Operator Seluler Tri Hentikan Pengembangan E-money
Keputusan diambil tiga minggu usai Bank Indonesia terbitkan peraturan baru
Setelah sebelumnya sempat mengajukan izin lisensi uang elektronik (e-money) ke Bank Indonesia, operator seluler Tri Indonesia (Tri) menghentikan upaya mereka untuk pengembangan layanan tersebut. Keputusan ini ditegaskan oleh Chief Commercial Officer Tri Indonesia Dolly Susanto saat acara peluncuran paket data “Keep On” hari ini di Jakarta.
"Sebelumnya memang kami sudah menyiapkan diri untuk meluncurkan layanan e-money, namun setelah terbitnya peraturan baru dari BI sekitar tiga minggu lalu yang menyebutkan bahwa 51% lisensi harus dimiliki oleh perusahaan lokal, rencana tersebut harus kami hentikan."
Tri sendiri saat ini dimiliki oleh Hutchison Whampoa dengan komposisi saham 65%, sedangkan sisanya dimiliki oleh Tiga Telekomunikasi sebagai investor lokal.
Awalnya e-money yang rencananya bakal dikembangkan oleh Tri merupakan bagian dari perluasan bisnis menyasar marketplace &Co dan Bima+. Dengan skema pembayaran berbasis e-money, Tri berharap bisa mengembangkan pilihan pembayaran tersebut.
"Meskipun rencana tersebut dihentikan, tidak menutup kemungkinan Tri nantinya akan menjalin kolaborasi dengan mitra yang relevan dan tentunya telah memiliki izin tersebut,” kata Dolly.
Menambah jumlah kemitraan
Dalam kesempatan tersebut Tri juga meresmikan kemitraan dengan aplikasi streaming video dan musik populer di Indonesia. Aplikasi yang kini bekerja sama di antaranya JOOX, Spotify, Viu, HOOQ, Mobile Legends, Deezer dan Google Play. Untuk memberikan pilihan lebih kepada pengguna, Tri juga menyediakan pembelian potong pulsa (carrier billing) penggunaan aplikasi tersebut.
"Memang sebelumnya kami sudah mengumumkan kerja sama dengan aplikasi yang ada saat ini, namun dengan paket data Keep On dari Tri, semua pilihan tersebut sudah disematkan langsung khusus kepada pengguna Tri," kata Dolly.
Saat ini Tri mengklaim mengalami peningkatan penggunaan kuota internet. Dari data yang dirangkum, sebanyak 70% penggunaan internet lebih kepada video streaming, sementara 30% adalah music streaming.
"Kami juga mencatat peningkatan penggunaan mobile games memanfaatkan kuota internet Tri. Selain memanfaatkan Bima+, pengguna juga bisa membeli permainan langsung dari Google Play," kata Dolly.
Saat in Tri mengklaim telah memiliki sekitar 33 juta pengguna. Sebanyak 80% di antaranya adalah kalangan millenial. Dengan pilihan baru tersebut diharapkan pengguna yang ada bisa lebih banyak memanfaatkan layanan pembayaran potong pulsa dari Tri.