Moodah Kembangkan Aplikasi Catatan Keuangan, Targetkan UKM yang Terdampak Pandemi
Telah mendapatkan dana pre-seed melalui program akselerator MOX oleh SOSV
Angka konfirmasi kasus positif Covid-19 di Indonesia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa belum ada tanda-tanda negara ini akan bebas dari belenggu virus tersebut. Hal ini berpotensi membawa sektor UKM semakin terpuruk jika tidak mulai beradaptasi dengan perubahan yang ada. Salah satu solusi yang saat ini banyak ditawarkan untuk membantu adaptasi para penggiat UKM ini adalah aplikasi pencatatan keuangan.
Salah satu aplikasi yang belum lama ini meluncur adalah Moodah. Arini Astari, selaku Co-Founder menyampaikan fakta terkait 78% UKM yang bangkrut di tahun pertama adalah karena mayoritas mereka masih unbankable, serta keuangan usaha dan rumah tangga yang tidak tertata rapi. Jadi meskipun penjualan terlihat bagus, penghasilan yang didapat tidak transparan.
"Dengan background kami para founders yang datang dari ERP consultant, kami percaya kami dapat menggunakan solusi-solusi yang sebelumnya kami kembangkan untuk big corporates, kami sederhanakan untuk sesuai kebutuhan UMKM dan membantu mereka untuk mulai menata laporan keuangannya tanpa harus belajar akuntansi," ujar Arini.
Moodah merupakan produk ekspansi dari Rubyh.co, sebuah software house Indonesia yang berfokus dalam memberikan solusi perangkat lunak berkualitas tinggi untuk masalah terkait teknologi. Setelah tiga tahun berdiri, timnya memutuskan untuk merambah produk baru yaitu sistem manajemen inventaris. Pada tahun 2018, terbentuklah Moodah yang digawangi oleh Arini Astari, Muhammad Irfan, dan Alexander Sie To.
Fitur yang ditawarkan Moodah cukup sederhana, yaitu pencatatan transaksi, pembuatan laporan keuangan, serta pengelolaan hutang/piutang. UMKM hanya perlu memasukan pengeluaran dan pemasukan, lalu aplikasi akan membuatkan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM.
Dengan memiliki laporan keuangan yang jelas, pelaku UMKM dapat membuat keputusan lebih cepat dan lebih baik. Laporan keuangan ini juga dapat menjadi modal mereka untuk mengajukan pinjaman. Timnya turut menambahkan, pelaku UKM yang menggunakan Moodah dilaporkan mendapat kenaikan laba bersih sampai 125%.
"Saat ini kami memfokuskan kepada teman-teman yang terdampak pandemi (dirumahkan) dan mulai berjualan mandiri secara online ataupun offline. Aplikasi pembukuan Moodah dapat dinikmati UMKM secara gratis, namun kami juga menawarkan fitur-fitur premium yang dapat dibeli oleh pengguna," tambah Arini.
Selama beroperasi, Moodah telah bekerja sama dengan banyak pihak, terutama pemerintah, seperti Jakpreneur, Rumah Kreatif BUMN, KADIN, serta pengembang komunitas lainnya. Dalam tiga bulan terakhir, Arini turut menyampaikan antusiasme tinggi dari UKM yang ditunjukkan dengan peningkatan pengguna aplikasi hingga 86%.
Pada bulan Oktober lalu, Moodah juga terpilih sebagai salah satu kandidat untuk mengikuti program Startup Studio Indonesia. Ini merupakan program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bagi startup tahap awal untuk mengakselerasi skala bisnisnya.
"Program Startup Studio sangat membantu kami untuk fokus kepada solusi akan masalah yang kami mau coba pecahkan. Kami diberikan 1:1 session dengan para founders yang sudah series B ke atas, sehingga kami bisa sharing experience dan sangat relatable," ungkap Arini.
Layanan pencatatan keuangan sendiri sedang mendapat perhatian dari banyak investor. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa platform yang berhasil meraih pendanaan di tahun ini, sebut saja BukuKas, BukuWarung, serta Credibook. Sebelumnya, Moodah juga telah mengikuti program akselerator MOX oleh SOSV, perusahaan modal ventura yang bermarkas di Amerika Serikat, dan berhasil mendapatkan dana pre-seed pada bulan Februari 2020.
More Coverage:
Terkait dampak pandemi, Arini turut menyampaikan bahwa timnya kini lebih fokus dan terarah untuk mencapai target, serta semakin termotivasi untuk membantu sektor UKM yang 47%-nya sudah tutup buku.
"Kami selalu mencoba melihat sisi yang positif dari suatu kejadian. Kami melihat pergerakan UMKM ke arah digital menjadi lebih cepat karena untuk dapat bertahan di masa pandemi, UMKM harus beralih online," jelas Arini.
Saat ini, Moodah juga memfasilitasi UMKM dari mengadakan pelatihan-pelatihan online hingga meluncurkan fitur penagihan menggunakan WhatsApp. Penggunanya pun dapat melakukan pembayaran langsung menggunakan dompet digital, seperti GoPay, OVO, dan DANA, maupun transfer bank (virtual account).