Transformasi Bisnis Tidak Hanya Butuh Strategi, Tetapi Juga Momentum
Mengambil contoh kegagalan perusahaan sematang Nokia dalam dinamika bisnis
Kegagalan bukan hanya milik mereka yang sedang berkembang, banyak contoh startup yang sudah mapan atau bahkan perusahaan besar yang akhirnya gulung tikar. Ada banyak celah untuk titik terendah dalam bisnis tersebut, salah satunya ada pada saat transformasi bisnis. Saat bisnis membutuhkan perubahan untuk ke arah yang lebih baik, risikonya justru lebih besar. Bisa disebabkan karena terlambat, tidak diterima pengguna, atau sudah tidak relevan dengan pasar. Berikut beberapa tips untuk terhindar dari kegagalan saat melakukan transformasi.
Salah satu yang penting dalam transformasi adalah tetap dalam jalur relevansi. Jika bisnis sudah matang, memiliki banyak basis pengguna, namun mau tidak mau harus berkembang mengikuti kemajuan teknologi, pastikan transformasi yang dilakukan harus relevan. Salah satu efek terburuk dari transformasi adalah kehilangan posisi di pasar. Pasalnya transformasi bisnis adalah posisi rawan, jika tidak dilakukan dengan pertimbangan matang para pesaing atau perusahaan mapan lainnya bisa mengambil alih pengguna.
Transformasi dalam bisnis jika dalam skala besar memang bersamaan dengan risiko yang tinggi. Salah satu cara agar tetap sukses menjalani transformasi adalah dengan tetap tekun mencari model terbaik dan tetap tahan dalam masa-masa kritis. Masa-masa kritis yang dimaksud adalah ketika memutuskan untuk mengubah sesuatu yang berimbas di banyak hal, seperti layanan, pengguna, dan lain sebagainya. Bisnis harus bisa terus bertahan untuk keluar dan kembali menemukan model terbaik.
Selain strategi yang matang, waktu dan momen yang tepat saat melakukan transformasi menjadi kunci utama. Perusahaan harus membaca kapan sekiranya perlu melakukan transformasi bisnis dengan skala besar. Ini penting, karena transformasi besar membutuhkan momentum. Sekalinya menunda atau mengabaikan bisa jadi kekalahan dalam persaingan adalah imbasnya. Seperti jargon lawas, sekarang atau tidak sama sekali.
Salah satu contoh nyata transformasi besar yang luput dari momentum adalah Nokia. Dengan gempuran luar biasa smartphone Android kala itu Nokia terkesan lambat dalam mengambil keputusan apakah ikut meramaikan pasar Android atau tidak. Keterlambatan ini berujung pada dijualnya Nokia ke Microsoft yang nyatanya tidak berdampak besar pada brand Nokia itu sendiri. Apa yang terjadi pada Nokia harusnya bisa menjadi pelajaran penting bagi startup.