Pesan Presiden Jokowi untuk Pemain Startup Lokal
Pemerintah juga mengupayakan deregulasi untuk meminimalkan aturan yang dapat "mencekik" startup
Presiden Joko Widodo memberikan pesan singkat untuk startup lokal agar terus berinovasi secara agresif di dunia digital, mengingat internet memiliki peluang tanpa batas. Pesan ini ia sampaikan saat membuka acara konferensi IDByte 2017 hari ketiga, Kamis (28/9).
Berkat internet, kini setiap negara saling berlomba-lomba mengembangkan inovasi terbaru dan menjadi perusahaan skala global bernilai tinggi. Presiden mencontohkan, dari 12 perusahaan terbesar di dunia, delapan di antaranya adalah perusahaan teknologi seperti Alibaba, Tencent, Microsoft, Apple, Facebok, Samsung, Alphabet, dan sebagainya.
"Kita hidup di era keterbukaan, internet membuat kita jadi tak kenal batas. Dengan teknologi, telekomunikasi, dan konektivitas, orang dapat dengan mudah melakukan kegiatan sehari. Ini artinya, sebuah perusahaan internet bisa tembus jadi terbesar di dunia dalam waktu cepat. [Kesempatan yang sama] berlaku juga untuk startup lokal," terang Presiden.
Startup Indonesia pun, menurutnya, memiliki kesempatan dan peluang yang besar untuk bisa maju ke ranah global. Hanya saja mau tak semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, hingga pelaku harus fleksibel menerima perubahan teknologi.
Presiden pun menyarankan kepada pemain startup lokal untuk tidak membuat startup tandingan menghadapi Google ataupun Alibaba. Sebab, hal ini dinilai buang-buang energi. Untuk itu ia menyarankan agar perusahaan yang ada sekarang dimanfaatkan untuk membangun inovasi dalam negeri.
"Menurut saya, menurut bapak ibu dan saudara bisa berbeda, jangan coba-coba bikin Alibaba atau Google tandingan. Buat apa bikin lagi, menurut saya buang energi. Lebih baik manfaatkan mereka untuk mengembangkan inovasi baru karena bisa menjadi pasar tersendiri."
Dorong inovasi dengan unsur lokal
Jokowi menambahkan, perusahaan raksasa tersebut tidak akan berarti apa-apa ketika ekspansi ke negara baru karena mereka akan terbentur dengan masalah keterbatasan praktisi untuk memahami tradisi lokal.
Apalagi di Indonesia, banyak kosakata daerah yang tidak mereka pahami. Konsep lokalisasi dalam hal ini menjadi kelebihan utama yang dikuasai startup lokal. Di luar Indonesia, salah satu startup lokal yang berhasil mendominasi negaranya sendiri adalah Flipkart, layanan e-commerce berasal dari India.
Kehadiran Flipkart, sambung Jokowi, membuat Amazon memutuskan untuk mengakuisisi startup penyedia pembayaran online Emvantage. Juga, perusahaan ritel dari India Shopper Stop untuk bersaing dengan Flipkart.
"Internet memang membuat jarak jadi tidak berarti. Tapi bukan berarti lokasi jadi tidak penting. Orang asing belum tentu paham dengan kata baper atau ndeso. Keterbatasan inilah yang jadi peluang lokal untuk terus berkembang."
Salah satu startup lokal yang mengedepankan unsur lokal, disebut Jokowi adalah HijUp, layanan e-commerce khusus busana muslim. Startup tersebut dinilai mampu melayani seluruh konsumen di seluruh dunia dengan menjual produk asli Indonesia.
"Jadi apakah kita akan menyerah dengan raksasa global internet? Sama sekali tidak, kita tidak boleh pasrah. Kita perlu meng-Indonesia-kan produk lokal ke pasar internasional dengan platform global seperti Lazada dan Tokopedia. Sebab kekuatan kita itu ada di lokal."
Dorong akselerasi dengan deregulasi aturan
Selain menekankan pesan kepada startup untuk terus berinovasi, Presiden menuturkan peran pemerintah adalah melakukan deregulasi aturan yang sifatnya mencekik dan mematikan inovasi. Aturan lama dinilai tidak sesuai dengan prinsip perusahaan itu sendiri, yang mana terlalu kaku dan tidak fleksibel.
Terlebih, startup memiliki risiko gagal yang tinggi. Sehingga startup tidak akan dapat tumbuh agresif bila mereka dikelilingi oleh aturan yang justru akan mematikan.
"Startup bisa tercekik karena aturan lama, makanya deregulasi itu penting. Banyak startup yang gagal salah satunya karena masalah aturan. Startup itu yang penting bisa bangkit lagi setelah jatuh," pungkas Jokowi.