1. Startup

Memahami Kembali Perbedaan Bitcoin dan Blockchain

Cryptocurrency sebagai salah satu produk pertama dan paling sederhana dari teknologi blockchain

Bitcoin dan Blockchain menjadi bahasan dalam acara #SelasaStartup yang diadakan Selasa (31/10) kemarin. CEO Bitcoin.co.id Oscar Darmawan hadir sebagai narasumber dan membagikan mengenai Bitcoin dan blockchain. Sebuah istilah yang mulai ramai diperbincangkan namun banyak yang masih belum begitu paham mengenai pengertian masing-masing.

Oscar membuka presentasi dengan menggarisbawahi bahwa bitcoin bukan merupakan produk investasi. Bitcoin sendiri pada dasarnya merupakan cryptocurrency atau mata uang virtual yang berjalan di atas teknologi blockchain. Dengan nilai yang terus naik, bitcoin menjelma menjadi salah satu digital asset yang paling banyak diburu, tak terkecuali di Indonesia. Sementara blockchain merupakan teknologi desentralisasi yang diklaim memiliki banyak keunggulan, beberapa di antaranya meminimalkan down time dan menjaga server lebih aman.

Desentralisasi blockchain memungkinkan setiap server saling terhubung dan memiliki peran yang sama. Dengan membentuk semacam jaringan peer to peer hal ini memungkinkan pelacakan data lebih mudah dan apa bila salah satu server mendapat gangguan bisa dibackup oleh server lain dan server yang bermasalah bisa sementara dikeluarkan dari jaringan blockchain.

Bitcoin sebagai mata uang

Bitcoin dan koin-koin lainnya dikenal juga sebagai cruptocurrency atau mata uang digital. Seluruh sistem bitcoin digerakkan algoritma matematika, dinilai lebih netral. Selain itu dengan teknologi blockchain, sistem bitcoin bisa dengan mudah diaudit semua orang dan juga transparan. Inilah mengapa sistem Bitcoin dinilai lebih adil.

Dalam presentasinya Oscar juga menjelaskan Bitcoin sebagai digital asset memiliki nilai (yang sekarang bernilai cukup tinggi) karena beberapa hal. Di antaranya, tidak dipengaruhi oleh politik, supply yang terbatas karena dibatasi algoritma matematika, melibatkan harga listrik yang tidak murah (dalam proses mining), dan sebagai implementasi blockchain bitcoin tidak mudah dipalsukan atau digandakan.

Untuk perubahan nilai Oscar menjelaskan, "Perubahan nilai dari Bitcoin biasanya disebabkan oleh tiga hal, yang pertama faktor politk, yang kedua sosial budaya dan yang ketiga teknologi."

Untuk faktor politik biasanya dipengaruhi negara-negara yang memiliki peredaran Bitcoin terbesar, seperti Jepang, Amerika, dan Korea Selatan. Sebagai contoh nilai Bitcoin yang naik cukup signifikan beberapa waktu belakangan dikarenakan Amerika Serikat mulai meregulasi dan memberikan lampu hijau untuk transaksi pembayaran menggunakan bitcoin.

Sedangkan faktor sosial budaya biasanya dipengaruhi libur panjang sehingga demand terhadap Bitcoin menjadi kurang dan nilainya bisa menjadi turun. Faktor terakhir adalah teknologi yang menyangkut sistem blockchain di dalamnya. Sistem yang terganggu akan berpengaruh kepada nilai.