansial, waktu tepat untuk mengadopsi teknologi baru, hingga masih penuh energi
Kewirausahaan itu bukan sekadar karier, ini adalah profesi yang harus Anda tekuni sampai akhir hayat. Entah Anda mulai berbisnis dengan cara aman, atau menciptakan bisnis yang kekal meski Anda sudah tidak ada lagi.
Kutipan dari Mark Twain mungkin bisa menjadi referensi:
"20 tahun lagi dari sekarang, Anda akan lebih kecewa dengan hal-hal yang tidak Anda lakukan daripada yang sudah terlanjur dilakukan. Maka dari itu berlayarlah, jauhi zona aman, dan ambil kesempatan yang ada di depan mata."
Artikel ini akan membahas mengapa memulai bisnis startup sedini mungkin adalah cara terbaik untuk menjadi pengusaha sukses. Berikut rangkumannya:
1. Minim tekanan keluarga
Ketika Anda berusia di awal 20-an, tidak ada yang mengharapkan Anda untuk membiayai pengeluaran rumah tangga atau cicilan KPR. Jika Anda memulai startup di umur tersebut, tidak peduli seberapa kecil atau besarnya volume bisnis, Anda dapat tetap fokus pada gagasan pengembangan bisnis.
Perlu dipahami, pada tahun pertama memulai usaha adalah masa tersulit bagi startup. Jika Anda mengambil jalan ini ketika orang lain masih menganggap Anda naif, tidak dewasa dan rentan putus asa, justru bisa dijadikan keberanian untuk mengambil risiko. Malah risiko tersebut bisa dibilang tidak terlalu besar untuk ditangani dibandingkan ketika Anda sudah menikah dan berkeluarga.
2. Minim komitmen finansial
Ketika seseorang mulai berkeluarga, dia bakal menghadapi banyak biaya yang tidak pernah terjadi, seperti biaya sekolah, cicilan KPR, kartu kredit, pinjaman pribadi, dan lainnya. Tanggung jawab tersebut membuat beban finansial seseorang jadi lebih besar. Masa tersebut adalah periode seseorang tidak bisa mengambil risiko tinggi karena adanya pengeluaran dana yang besar.
Saat Anda mulai merintis bisnis startup sejak usia dini, Anda tidak perlu khawatir dengan seluruh tanggung jawab tersebut. Bahkan jika Anda gagal, Anda bisa pulang ke rumah, menangis sepanjang malam, kemudian mulai lagi dari awal esok harinya.
3. Waktu tepat untuk mengadopsi teknologi baru
Di era informasi ini, teknologi memainkan peran penting dalam kehidupan hajat orang. Meski demikian, antusiasme perubahan teknologi tidak akan terjadi begitu saja bagi seorang profesor berusia 55 tahun untuk mengunduh aplikasi baru dan menggunakan berbagai aplikasi dalam ponselnya. Antusiasme tidak akan sama dengan orang-orang yang masih berusia 17 tahun.
Jika Anda pernah membayangkan diri Anda menjalankan bisnis bernilai jutaan dolar 15-20 tahun ke depan, maka bersiaplah untuk mengeksplorasi teknologi terbaru. Momentumnya pun akan lebih tepat bila dilakukan saat masih berumur 20-an. Sebab masa itu adalah kesempatan emas untuk belajar sebanyak-banyaknya.
4. Berani mengambil risiko
Ketika seorang anak belajar jalan, meski jatuh berkali-kali dia tetap terus melakukannya hingga benar-benar bisa jalan. Sama halnya dengan pebisnis berusia 25 tahun yang tidak mau menyerah, meski usahanya rugi dan hampir bangkrut. Usia adalah hal penting bagi seseorang dalam mengukur kemampuannya mengambil risiko.
Ketika Anda masih muda, Anda harus mampu mengambil risiko, gagal berbisnis, dan mampu bangkit lagi untuk mulai dari awal kembali. Akan tetapi ketika sudah berkeluarga, kapasitas risiko yang berani Anda lepaskan jadi mengecil.
Maka dari itu tidak ada salahnya untuk mencoba, apakah menjadi pengusaha startup adalah panggilan jiwa Anda atau tidak. Bila gagal, Anda bisa mencoba sekali lagi, atau akhirnya beralih menjadi karyawan di perusahaan.
5. Masih penuh energi
Bisa jadi karena alasan sudah menua atau lainnya, generasi muda memiliki lebih banyak energi, antusiasme, dan motivasi dibandingkan Baby Boomers dan generasi X. Generasi X mungkin lebih banyak pengalaman dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Namun mereka tidak dapat mengalahkan anak muda ketika berbicara pada energi.
Dengan energi yang masih banyak, menjadi adalah masa terbaik Anda untuk membuat kesalahan, kehabisan uang, bangkrut, dan mengerjakan berbagai proyek demi melihat mana yang berhasil atau tidak. Ketika sudah memasuki usia 30-an, fokuslah menciptakan pendapatan berkelanjutan untuk menghidupi keluarga Anda.
Penuaan adalah proses yang tidak bisa terelakkan bagi setiap orang. Cepat atau lambat, Anda akan menyadari stamina tidak lagi sebaik dulu, tidak bisa Anda paksakan lagi untuk bekerja hingga larut malam. Maka dari itu, jangan buang-buang waktu Anda di masa usia 20 hingga 30-an membuat orang lain jadi kaya raya.
Anda perlu ingat, bahwa gaji adalah sogokan yang diberikan orang kaya untuk melupakan impian Anda dan menuntaskan suatu pekerjaan untuk mereka. Jangan biarkan ilusi ini merusak hidup Anda. Mulailah dari awal dan beri waktu yang cukup untuk mengubah ide menjadi bisnis yang sukses.