Perkuat Konten, Kaskus Siap Tambah Empat Anak Usaha Baru
Mulai memproduksi konten original dan kurasi berbasis video atau teks
Kaskus mengumumkan akan berinvestasi ke empat startup sebagai anak usaha baru guna perkuat produksi konten agar tetap relevan dan memenuhi kebutuhan forum diskusi dan komunitas. Adapun proses investasi tersebut sudah mencapai tahap due diligence dan bakal diumumkan dalam waktu dekat.
"Kita ini bukan startup yang baru berdiri 2-3 tahun, jadi sudah sustained dan harus tetap sustained. Jadi sekarang strateginya kita investasi ke diri sendiri dan buat anak usaha. Saya belum bisa bilang namanya, masih dalam proses. Ada empat startup yang mau kita invest, mereka itu perusahaan yang kita lihat ada alignment-nya dengan Kaskus," terang CEO baru Kaskus Edi Taslim, Senin (9/4).
Investasi segar ini akan menambah portofolio anak usaha Kaskus. Kaskus telah memiliki Garasi.id yang telah di spin-off, bergerak di marketplace otomatif dan telah diluncurkan pada Agustus 2017. Terintegrasi erat dengan Kaskus Forum, Garasi,id menghadirkan solusi komprehensif untuk kemudahan jual beli mobil bekas secara online.
Edi menuturkan strategi tersebut diharapkan dapat sejalan dengan ambisi ingin mulai memproduksi konten original dan terkurasi, baik dalam format teks/foto dan video. Meskipun demikian, fokus utama Kaskus tetap mendorong pengguna menghasilkan konten berbasis UGC (User Generated Content).
"Beberapa program baru yang akan dihadirkan seperti video based program. Ke depannya akan ada banyak video live streaming, talkshow, dan lainnya. Kalau dulu kan konten di Kaskus benar-benar dari pengguna. Nah sekarang ini kita juga mau buat sendiri kontennya."
Menurut Edi, tantangan terbesar yang dihadapi Kaskus bukan mengubah model bisnis untuk bersaing dengan yang lainnya. Fokus perusahaan adalah mempertajam layanan sebagai platform komunitas tempat berdiskusi. Kaskus harus bisa menarik orang-orang dengan kesamaan peminatan berkumpul di satu tempat.
Founder Kaskus Andrew Darwis menambahkan, saat ini pengguna Kaskus mengalami penurunan minat dalam memproduksi konten. Hal tersebut adalah dampak maraknya aplikasi media sosial yang memudahkan orang memproduksi konten dalam waktu singkat. Terhitung saat ini Kaskus Kreator telah memiliki 11 ribu anggota terdaftar.
"Makanya kami buat Kaskus Kreator pada tahun lalu untuk mendorong penulis menghasilkan artikel dan mendapatkan reward berdasarkan jumlah view yang mereka dapatkan. Per 1 view kita hargai Rp1. Bulan lalu kita redeem sekitar Rp30 juta untuk semua penulis," terang Andrew.
Memanfaatkan AI kurangi berita bohong
Selain mendorong konten UGC, kebijakan konten juga akan diperbaiki. Tidak ada ruang untuk konten terkait SARA, pornografi, dan lainnya yang melanggar undang-undang. Salah satu teknologi yang dipakai membantu moderator dalam memfilter konten adalah AI.
Untuk praktiknya, sambung Andrew, setiap konten yang diterima Kaskus akan dicek kembali oleh mesin AI dengan mereferensikannya ke situs media terpercaya, apakah berita bohong, copy paste, atau bukan. Setelah mendapatkan hasil, moderator baru bisa memprosesnya.
"AI ini baru untuk internal, belum untuk pengguna. Kita sudah pakai ini sejak tahun lalu, saat kepemimpinan Pak On Lee [CEO Kaskus sebelumnya]."
Edi menambahkan, penegasan kebijakan konten juga merupakan bentuk antisipasi Kaskus karena tahun ini mulai memasuki tahun politik. Pihaknya ingin memoderasi percakapan ke arah yang lebih positif.
"Selama ini kita agak longgar. Sekarang mau ditegasin lagi karena kita enggak mau menutup mata bahwa ada konten yang melanggar aturan. Kita sekarang banyak berkumpul dengan para moderator untuk memoderasi percakapan ke arah positif," pungkas Edi.