Real Time Search Engine Hanyalah Fitur Gengsi
Tahun 2009 lalu Google dan Bing hampir bersamaan mulai memasukkan Twitter updates ke search result,dan tahun ini Yahoo mengikuti langkah para pesaingnya. Beberapa search engine lain yang kurang populer bahkan telah memulai langkah ini lebih dulu, seperti Summize yang akhirnya diakuisisi oleh Twitter, ada juga OneRiot, Collecta dan juga CrowdEye.
Entah kenapa saya masih memikirkan sudut pandang lain bahwa sampai sekarang fitur real-time hanyalah sebatas fitur gengsi yang dimiliki karena harus punya sebelum kompetitor lain punya, atau juga menjadi mandatory karena kompetitor sudah meninggikan standard duluan. Memang jadi terdengar sangat skeptis, mungkin pendapat saya ini masih dipengaruhi dengan tingkat adopsi social media di Indonesia yang masih agak "berbeda" dengan di luar negeri. Ah tapi itu tentu sangat subyektif.
Lalu, apa sih implikasi langsung dari realtime search engine untuk pengguna internet? Berikut pendapat bapak Nukman Luthfie :
Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa rekomendasi teman (di dunia offline dan online) lebih besar pengaruhnya untuk membeli barang/jasa ketimbang iklan jenis apapun.Kedua, riset terbaru menunjukkan, opini konsumen lain (yang bukan teman) di online ternyata juga berpengaruh besar pada pembelian. Lihat tulisan saya di : http://virtual.co.id/blog/online-behavior/apa-kata-teman-di-media-sosial-lebih-penting-ketimbang-iklan/ Dan kedua hal itu terjadi di social media (kita kan hanya berjejaring dgn teman yang kita kenal di FB, Twitter dll). Opini teman di socmed sangat berpengaruh thd kita (konsumen).Kalau opini oline (tdk harus dari yg dikenal) sdh dimulai sejak Amazon mengizinkan pembaca mereview buku2 yg dijual di Amazon. Di social media, otomatis kita jarang mencari karena update selalu di feed ke browser atau ke alat baca lain spt Twittdeck, FB BB dll. Terpaan opini yg terus meneruslah yg akan mempengaruhi pembelian. Paling tidak, pengguna socmed tahu kemana ia harus bertanya ketika ingin beli sesuatu karena tahu kompetensi teman2 socmed nya.Nah, apa hubungannya dgn search engine dan real time search? Sampai hari ini saya yakin 100%, RT search tak akan mempengaruhi konsumen. Mereka akan lebih suka tanya langsung di Twitter, FB atau socmed lain.Ini murni terjadi karena : 1. Karakter pengguna socmed spt saya sebut di atas 2. search engine belum menyediakan RT search secara penuh, sehingga belum MENGUBAH perilaku search konsumen di search engine. Namun, tidak tertutup kemungkinan, dengan disajikannya RT search di search engine, dalam jangka panjang akang mengubah perilaku search saat ini. Maka saya menduga, Google, Yahoo, Bing sedang menanam buah untuk dipetik 5 thn mendatang. Apalagi, saya yakin, meski tanpa data, volume search untuk kata kunci tertentu menurun di search engine karena pindah di socmed. Ini otomatis mengurangi rejeki search engine jika mereka tidak segera memindahkan perilaku bertanya dan search langsung di socmed ke search engine.
I couldn't agree more, terkadang jika berita itu datang dari lingkaran sosial (teman) memang relevansinya terkadang menjadi lebih tinggi. Pandangan yang "visionary" dari bapak Nukman Luthfie ini ada benarnya, bisa jadi 5 tahun lagi Real-time content merupakan aset yang mandatory bagi sebuah content provider.
Paling tidak pendapat pak Nukman ini bisa menjadi justification for my personal skepticism. Sampai saat ini fitur real-time content di search engine hanyalah sekedar fitur gengsi. Seberapa sering sih anda menggunakan search engine untuk mencari berita terbaru? Atau anda justru lebih sering langsung ke Detik.com saja?
Bagaimana pendapat anda? Setuju atau tidak? Saya sangat penasaran dengan pendapat anda :)