Pengaruh Funding Kaskus Terhadap Ekosistem Startup di Indonesia
Rumor-pun tak bisa dihindari, beredar dengan cepat mengenai valuasi Kaskus yang mencapai $60 juta, $80 juta bahkan $100 juta USD. Kaskus sendiri tidak melakukan konfirmasi mengenai valuasi mereka ketika difunding oleh GDP, membuat banyak pihak makin penasaran.
Bukan rahasia umum lagi bahwa GDP Venture adalah perpanjangan tangan dari Grup Djarum yang berkecimpung di bidang teknologi internet, dan sejak beberapa waktu lalu sudah banyak pihak dari grup bisnis besar yang mulai melirik ke investasi di web startup. Contohnya dari pihak Sampoerna Foundation melalui program Mekar.biz yang mulai bergerak perlahan (update mengenai Mekar.biz ada di bawah), ada juga dari Grup Bakrie yang mulai memaparkan visinya dalam bidang inkubasi dan investasi di perusahaan teknologi. Dan masih ada beberapa grup-grup raksasa lain yang sedang mempersiapkan program-program yang memungkinkan mereka masuk ke tech startup.
Tidak mau ketinggalan, telco-pun mulai masuk ke bisnis ini dimulai dengan Grup Bakrie. Idenya sederhana : telco sudah tidak bisa lagi menjual airtime dan sms, yang paling bisa dijual adalah paket data internet. Dan untuk menjual paket data internet mereka butuh konten, baik itu konten lokal maupun konten luar. Disinilah startup masuk sebagai penyedia konten untuk para telco, dan sepertinya kebanyakan perusahaan telco memiliki strategi yang tidak terlalu jauh berbeda. Ada juga beberapa yang membantu startup dengan menyediakan platform mobile payment, menarik bukan?
Tapi berhubungan kembali dengan proses investasi Kaskus oleh GDP Venture, para pebisnis makro yang biasanya bermain di tambang, agrikultur, minyak, dan lain-lain kini mulai melirik internet sebagai lahan baru yang cukup menjanjikan. Mungkin beberapa investor sudah mulai melirik Teknologi, tapi masih banyak yang skeptis dengan ranah maya internet. Proses funding Kaskus inilah yang kemudian berperan penting untuk menunjukkan bagaimana sebuah forum online yang dikelola dengan baik mampu menjadi bisnis yang menguntungkan dengan profit yang tinggi.
Hal ini tentu berdampak besar bagi ekosistem startup secara keseluruhan, dimana makin banyak ketertarikan untuk berinvestasi di tech startup yang memiliki potensi. Bahkan beberapa orang konglomerat pun sudah mulai berinvestasi di startup-startup Indonesia, menunjukkan trend bahwa pertumbuhan funding dan investasi di Indonesia akan makin meningkat tahun ini dan mungkin sampai jangka waktu yang cukup lama.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, apakah hal ini bisa sustainable? Bukan apa-apa, jika terlalu banyak investor berinvestasi di startup yang salah dan gagal, apalagi dengan valuasi yang luar biasa tinggi dan tidak masuk akal, tentu bisa memicu bubble selanjutnya seperti yang dulu terjadi di AS dan Indonesia tahun 2000an.
Update :
Mekar.biz merupakan program untuk mempertemukan angel investor dengan startup, dan tidak berinvestasi langsung ke startup. Thanks Dondi Hananto for the info.
Disclosure: DailySocial diinkubasi oleh Merah Putih Inc. dan merupakan bagian dari GDP