Perjalanan Evil Geniuses Merebut Aegis of Champions dan Menjuarai The International 2015
Tak terbayang rasanya membawa pulang uang jutaan dolar, dan kini banyak orang penasaran bagaimana, buat apa serta dengan cara apa kira-kira anggota Evil Geniuses menghabiskannya. Semenjak hari penentuan di tanggal 8 Agustus kemarin, anggota tim esport asal Amerika itu berubah status menjadi jutawan - atau lebih tepatnya miliyarder jika dilihat dari perspektif kita.
Di grand final ajang The International 2015 Dota 2, EG sukses merebut porsi terbesar dari pool hadiah US$ 18,4 juta dolar, yaitu US$ 6.630.109 setelah mengalahkan CDEC Gaming. Namun faktanya, akhir bahagia tersebut merupakan kerja keras para individu yang menopangnya. Evil Geniuses adalah salah satu organisasi esport tertua dari negeri Paman Sam, dan mereka diketahui masuk ke kancah panas The International dalam masa pergolakan besar.
Pada bulan Oktober 2011, EG menunjuk Clinton 'Fear' Loomis untuk mempersenjatai tim Dota 2 mereka. Bersama-sama DeMon, PlaymatE, MiSery dan Pajkatt, Loomis memulai karier di sana. Tapi bahkan sebelum berkecimpung di The International, perjalanan mereka tidaklah mulus. Evil Geniuses ditimpa masalah perubahan pemain, dan kehilangan anggota inti seperti MiSery serta Pajkatt. Mereka mulai stabil sesudah bergabungnya Maelk, BuLba, and UNiVeRsE. Meski tampil apik di Group Stage TI 2012, mereka terbuang ke posisi kurang bergengsi.
Lagi-lagi Evil Geniuses mengalami perombakan, terjadi hingga September 2013. Fear akhirnya ditunjuk sebagai kapten, sayangnya performa yang mengecewakan menyebabkan mereka tidak diundang ke The International 2013 serta gagal lulus babak Western Qualifiers. Berita buruk seakan tidak berhenti, Clinton Loomis harus berhenti bermain karena cedera tangan. Walau ia menjalankan agenda pemulihan ketat selama enam bulan, Fear tidak bisa sembuh tepat waktu - perannya digantikan oleh Mason Venne.
Selepas The International 2014, Venne mengungkap bahwa dirinya akan pensiun dari ranah esport, sekali lagi memuramkan masa depan Evil Geniuses. Momentum tersebut memuncak pada bulan Januari 2015, orang-orang mengenalnya dengan 'the great western Dota reshuffle', ditandai lewat pindahnya Arteezy dan Zai ke Team Secret karena konflik internal. Sebelum acara Dota 2 Asia Championships dilaksanakan, EG 'buru-buru' mengadopsi Kurtis 'Aui_2000' Ling dan Syed Sumail Hassan. Loomis juga kembali, membawa Evil Geniuses menjuarainya.
Info menarik: Evil Geniuses Menangkan The International 2015 Dota 2, Raih $ 6,6 Juta
Di usia sangat muda, Syed Sumail Hassan bermimpi untuk berkarier di dunia esport. Ia terdorong pindah ke Amerika sebab belum ada infrastruktur pendukung gaming online yang memadai di negara asalnya, Pakistan. Sumail seringkali menghabiskan harinya berlatih di warnet, dan pada akhirnya memutuskan buat menjual sepeda demi memberinya modal supaya bisa bermain lebih lama.
Sumail mendapatkan bimbingan langsung dari sang veteran, Clinton Loomis. Melalui player profile, ia berkata, "Fear membantu saya mengerti untuk mempercayai rekan satu tim. Ia bilang, seorang pemain yang baik mampu mempelajari kesalahannya dan tidak mudah kesal, mereka harus fokus berlatih lebih keras dan itulah cara agar jadi yang terbaik."
Dipadu kemampuan papan atas, mungkin semangat inilah yang menyebabkan Evil Geniuses memenangkan turnamen The International 2015 Dota 2. Selain mengamankan uang jutaan dolar dan menyabet trofi Aegis of Champions, menurut saya hal terpenting bagi Loomis, Sumail, beserta Saahil Arora, Kurtis Ling, dan Peter Dager ialah keberhasilan mereka menorehkan nama dalam sejarah gaming kompetitif.
Dan ini dia profile masing-masing anggota Evil Geniuses Dota 2: UNiVeRsE, Aui_2000, Fear, ppd, danSuma1l.
Sumber: TeamLiquid.net, Dota Blast, EvilGeniuses.gg & Dota2.com.