TEMU Kembangkan Aplikasi untuk Serap Tenaga Kerja "Low Skill"
Monetisasi dengan menyediakan layanan "headhunting"
Portal pencarian kerja (job listing) menjadi salah satu terobosan menarik untuk menjembatani kebutuhan masyarakat akan pekerjaan dan korporasi sebagai penyedia lapangan kerja. Sudah banyak saat ini portal pencari kerja, namun kebanyakan memfokuskan untuk pekerja dengan pendidikan tinggi (minimal lulusan kuliah). Sementara itu tingkat terserapnya pekerja dengan pendidikan di bawah standar tersebut semakin kecil. Dengan latar belakang tersebut layanan TEMU dihadirkan.
TEMU (PT TEMU Sejahtera Visi Utama) merupakan startup pengembang portal job listing dalam web dan aplikasi yang mengkhususkan untuk menjaring tenaga kerja low skill, menyasar lulusan SD - SMA/K. Beberapa kesempatan kerja yang ditawarkan seperti sopir, penjaga toko, kasir, SPG, OB, dan lainnya. Para tenaga kerja disalurkan ke berbagai perusahaan dan kantor BUMN. Dengan misi sosial untuk memutus siklus kemiskinan yang ada di kampung kota di Indonesia, TEMU ingin memberikan solusi atas permasalahan komunikasi dan akses kepada berbagai informasi kesempatan kerja.
"Untuk memberikan informasi lowongan pekerjaan terbaik kepada para Pencari Kerja lulusan SD sampai SMA/SMK, pada Juni 2017 TEMU meluncurkan produk berupa aplikasi Android dengan nama TEMU KERJA yang dapat diunduh pada aplikasi Google Play Store," jelas Co-founder TEMU Gustian Mahardika.
Berdiri sebagai perusahaan dengan misi sosial sejak 2015, TEMU berkomitmen untuk tidak mengambil keuntungan apa pun dari pihak pencari kerja. TEMU yang juga sebagai pasar tenaga kerja (job marketplace) memberikan fitur layanan gratis kepada pihak perusahaan yang ingin memasang lowongan pekerjaan melalui TEMU.
“Meskipun berdiri sebagai perusahaan dengan misi sosial, TEMU tetap menargetkan untuk mendapatkan keuntungan. Saat ini TEMU telah meluncurkan layanan berbayar bagi perusahaan yang memiliki kebutuhan tenaga kerja dengan keahlian yang tepat secara cepat. Layanan tersebut bernama headhunting low skill. Layanan headhunting saat ini hanya tersedia bagi perusahaan di daerah Jadetabek.” lanjut Gustian.
Kebutuhan masyarakat
TEMU didirikan oleh dua orang founder, yakni Maral Dipodiputro dan Gustian Mahardika. Ide awal pengembangannya saat itu Maral ditugaskan untuk bergabung menjadi tim Pokja Papua yang dibentuk Presiden. Dari program tersebut Maral mempelajari betul tentang bagaimana memberdayakan masyarakat, dan melihat langsung berbagai permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan tepat dengan pendekatan digital.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, masih terdapat 7,4 juta pengangguran di Indonesia dengan 89% atau 6,6 juta jiwa di antaranya merupakan warga yang putus sekolah hingga tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki adalah SMA/K. Di sisi lain, statistik pertumbuhan badan usaha terus mengalami peningkatan sebesar 10% setiap tahunnya yang tentu akan berdampak pada kebutuhan tenaga kerja low-skill.
Hal ini kemudian divalidasi Maral dan Gustian dengan riset turun ke lapangan selama lebih dari 8 bulan guna melihat keadaan nyata dan mencari permasalahan utama yang selama ini terjadi.
Hasil dari riset tersebut mengidentifikasikan bahwa permasalahan utamanya adalah adanya kesenjangan informasi dan komunikasi antara pihak pencari kerja dan penyedia kerja. Baik pihak perusahaan maupun pihak pencari kerja selama ini merasa kebingungan dan tidak tahu bagaimana cara untuk mencari/menyampaikan informasi lowongan pekerjaan secara tepat.
“Job portal yang selama ini ada, lebih menyasar untuk kalangan pencari kerja lulusan di atas SMA, yang tentu kurang tepat bagi para pencari kerja low-skill maupun perusahaan yang butuh pekerja low-skill. Penetrasi penggunaan smartphone dan internet yang tinggi dirasa merupakan hal yang harus dimanfaatkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari hal tersebut, TEMU menciptakan sebuah pasar tenaga kerja berbasis teknologi dan informasi,” ujar Gustian.
Sembari mengembangkan basis pengguna, saat ini TEMU tengah mengikuti sebuah program akselerator Remake City Jakarta yang diadakan oleh UnLtd bekerja sama dengan KOICA. Gustian juga mengungkapkan bahwa saat ini TEMU terbuka dan dalam tahap pencarian pendanaan tambahan.
“TEMU memiliki beberapa target yang ingin dicapai dalam waktu satu tahun ke depan yakni penambahan fitur pada produk aplikasi TEMU KERJA dan juga website, perluasan wilayah layanan headhunting pada beberapa kota besar di Indonesia, dan meningkatkan jumlah pencari kerja yang menerima manfaat hingga 500.000 orang,” pungkas Gustian.