Investree Galang Pendanaan Seri D Dipimpin JTA Holdings, Segera Ekspansi ke Qatar
Akan bentuk perusahaan patungan di Qatar untuk menyediakan solusi pendanaan yang sama untuk para pelaku UKM
Startup fintech lending Investree mengumumkan pendanaan Seri D yang dipimpin oleh JTA International Holdings, perusahaan investasi berbasis di Qatar. Putaran ini masih berlangsung dan ditargetkan dapat rampung pada Januari 2023 mendatang.
Pengumuman ini sekaligus menandai debut perdana JTA International Holdings untuk startup fintech di Indonesia. Tidak disebutkan target dana yang diincar Investree dalam penggalangan ini. Perusahaan terakhir kali mengumumkan pendanaan seri C sebesar $24 juta dari BRI Ventures, MUFG Innovation Partners pada April 2020.
Dalam acara yang digelar Investree pada hari ini (14/12), Co-founder dan CEO Investree Adrian A Gunadi mengungkapkan ada banyak rencana strategis yang bakal dilakukan perusahaan bersama dengan lead investornya kali ini. Salah satunya, ekspansi ke Qatar dengan membentuk perusahaan patungan. Produk lending tersebut nantinya difokuskan pada pembiayaan supply chain untuk UMKM.
Menurut dia, UMKM di Qatar punya masalah yang sama seperti di Asia Tenggara, yakni sulit mendapat akses kredit dari lembaga keuangan resmi. “Pendanaan ini sangat signifikan mempertebal modal Investree untuk merealisasikan ekspansi bisnis ke depannya. Potensi bisnis financing ini tidak hanya besar di ASEAN, tapi juga Middle East Asia karena UMKM di sana juga punya tantangan yang sama,” ucap dia.
Selama ini dari sisi hubungan bilateral antar negara, diskusi yang berada di level antar pemerintah (G2G) sudah banyak dilakukan, namun kesepakatan investasi untuk Investree menandai pertama kalinya perusahaan investasi Qatar mendanai startup digital lokal.
“Diskusi sebenarnya sudah berjalan sekitar tujuh bulan lalu. Kami juga sudah bertemu langsung dengan JTA di Qatar. Mereka menunjukkan komitmen yang serius dalam mendukung potensi industri finance dan banking di Indonesia.”
Sebelumnya, Investree sudah hadir di dua negara di Asia Tenggara, yakni Filipina dan Thailand sejak 2021. Di kedua negara tersebut, perusahaan membentuk perusahaan patungan dengan mitra lokal dan memproses lisensi dari otoritas terkait sebelum beroperasi penuh.
Di Thailand, Investree menghadirkan dua produk, yaitu Bullet Payment Security dan Installment Payment Security. Keduanya punya kesamaan dengan Invoice Financing dan Working Capital Term Loan yang ditawarkan di Indonesia dan Filipina. Perusahaan menawarkan nilai tambah bagi UMKM untuk produk tersebut, di antaranya model credit scoring yang modern, pendanaan cepat, dan ketentuan dan biaya yang transparan.
Lebih dari sekadar fintech lending
Memasuki tahun ke-7, Investree kini tidak hanya sekadar menjadi perusahaan fintech lending, telah menjadi sebuah grup usaha. Baru-baru ini perusahaan memperkenalkan Sahabat Bisnis dan AIForesee untuk perkuat penilaian kredit (credit scoring) dalam mendukung penyaluran pinjaman bagi UMKM.
AIForesee dan Sahabat Bisnis berada di bawah naungan Investree Singapore Pte Ltd yang memiliki fokus berbeda dengan induk usaha.
AIForesee menyediakan platform penilaian kredit alternatif untuk mendukung penyaluran pinjaman produktif ke UMKM. Platform hadir untuk mendorong pelaku UMKM memahami skor kredit mereka sebelum mengajukan pinjaman ke lembaga jasa keuangan, termasuk platform pembiayaan. Layanan ini sudah tercatat di OJK sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Figital (IKD).
Platform ini menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan data alternatif yang dimiliki oleh ekosistem. Beberapa variabel yang dinilai, antara lain kesehatan finansial yang dapat diproyeksikan dari rata-rata pendapatan dan keseluruhan omzet, perilaku pembayaran yang diindikasikan dan perilaku ketepatan pembayaran tagihan, serta hubungan bisnis dengan pelanggan, jumlah supplier, dan tren media sosial.
Sementara, Sahabat Bisnis (SABI) merupakan platform lending-as-a-service (LaaS) yang menyediakan akses pinjaman terintegrasi ke Usaha Mikro dan Kecil (UMK). SABI ingin menjembatani ekosistem UMK yang membutuhkan dukungan modal dengan lembaga pembiayaan.
More Coverage:
SABI juga memfasilitasi business health check untuk memeriksa 'kesehatan' bisnis pelaku UMK dan penilaian kredit. Kolaborasinya dengan AIForesee dalam ekosistem Investree Grup menjadi bentuk penguatan inisiatif dalam memberikan solusi bisnis terpadu bagi UMKM.
Adapun dari bisnis utamanya sebagai fintech lending, dipaparkan hingga Oktober 2022, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp15,6 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp12,14 triliun dengan rata-rata tingkat imbal hasil rata-rata 16.3% per tahun.
Adapun portofolio pinjaman ini ada yang datang dari sektor kreatif dengan persentase Rp1,29 triliun. Pertumbuhan di sektor ini disebutkan cukup menjanjikan, bila diakumulasi dari 2015, total angka pinjaman tersalurkan mencapai Rp1,63 triliun untuk 327 peminjam. Bidang usahanya bermacam-macam, mulai dari agensi periklanan dan digital, rumah produksi, konsultan kreatif, mode, hingga makanan dan minuman.