Startup ECF LandX Incar UKM Berkualitas Peroleh Alternatif Pendanaan
Dalam empat bulan telah membantu 11 UKM menggalang dana dengan total nilai Rp52,09 miliar
Startup equity crowdfunding (ECF) LandX mengincar lebih banyak UKM berkualitas untuk mendapatkan alternatif pendanaan selain mengajukan pinjaman ke bank. Pada tahun ini perusahaan mengincar antara 30 sampai 50 UKM yang dapat terfasilitasi dengan pendanaan dari investor publik.
Dalam konferensi pers yang digelar perusahaan kemarin (4/5), Co-Founder & COO LandX Romario Sumargo menjelaskan, meski secara jumlah UKM yang dibidik tidak banyak, namun ia ingin memastikan setiap UKM yang dijaring memiliki kualitas bisnis dengan prospek yang baik. Sebab hal tersebut juga berkaitan dengan perlindungan investor atas dana-dana yang dipercayakan kepada LandX.
“Meski terdengar sedikit karena dari based on yang sudah kita jalankan, rata-rata UKM berhasil melakukan penggalangan dana lebih dari Rp5 miliar. Pernah tembus di Rp10 miliar. Berdasarkan nominalnya kami targetkan tahun ini bisa capai Rp150 miliar-Rp180 miliar, bisa jadi nomor satu ECF di Indonesia,” ucap Romario.
LandX sejatinya baru beroperasi kurang lebih empat bulan, sejak mengantongi surat izin dari OJK pada 23 Desember 2020. Kendati masih baru, perusahaan mengklaim mampu menguasai 65% pangsa pasar industri ECF di Indonesia pada Q1 2021 berdasarkan nominal pendanaan.
Per 4 Mei 2021, LandX menyalurkan 11 UKM menggalang dana dengan total nilai Rp52,09 miliar. Rata-rata UKM menggalang dana dengan kisaran Rp5 miliar sampai Rp7 miliar. Adapun total investor terdaftar mencapai 35.139 orang dengan rata-rata investasi yang diberikan adalah Rp10 juta.
Romario menuturkan UKM yang memanfaatkan LandX ini bergerak di berbagai industri, seperti facility service management, restoran, indekos, pabrik pupuk batu bara, dan cloud kitchen. Untuk menjaring UKM yang berkualitas, pada dasarnya UKM tersebut sudah berbentuk PT, memahami laporan keuangan, dan bisa membuat proyeksi bisnis.
“Untuk menemukan bisnis yang bagus, strategi kami kembali ke manual. Mencari cabang yang selalu ramai, lalu datangi pemiliknya, atau mendapat referensi dari komunitas.”
Dalam tahun ini, sambung Romario, LandX berencana upgrade lisensi menjadi SCF (securities crowdfunding) pada Q3 mendatang demi menangkap potensi bisnis yang lebih luas. Para penerbit saham memungkinkan tidak hanya menawarkan efek saham, tapi juga menawarkan efek utang, sukuk, dan lainnya.
More Coverage:
Sementara itu untuk merambah ke secondary market, berhubung portofolio UKM-nya belum menginjak satu tahun, maka rencana tersebut baru bisa terealisasi pada tahun depan. “Sekitar Juli ini kami akan mulai proses perizinan di OJK untuk upgrade ke SCF.”
Terhitung, pemain ECF yang sudah mendapat izin usaha dari OJK ada empat. Mereka adalah Santara, Bizhare, CrowdDana, dan LandX. Sementara, dalam keanggotaan di Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI), telah memiliki 22 anggota. Di antaranya, FundEx, danasaham, Byznis, Prodana, Benih Bersama, Greenfund, Urunmodal, Udana, Shafiq, dan lainnya.