Bocoran Soal UN Disebarkan Melalui Google Drive, Anies Layangkan Surat ke Google
Masalah kebocoran soal UN sudah menjadi isu dari tahun ke tahun, butuh perubahan sistem yang mumpuni untuk pencegahan terjadinya isu tersebut
Dari tahun ke tahun, di hampir setiap pelaksanaan Ujian Nasional (UN) selalu ada isu tentang terjadinya kebocoran soal. Begitu pula dengan pelaksanaan UN tahun ini, terbagi menjadi dua model, UN konvensional manual (paper-based) dan UN berbasis komputer, Kementerian Pendidikan masih saja kecolongan. Soal UN tersebar dengan luas di Internet. Kali ini Mendikbud Anies Baswedan tidak tinggal diam. Ia melakukan berbagai cara untuk meminimalisir kebocoran soal tersebut, termasuk dengan mengirimkan sebuah surat resmi ke Google.
Surat resmi dari Kementerian Pendidikan yang diteken langsung oleh Anies Baswedan tersebut ditujukan kepada Google guna menelusuri persebaran bocoran soal yang diunggah melalui sistem penyimpanan online Google Drive. Dalam surat yang dilayangkan, dipaparkan beberapa data yang hendak diminta dari pihak Google selaku provider sistem penyimpanan tersebut, di antaranya terkait dengan trafik, jumlah unduhan, dan mungkin bisa jadi akan menyasar kepada informasi terkait pengunggah dan pengunduh data tersebut.
Menariknya berkas yang dibagian tersebut berupa berkas soal berekstensi PDF yang merupakan konversi dokumen asli, bukan scan. Artinya soal tersebut berkemungkinan juga disebarkan oleh pihak internal. Seorang guru di sebuah forum diskusi guru pun mempertanyakan, "Ini pertanyaan tentang keamanan soal UN. Yang bocor itu dalam bentuk PDF. Siapa yang punya akses ke file PDF? Apakah mereka yang punya akses ke PDF sudah diperiksa, semuanya?"
Secara tegas Anies mengatakan kasus ini sebagai tindak kriminal. Pihak kementerian juga telah melimpahkan kasus ini ke Reserse Kriminal Polri. Termasuk untuk mengusut ke pihak percetakan soal.
Isu ini sudah menjadi berita klasik. Dari tahun ke tahun selalu ada permasalahan ini. Tak mengherankan, dengan sistem ujian yang masih konvensional, dengan cara mendistribusikan berkas ujian berupa kertas dari pusat ke daerah di seluruh penjuru Indonesia akan melibatkan banyak tangan, tentunya kontrol yang diperlukan akan semakin luas dan mendalam.
Ujian berbasis komputer sebenarnya bisa menjadi titik terang untuk meminimalisir terjadinya risiko ini. Karena dengan melibatkan sistem komputasi, idealnya berbagai komponen yang ada di dalamnya dapat lebih terkontrol dan diarahkan sesuai dengan ketentuan.
Berikut adalah screenshot surat Kementerian Pendidikan yang dilayangkan kepada Google: