OttoPay Hadir sebagai "Merchant Aggregator", Berkomitmen Hidupkan Ekonomi Warung
Diklaim sudah merangkul 1,3 juta merchant di Jawa, Bali, dan Sumatera
Masih besarnya warung yang belum terjangkau oleh manfaat ekonomi digital menjadi kesempatan buat para pemain teknologi untuk menggarapnya, salah satunya adalah OttoPay. Memasuki tahun ketiga, perusahaan meningkatkan sejumlah fitur OttoCash, PPOB, dan tambahan penjualan produk agar merchant dapat meningkatkan pendapatannya.
“Saat ini OttoPay terdaftar di Bank Indonesia sebagai penyelenggara penunjang sistem pembayaran dan merchant aggregator. Saat ini kami bekerja sama dengan PT Transaksi Artha Gemilang (OttoCash), segera menyusul tiga partner lainnya dalam proses,” ujar juru bicara OttoPay kepada DailySocial.
Sebagai merchant aggregator, OttoPay merekrut toko-toko baik merchant kecil, modern, dan e-commerce, sebagai merchant yang dapat menerima pembayaran via OttoPay.
OttoCash itu sendiri adalah sister company OttoPay yang bermain di segmen uang elektronik. Keduanya terafiliasi dalam Salim Group. Perusahaan lainnya, iSaku dan Pede (perusahaan patungan dengan Allianz SE), masih berada dalam payung yang sama.
Hubungan bisnis antara OttoPay dan OttoCash ada dua. Pertama, OttoPay sebagai merchant aggregator untuk implementasi QRIS milik OttoCash. Kedua, OttoCash sebagai partner access di aplikasi OttoPay, sehingga konsumen dapat menggunakan saldonya di OttoCash untuk bertransaksi di aplikasi OttoPay.
“Para mitra OttoPay dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi uang elektronik, salah satunya adalah Pede.id.”
Tak hanya itu, untuk meningkatkan loyalitas pengguna, perusahaan menambahkan OttoPoint yang dapat ditukar dengan berbagai voucher menarik, seperti pulsa, token listrik, voucher game, restoran, minimarket, setiap kali berhasil melakukan transaksi penjualan PPOB dan pembayaran invoice. Tampilan antarmuka aplikasi juga diperbarui agar proses lebih seamless.
“OttoPay memperbarui tampilan dan menambahkan fitur OttoCash dan OttoPoint dalam versi terbarunya untuk membangun kebiasaan belanja baru yang lebih bersih, praktis, dan aman,” ujar Direktur OttoPay Budi Hartono secara terpisah dalam keterangan resmi.
Tambah pendapatan merchant
Perlu dicatat bahwa aplikasi OttoPay hanya bisa dinikmati pemilik usaha, bukan end user pada umumnya. Karena merchant OttoPay tidak hanya yang skala besar saja, perusahaan berupaya menambah fitur PPOB untuk merchant kecil agar dapat memperoleh tambahan pemasukan, salah satunya PPOB, untuk transaksi pembelian pulsa, voucher game, internet, pembayaran listrik, air, dan BPJS.
Penambahan lainnya adalah penjualan produk fisik, seperti eskrim dan kebutuhan barang pokok untuk mendapat tambahan pemasukan. Perusahaan mengklaim telah terhubung dengan berbagai mitra distributor terpercaya. Mereka juga bisa membeli stok dagangan hariannya melalui aplikasi tanpa harus meninggalkan tokonya.
More Coverage:
Seluruh pemasukan dan pengeluaran yang terjadi lewat aplikasi akan tercatat dan dapat diakses dengan mudah oleh merchant secara real time. Agar bisnis merchant kecil terus berkembang, perusahaan sedang mengembangkan bantuan pinjaman modal usaha dengan menggaet mitra Lembaga keuangan yang sudah berlisensi resmi.
Diklaim perusahaan telah merangkul 1,3 juta merchant tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sumatera. Komposisi persebaran terbesar ada di kota tier 1 (60%), tier 2 (26%), dan pelosok (14%).
Selain OttoPay, pemain lainnya yang bisnisnya beririsan di antaranya ada PayFazz, GrabKios, Warung Pintar, dan Wahyoo, semua marketplace besar juga telah terjun dari Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee. Berbondong-bondongnya masuk ke ranah ini, lantaran ada 3,5 juta warung yang menjadi tulang punggung ekonomi negara menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM.