Lima Penyebab Gagalnya Transaksi dalam E-Commerce
Peningkatan konversi bisa dimulai dengan menyuguhkan pengalaman pengguna di platform secara baik
Tingginya jumlah kunjungan, tidak akan berarti apa-apa bila pengunjung tidak menjadi pelanggan. Untuk itu penting mencari tahu bagaimana mengonversinya. Pernahkan Anda sadari bahwa sebanyak 69% pembeli online meninggalkan keranjang belanja mereka di tengah jalan sebelum menyelesaikan pembelian?
Sebagai pemilik bisnis e-commerce, Anda tahu persis bagaimana usaha yang diperlukan untuk mendatangkan traffic ke situs. Tapi semua usaha Anda akan sia-sia jika pengunjung tidak menyelesaikan pembelian mereka.
Untuk mencari tahu penyebabnya, Anda tidak sepenuhnya menyalahkan produk yang dijual di situs e-commerce Anda. Kemungkinan Anda melakukan kesalahan minor pada situs web Anda, yang menyebabkan pengunjung pergi begitu saja.
Ada kesalahan lainnya yang menyebabkan gagalnya konversi pengunjung menjadi pembeli, ada apa saja? Artikel berikut akan membahas lebih detail tentang hal tersebut, berikut rangkumannya:
1. Memaksa buat akun
Dalam sebuah situs yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di Denmark, menunjukkan sebanyak 37% konsumen meninggalkan keranjang belanja mereka karena wajib membuat akun sebelum bertransaksi. Meski Anda memang memerlukan data pengguna untuk dijadikan sebagai aset, tapi dengan cara memaksa akan membuat pengunjung jadi tidak berminat. Untuk itu solusinya, pastikan situs Anda mendukung pembelian sebagai tamu, tanpa harus mendaftar.
2. Formulir yang bertele-tele
Tidak ada yang lebih menjengkelkan dari keharusan mengisi kolom informasi sebelum menyelesaikan proses pembelian. Sebagai pelanggan, begitu mereka memutuskan untuk membeli sesuatu, mereka secara psikologis hanya ingin proses yang simpel. Untuk itu, buatlah formulir pendaftaran yang singkat dan simpel agar pengunjung dapat dengan mudah mengisi data yang dibutuhkan.
Begitu pun saat melakukan checkout, harus dibuat singkat. Menurut sumber riset yang sama, sebanyak 28% konsumen tidak menyelesaikan proses checkout lantaran mereka merasa frustrasi dengan prosesnya yang panjang. Sebaiknya, buat halaman checkout dalam satu halaman saja dan tidak memberi gimmick berisi rekomendasi produk tambahan untuk dibeli.
3. Kurang testimoni
Testimoni dan ulasan pembeli adalah langkah yang dapat membantu Anda membangun kredibilitas bisnis, baik di mata pembeli maupun mitra bisnis. Ketika seseorang melihat orang lain telah memberi produk dari situs e-commerce Anda dan menemukan produk Anda layak untuk dibeli, maka testimoni ini akan memberi pengaruh kepada calon pembeli lainnya.
Kebanyakan orang skeptis tentang pembelian dari nama asing. Jadi, jika Anda tidak menampilkan testimoni pelanggan dan ulasan dari mereka, maka konversi Anda akan gagal.
4. Tidak menyebutkan jaminan keamanan transaksi
Anda mungkin memiliki proses otorisasi pembayaran yang sudah dijamin keamanannya sesuai dengan standar yang berlaku. Namun apabila Anda lupa menyebutnya dengan jelas di halaman checkout Anda, berarti Anda berisiko besar telah mengusir pelanggan.
Sebab pada dasarnya, pelanggan perlu merasa yakin bahwa pembayaran mereka akan ditangani dengan aman. Penyebutan sederhana tentang pembayaran keamanan sebenarnya sangat membantu pelanggan dapat meyakinkan mereka bahwa tidak ada permainan kotor dalam situs Anda.
5. Situs tidak mobile friendly
Menurut Statista, sebanyak 23% semua pembelian di situs e-commerce dilakukan dengan menggunakan perangkat mobile. Jadi, jika situs web Anda tidak dioptimalkan untuk pengguna mobile, maka bisa jadi Anda kehilangan sebagian besar dari konversi Anda.
Untuk itu pastikan konten dan gambar situs web Anda telah dioptimalkan untuk perangkat seluler. Juga sediakan opsi untuk menyimpan produk di keranjang untuk konsumen yang lebih memilih ingin menyelesaikan pembelian mereka dari PC.