Tips Dasar untuk Founder Ketika Memulai Startup
Belajar dari sesi keynote Natali Ardianto dan Jourdan Kamal di Startupfest 2019
Startupfest 2019 di Medan minggu lalu menghadirkan banyak pembicara dari berbagai latar belakang. Kebanyakan berbagi tentang pengalamannya dalam mengembangkan startup. Dari proses merencanakan, menjalankan, dan mempertahankan bisnis. DailySocial mencoba merangkum beberapa tips yang disampaikan narasumber.
Sesi Natali Adrianto
Natali Ardianto berkesempatan membagikan pengalamannya berkecimpung di dunia startup di panggung utama Startupfest 2019. Mantan CTO Tiket dan EmasDigi ini menyampaikan beberapa hal yang penting dimiliki founder.
Pertama adalah membekali diri dengan pengetahuan dan pengalaman. Menurutnya, kesalahan pertama para entrepenuer adalah memulai berbisnis dasar ilmu yang mumpuni. Jadi jangan mulai berbisnis sebelum mempunyai bekal cukup. Minimal carilah mentor untuk membimbing pada saat merancang bisnis. Cari yang terikat secara profesional, opsi menawarkan saham juga patut dipertimbangkan.
alidasi ide penting dilakukan. Jangan langsung memulai bisnis dari ide, mulailah dengan menjalankan business model canvas untuk mengidentifikasi banyak hal, termasuk visi bisnis yang akan dijalankan. Validasi ini termasuk mengukur seberapa besar pangsa pasar yang disasar, plus mendengar masukan-masukan dari pengguna.
Jika ingin membangun sebuah bisnis yang terencana dan memiliki tujuan pasti, kembangkan rencana bisnis(business plan). Rencana bisnis yang terdokumentasi dengan baik juga akan memudahkan pada saat pitch atau bertemu dengan investor.
Lalu, jalankan analisis SWOT. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) merupakan analisis paling dasar yang bisa digunakan untuk "memetakan" bisnis. Natali dalam presentasinya menyarankan agar lebih fokus pada poin W, karena dengan demikian kita bisa fokus memperbaiki diri agar lebih baik lagi. Tentunya tanpa mengabaikan yang bagian lainnya.
Identifikasi tim pendiri. Memperjelas status tim dari awal jadi hal penting. Pastikan dia sebagai co-founder atau sebagai karyawan biasa. Semua harus ditentukan dari awal. Sebagai founder carilah kelemahan diri untuk mencari co-founder yang melengkapi tim. Setelahnya jelaskan pembagian ekuitas/saham agar tidak terjadi permasalahan ke depannya.
Bangun MVP (Minimum Viable Product). Setelah ide divalidasi dan model bisnis ditemukan segera bangun MVP. Segera keluarkan produk untuk secepatnya bisa dicoba oleh pengguna dan mendapatkan masukan. MVP tersebut kaitannya juga dengan kehadiranonline produk startup. Untuk bisa dikenal banyak orang, manfaatkan jejaring online untuk mempromosikan produk.
Setelah matang, siapkan pengacara. Ini adalah bagian persiapan jika nantinya ketika tumbuh besar bisnis sudah memiliki pengacara untuk menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan hukum. Jangan lupa juga untuk belajar keuangan. Menurut Natali permasalahan perusahaan mati karena dua hal, yakni founder yang menyerah dan kehabisan dana. Untuk itu kemampuan perencanaan dan pengelolaan keuangan harus dimiliki founder.
Pemilihan teknologi harus diperhitungkan. Ini berkaitan dengan investasi dari segi infrastruktur. Untuk membangun sebuah platform yang menyesuaikan dengan pertumbuhkan, platform cloud untuk mendapatkan fleksibilitas dan pengelolaan yang mudah. Gunakan juga platform analisis untuk mengukur capaian-capaian dari produk.
Setelah produk diluncurkan cobalah membangun komunikasi dengan investor. Mulailah dengan menceritakan perkembangan bisnis ke investor, sehingga ketika suatu saat membutuhkan pendanaan investor sudah mengetahui perjalanan startup.
Sesi Jourdan Kamal
Startupfest 2019 juga menghadirkan Jourdan Kamal selaku Founder MauBelajarApa, platform marketplace pembelian tiket untuk belajar. Di panggung utama ia membagikan pengalamannya menjalankan MaubelajarApas selama lima tahun.
Untuk mulai menjalankan bisnis bagian pengembangan produk adalah satu yang krusial. Hanya saja sebagai sebuah startup prinsip "segera memulai" perlu dilakukan. Pastikan MVP segera meluncur ke publik. Tidak perlu langsung mewah dengan segala fitur yang keren dan teknologi yang mutakhir. Cukup menemui calon pelanggan dengan solusi. Itu cukup untuk sebagai awal perjalanan.
Operasional ada dalam poin penting yang disampaikan Jourdan. Pengelolaan di sini termasuk anggota tim, ruangan, dan kebutuhan-kebutuhan pengembangan bisnis. Jika mulai kewalahan mengantisipasi pertumbuhan bisnis segera mencari tambahan bisa freelance atau outsource. Sehingga bisnis bisa menyesuaikan. Kantor mewah memang dambaan semua startup, tapi jika untuk mengawali carilah tempat yang sederhana namun nyaman untuk bekerja.
Semua bentuk bisnis butuh upaya pemasaran untuk mengenalkan produknya. Salah satu kanal efektif yang bisa dimanfaatkan oleh startup adalah media sosial. Bangun brand dan interaksi dengan pengguna di media sosial. Sesekali lakukan kolaborasi dan temu komunitas untuk menguatkan hubungan dengan pengguna. Jangan lupa minta komunitas untuk berbagi cerita di media sosial. Semua respons positif di media sosial juga berperan dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan.