Lima Hal yang Perlu Dicermati Investor Sebelum Berinvestasi
Mulai dari melakukan seleksi pitch deck sejak awal hingga menguasai teknologi dan bisnis milik startup
Makin maraknya kehadiran startup di Indonesia, menarik perhatian para investor untuk berinvestasi di berbagai layanan startup yang ada. Untuk mengetahui seperti apa strategi serta pendekatan yang bisa dilakukan investor kepada startup, artikel berikut akan mengupas 5 hal yang bisa dicermati investor belajar dari Dimitra Taslim yang sebelumnya bekerja sebagai Senior Investment Analyst di Monk’s Hill Ventures.
Hindari memberikan investasi dalam jumlah yang fantastis
Saat ini sudah banyak pendiri startup yang menawarkan ide menarik, inovasi terkini dan tim yang memiliki kemampuan lebih demi mendapatkan investasi dalam jumlah yang fantastis dari investor. Beberapa investor pun pada akhirnya banyak yang memberikan jumlah yang besar kepada startup tersebut.
Idealnya saat investor mulai berencana untuk memberikan investasi kepada startup, fokuskan kepada valuasi dan berikan pendanaan dalam jumlah yang masuk akal dan sesuai dengan kebutuhan startup. Memanfaatkan cara tersebut, nantinya investasi bisa menghasilkan keuntungan 10 kali lipat dalam waktu 6 hingga 8 tahun ke depan.
Seleksi pitch deck sejak awal
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh investor untuk terhindar dari aplikasi hingga pitch deck menumpuk dari startup adalah dengan melakukan penyaringan awal. Dalam hal ini bisa dilakukan oleh tim analisis dari venture capital, sebelum pada partner membuat perjanjian kepada startup tersebut. Temukan pitch deck startup yang menarik, masuk akal dan jelas.
Biarkan startup menjalankan bisnis secara mandiri
Definisi "mandiri" yang dimaksud adalah biarkan pendiri startup dan tim menjalankan bisnis, membuat produk dan kegiatan operasional lainnya sendiri. Idealnya sebagai investor hindari terlalu sering ikut campur kepada bisnis startup, meskipun Anda sebagai VC merasa memiliki andil untuk memberikan masukan atau saran. Dalam hal ini, jika tim di startup tersebut membuat kesalahan atau membutuhkan ide dan saran, di situlah fungsi dari investor dibutuhkan untuk membantu kesulitan tersebut.
Selesaikan negosiasi secara tuntas
Saat ini ketika makin banyak VC lokal hingga asing menawarkan pendanaan dengan jumlah yang beragam, membuat persaingan semakin sengit. Terutama ketika startup baru hadir dengan inovasi dan teknologi yang menarik dan memiliki potensi. Untuk itu sebagai investor, lakukan pendekatan, tawarkan pendanaan dengan jumlah yang sesuai dan keuntungan lainnya yang bisa ditawarkan oleh VC kepada startup. Ketika perjanjian belum berakhir secara tuntas, artinya kesepakatan belum terjadi dan kemungkinan besar startup tersebut bisa beralih ke VC lainnya. Bisnis investor merupakan penjualan yang cukup kompleks, untuk itu pastikan proses negosiasi berjalan dengan lancar dan tentunya saling menguntungkan.
Pelajari teknologi hingga bisnis yang dimiliki startup
Jika saat ini Anda sebagai partner di VC tidak mengetahui dengan jelas apa itu teknologi yang diterapkan dan bagaimana model bisnis dijalankan oleh startup, jangan langsung menyerah dan meninggalkan penawaran dari startup tersebut. Coba pelajari, akui jika Anda sebagai investor kurang menguasai bidang tersebut dan temui ahli hingga pakar tentang teknologi tersebut. Posisikan diri Anda investor yang selalu ingin tahu dan tidak keberatan untuk belajar. Saat ini sudah banyak startup yang memiliki potensi dan sukses berawal dari teknologi baru dan model bisnis yang unik.