1. Startup

RajaTender Permudah Perusahaan Kelola Tender

Juga memudahkan vendor berjuang mendapatkan tender yang diinginkan

Teknologi merupakan salah satu solusi untuk kemudahan, transparansi, dan efisiensi untuk permasalahan-permasalahan konvensional yang ada. Dengan teknologi pekerjaan konvensional banyak diarahkan ke bentuk digital untuk mengoptimalkan kelebihan teknologi, beberapa di antaranya memangkas waktu dan jarak. RajaTender berangkat dan dikembangkan didasari oleh alasan-alasan tersebut. Tujuannya, membantu perusahaan dan vendor untuk sama-sama bertemu dalam sebuah proses tender yang disederhanakan melalui teknologi digital.

RajaTender memungkinkan perusahaan menampilkan tender atau kebutuhan yang diinginkan. Selanjutnya, vendor menanggapi dengan menawarkan kebutuhan dengan harga yang disesuaikan. RajaTender menyediakan ruang untuk kemudahan proses lelang tender ini. Dilengkapi juga dengan fitur e-auction, RajaTender memudahkan perusahaan mendapatkan kesepakatan dengan vendor dengan waktu dan proses yang tidak berbelit.

Johanes Andria, founder yang berada di balik RajaTender kepada DailySocial mengungkapkan saat ini RajaTender tengah mempersiapkan diri untuk peluncuran yang bakal dijadwalkan dalam waktu dekat. Dalam prosesnya, RajaTender akan menyempurnakan fitur-fitur yang nantinya akan menjadi unggulan RajaTender.

“Beberapa fitur tersebut antara lain, online briefing room, sebuah fitur yang memungkinkan vendor dan perusahaan berkomunikasi menjelaskan mengenai berbagai kebutuhan. Di sisi lain, perusahaan atau pembeli tidak harus berhubungan dengan vendor satu per satu,” ungkap Johanes.

Fitur selanjutnya adalah e-auction. Fitur ini memungkinkan pengguna tidak perlu melakukan negosiasi secara manual karena vendor yang lolos akan langsung berkompetisi dengan menggunakan metode lelang untuk memberikan harga yang termurah.

Dengan sederet fitur yang diberikan RajaTender menyasar perusahaan swasta dan startup yang belum memiliki tim untuk proses procurement dan belum memiliki sistemnya secara online. Johanes juga mengakui bahwa RajaTender ini terinspirasi dari LPSE yang banyak digunakan pemerintah daerah. Hanya saja, fitur dan pengalaman pengguna coba ditingkatkan oleh RajaTender untuk memberikan yang terbaik bagi setiap penggunanya.

“Saat ini kami masih dalam tahap persiapan akhir sebelum soft launching di November awal. Rencananya awal 2018 kami akan grand launching. Fokus kami dalam tahun ini adalah untuk melakukan validasi market opportunity dan juga mencari investor awal yang dapat mendukung kami dalam pengembangan bisnis. Selain itu juga tahun ini kami akan manfaatkan untuk menyempurnakan sistem dan juga enhancement dari fitur-fitur berdasarkan saran atau masukan dari pasar,” tutup Johanes.