1. Startup

Waktu yang Tepat Memulai Startup

Banyak startup yang datang terlalu cepat atau terlalu lambat. Mencari waktu yang tepat adalah kunci

Menjalankan bisnis startup tak hanya soal solusi dan urusan teknis. Untuk bisa berkembang butuh yang namanya "waktu yang tepat", terutama dengan pemahaman kondisi pasar, edukasi pengguna, dan ketersediaan fitur.

Perkara waktu yang tepat ini ada beberapa cerita. Koprol misalnya. startup asal Indonesia yang mengusung konsep jejaring sosial berbasis lokasi. Waktu itu Koprol merupakan sebuah inovasi yang cukup membanggakan bagi Indonesia, apalagi menjadi startup lokal yang diakuisisi oleh raksasa teknologi saat itu, Yahoo. Sayangnya pasar Indonesia masih belum cukup besar segmen seperti ini. Inovasi Koprol datang terlalu dini.

Gojek juga punya cerita yang hampir serupa. Dimulai dengan konsep call center, Gojek bertahan lima tahun sebelum akhirnya memperkenalkan aplikasi mobile. Perhitungan Gojek akurat. Solusi mereka yang dibarengi pasar yang kian matang menjadi landasan untuk berkembang pesat. Dari awalnya adalah layanan pemesanan ojek dan pengantaran barang, kini mereka menjadi super app.

Cerita menarik lain datang dari Qlue, penyedia solusi smart city yang menjadi salah satu pioner aplikasi pelaporan warga. Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mulai merintis Qlue pada medio 2014 silam. Saat itu, kesulitan warga terhubung dengan dinas terkait, membuatnya menggagas sebuah aplikasi pelaporan warga.

Ia kemudian mengirimkan surat ke Gubernur DKI Jakarta. Gayung pun bersambut. Suratnya ditanggapi Wagub DKI Jakarta waktu itu, Basuki Tjahaja Purnama. Ia diberikan waktu sembilan bulan untuk menyempurnakan aplikasi tersebut.

"Sembilan bulan kemudian, saya berhasil menyelesaikan platform Qlue versi pertama, lalu lahirlah Jakarta Smart City. Di hari pertama peluncuran Jakarta Smart City, Qlue diunduh oleh 15.000 orang. Dengan dukungan penuh dari Pemprov DKI Jakarta dan jajarannya untuk menindaklanjuti setiap laporan Qlue yang masuk, maka aplikasi Qlue langsung dapat digunakan oleh ratusan ribu user di DKI Jakarta," cerita Rama.

Dalam tempo setahun kolaborasi antara Qlue dengan pemerintah DKI Jakarta berhasil mengurangi lebih dari 7.500 titik banjir, memangkas pungutan liar hingga 45% dan berhasil mengurangi ratusan ton sampah berkat kolaborasi warga, pemerintah dan teknologi.

"Momentum adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dari banyak faktor dalam membangun sebuah startup. Di Qlue sendiri ada tiga nilai penting yang harus diimplementasikan di setiap individu, yaitu SEXI (Synergy, Execution, dan Integrity), di mana momentum terdapat di dalam nilai execution," terang Rama membagikan tipsnya.

Mengenali pasar dan momentum

Tugas utama founder, selain membangun solusi dengan teknologi, adalah mengenali pasar untuk mencari pengguna yang disasar dan mencari momentum. Momentum kadang bisa terlewat atau kadang terlalu lambat.

Analisis terhadap pasar harusnya melibatkan dua unsur besar: volume atau besar-kecilnya pasar dan pertumbuhan di dalamnya. Jika kita menargetkan pasar yang sudah besar, dengan pertumbuhan yang juga besar, risiko pertama yang dihadapi adalah pemain-pemain besar lainnya. Apakah tidak ada pelung sama sekali ? Belum tentu.

Instagram, sebagai platform media sosial, datang belakangan jika dibanding Facebook dan Twitter. Cerdiknya, mereka mencari celah di antara kedua raksasa yang sudah ada. Mereka eksklusif menawarkan berbagi cerita dengan media foto. Gayung pun bersambut. Masyarakat bisa beradaptasi dengan apa yang Instagram tawarkan dan kini Instagram menjadi bagian dari Facebook.

Sebagai founder yang menginginkan bisnisnya tumbuh berbarengan dengan pangsa pasar yang berkembang, hindari untuk membuat solusi dengan pasar yang kecil dengan pertumbuhan yang minim. Mengeksekusi untuk kondisi pasar ini hanya akan membuang-buang waktu. Meski teknologi tampak keren, tapi banyak orang tidak membutuhkannya, lalu untuk apa?

Saran terbaik bagi startup untuk yang ingin berkembang bersama pasar adalah menemukan pasar, meskipun dengan ukuran kecil, tapi memiliki potensi pertumbuhan besar di kemudian hari.