Wawancara Dengan Remco Lupker: Saya Berencana Untuk Tetap di Indonesia
Sejak didirikan tahun 2005 silam di Bali, Remco Lupker bersama rekannya Arnold Egg terbilang sukses mendirikan dan mengangkat Tokobagus menjadi salah satu kekuatan besar di industri e-commerce di Indonesia. Industri e-commerce pun dikejutkan dengan pengunduran diri keduanya dari Tokobagus akhir tahun 2012 lalu di tengah melejitnya popularitas Tokobagus mengikuti peluncuran iklan TVnya. DailySocial berbincang dengan Remco Lupker mengenai pengalamannya di Tokobagus dan rencana ke depannya di Indonesia.
Apa pelajaran penting yang anda dapat selama di Tokobagus?
Saya sangat beruntung diberikan posisi yang memungkinkan saya untuk belajar banyak semasa menjabat di Tokobagus. Belajar mengenal komunitas bisnis lokal, berbincang dengan investor, aspek hukum, membangun tim dan belajar menjalankan bisnis dan berbisnis di Indonesia. Saya pikir pelajaran paling besar yang saya dapatkan berhubungan erat dengan skala bisnis Tokobagus. Belum pernah saya bertanggung jawab untuk pemasaran via iklan TV yang tayang selama Piala Dunia dan mengeksekusi salah satu kampanye pemasaran terbesar di Asia Tenggara. Perjalanan yang luar biasa dan sangat berharga untuk rencana saya ke depan.
Pelajaran lain yang saya dapat adalah bagaimana menjadi pemain tim dan memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk bekerja dengan independen. Sebelum saya terbiasa mengontrol semuanya sampai satu titik dimana saya mengerjakan semua hal yang seharusnya bisa saya percayakan ke orang lain, kesalahan klasik untuk startup entrepreneur dan manajer. Saya kira skala dari Tokobagus memaksa saya untuk mencari pendekatan lain dan pengembangan diri yang merupakan pelajaran yang berharga.
Kalau bisa mengulang waktu, apa yang akan anda lakukan secara berbeda untuk Tokobagus?
Tidak ada, namun bukan berarti saya telah melakukan semuanya dengan benar. Melihat gambar besarnya, saya sangat bangga dengan apa yang telah dilakukan Arno dan tim kami untuk Tokobagus. Bermula dari situs iklan kecil di bali dengan tim 10 orang yang berkembang menjadi salah satu pemimpin pasar dengant tetap mempertahankan kultur perusahaan merupakan sebuah hal yang patut dibanggakan. Saya kira juga, alasan dibalik kesuksesan kami adalah kami mencoba begitu banyak hal dan banyak dari hal yang kami coba gagal, saya pikir fakta bahwa kami terus mencoba merupakan faktor yang membuat Tokobagus sukses seperti sekarang.
Apa rencana anda ke depan?
Untuk memulai, saya berencana untuk tetap di Indonesia dan memulai bisnis lain yang akan saya jalankan sendiri, mungkin juga berinvestasi kecil-kecilan. Seperti kebanyakan investor dan entrepreneur, saya ingin melihat lebih dalam ke bisnis yang berprospek tinggi seperti travel, fashion dan advertising. Saya sedang mencari kesempatan untuk masuk lebih dalam dan tidak harus berkaitan dengan e-commerce, meskipun sepertinya itu salah satu hal yang diharapkan banyak orang. Pastinya saya tidak akan mendirikan situs yang serupa dengan Tokobagus karena saya tidak suka mengulang apa yang telah saya pernah lakukan dan saya tetap merasa sebagai bagian dari Tokobagus.
Saya bisa menyebutkan bahwa saya telah berinvestasi di sebuah perusahaan fashion lokal yang merancang dan memproduksi barangnya sendiri di Indonesia, siap untuk menaklukan dunia. Berhubung masih dalam proses, saya tidak bisa berkata banyak mengenai hal itu saat ini namun waktu akan membuktikan dalam beberapa bulan ke depan.
Saya pikir saya bisa memberikan dampak yang cukup signifikan untuk industri digital di Indonesia satu kali lagi, namun masih terlalu awal untuk membeberkan semua detilnya.
--
Saat ini, Remco mulai rajin menuliskan buah pikirannya mengenai industri digital, e-commerce, dan hal-hal lain yang mungkin menarik untuk anda baca di blog pribadinya SangatPedas. Di salah satu tulisannya mengenai e-commerce, Remco menuliskan sebuah opini yang sangat kontroversial: "E-commerce is a tool in business, it’s not a business itself".
Setujukah anda?