Podcast On-Demand Inspigo Bisa Dinikmati Secara Offline
Fitur "download" memudahkan pengguna menikmati konten podcast tanpa harus terkoneksi dengan internet
Pengguna Inspigo kini dapat menikmati konten-konten audio atau podcast secara offline. Artinya, konten podcast Inspigo dapat didengarkan tanpa perlu terhubung koneksi internet.
“Kami umumkan bahwa kini Inspigo punya fitur download sehingga konten podcast kami dapat dinikmati secara offline,” ujar CEO Inspigo Tyo Guritno di Press Conference Inspigo di Jakarta, Selasa (4/9).
Tyo menuturkan fitur download ini dikembangkan untuk menyasar segmen pengguna yang tinggal di kawasan minim atau yang tak terjangkau internet sama sekali.
“Kami selalu percaya bahwa inspirasi itu tak hanya untuk segelintir orang, dan (kami ingin) konten ini bisa dikonsumsi di mana saja dan kapan saja,” tambah Tyo.
Ada segmen pengguna Inspigo yang berasal dari Papua di mana akses internet sangat terbatas. Menurut pengakuan mereka kepada Tyo, pengguna tersebut harus pergi ke kota mencari akses internet agar bisa terhubung dengan layanan podcastInspigo.
”Sesuai visi Inspigo, kami ingin empower masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk dapat topik inspiratif dengan mudah. Kalau tidak cepat mengikuti perubahan di era sekarang, kita akan terlambat,” tuturnya.
Inspigo merupakan platform penyedia podcast on-demand yang menyajikan ragam topik, mulai dari kesehatan, keuangan, musik, hingga gaya hidup. Inspigo diinisiasi oleh Tyo Guritno, Yoris Sebastian, dan Eva Ditasari. Saat ini versi public beta Inspigo telah meluncur di Android dan iOS.
Podcast di dalam Inspigo disajikan dalam bentuk talkshow berdurasi sekitar 6-7 menit yang diisi narasumber dari berbagai latar belakang dan dipandu oleh host. Inspigo juga menghadirkan konten tips berdurasi 2-3 menit dengan gaya monolog.
Meski belum bisa menunjukkan data pengguna, Tyo menyebutkan bahwa Inspigo telah didengar luas mulai dari Sabang hingga Merauke dengan segmen usia sebagian besar di rentang usia 18-34 tahun.
Fokus pada kurasi konten
Saat ini, Inspigo masih dikembangkan dengan kocek sendiri alias bootstrapping. Meski berminat mencari pendanaan dari venture capital (VC), Tyo mengungkap saat ini ia lebih fokus mengembangkan konten lebih beragam agar Inspigo dapat dipakai lebih luas lagi.
“Sekarang ini kami mau kembangkan konten lebih banyak supaya lebih banyak yang pakai. Kalau nanti sudah mau scale up, dan jelas model bisnisnya, barulah kami ke arah sana [cari pendanaan],” ujar Tyo.
Dapat dikatakan Inspigo belum mematok model bisnis yang pasti mengingat layanan podcast tidak memiliki slot iklan, berbeda dengan layanan streaming musik. “Saat ini, kami kerja sama dengan untuk buat branded content, termasuk main ke offline dan online event,” jelasnya lagi.
Co-founder Inspigo Yoris Sebastian menambahkan, penguatan variasi konten menjadi fokus mereka saat ini mengingat layanan Inspigo menargetkan segmen pengguna milenial yang bekerja.
“Kami sebetulnya dapat permintaan banyak untuk jadi narasumber, tetapi kami lebih memilih untuk kurasi dari pengguna bukan speaker-nya. Kami cari topik sesuai relevansi, yang cocok dengan working millenial.”