10 Istilah dan Tingkatan Bisnis yang Ada Pada Dunia Startup
Ulasan mendalam tentang istilah-istilah dan tingkatan bisnis yang ada dalam dunia startup
Seperti yang kita sadari bahwa saat ini bisnis mengalami perkembangan yang begitu pesat, hal tersebut tentunya tidak terlepas dari dari kemajuan teknologi di baliknya. Peralihan dari era konvensional menjadi era digital menjadi pemicu utama kemunculan berbagai startup dalam berbagai bidang di Indonesia.
Melalui ulasan ini Dailysocial mencoba untuk menjabarkan 10 istilah dan 10 tingkatan bisnis yang ada pada industri startup.
10 Istilah Startup yang Wajib Kamu Ketahui
1. Inkubator
Menyadur dariTopMBA inkubator mengacu pada sebuah aktivitas yang dilakukan untuk membantu perkembangan perusahaan startup, beberapa contohnya programnya adalah mentoring, pelatihan bahkan sampai pada tahap pendanaan.
2. Akselerator
Istilah yang kedua adalah akselerator, pada dasarnya akselerator memiliki peran yang hampir sama dengan inkubator. Yang membedakan adalah peran diantara keduanya, incubator berperan membantu melahirkan startup sedangkan accelerator berperan mempercepat perkembangan startup.
3. Venture Capital
Istilah yang ketiga adalah venture capital (VC), venture capital mengacu pada sebuah perusahaan investasi yang nantinya akan menyuntikan dana segar kepada startup. Pendanaan yang diberikan oleh venture capital terbagi menjadi beberapa jenis, beberapa diantaranya adalah pre-seed,seed capital, large capital dan sebagainya. Besaran pendanaan yang diberikan menyesuaikan dengan tingkatan yang sedang dijalani oleh perusahaan startup.
4. Unicorn
Selanjutnya masuk pada istilah yang kelima, saya yakin diantara semua istilah yang ada istilah yang satu ini lebih familiar dibandingkan dengan yang lainnya. Unicorn merupakan salah satu jenis tingkatan yang ada pada bisnis startup, sebuah perusahaan startup dimasukan ke dalam jenis unicorn apabila memiliki nilai valuasi lebih dari USD$ 1 miliar.
5. Seed Funding
Seed funding merupakan salah satu langkah awal sekaligus salah satu tahapan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan startup, pada proses seed funding ini investor akan memberikan investasi berupa modal kepada perusahaan dalam bentuk ekuitas saham.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan produk yang dimiliki perusahaan, atau bisa juga untuk menambah jumlah karyawan untuk menunjang kinerja startup itu sendiri.
6. Angel Investor
Istilah yang selanjutnya adalah angel investor, angel investor menjadi salah satu instrumen utama yang memiliki pengaruh besar terhadap sebuah perusahaan startup.
MenyadurWeworkangel investor merupakan sebuah investasi yang dilakukan secara perseorangan atau individu dengan imbalan saham perusahaan, umumnya angel investor datang dari lingkungan dekat seperti keluarga dan kerabat.
7. Pivot
Dalam istilah startup pivot memiliki makna akan keberanian dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dikarenakan harus memulai hal baru demi menunjang produktivitas dan kesuksesan bisnis.
Pivot dilakukan ketika sebuah perusahaan sudah menunjukkan beberapa indikator seperti keuangan perusahaan yang memburuk, produk yang kurang cocok dengan permintaan pasar, masalah internal perusahaan dan performa buruk perusahaan.
8. Valuasi
Dalam dunia bisnis valuasi artinya adalah nilai ekonomi yang ada pada bisnis tersebut, sedangkan dalam startup valuasi digunakan sebagai sebuah tolak ukur sebuah perusahaan startup untuk mengukur besaran potensi bisnis tersebut dalam jangka panjang. Secara mudahnya valuasi merupakan sebuah nilai jual yang dimiliki oleh sebuah startup, valuasi terbagi menjadi menjadi dua jenis yakni valuasi pre-money dan valuasi post-money.
9. Cliff Period
Istilah yang kesembilan adalah cliff period, istilah ini merujuk pada keadaan dimana founders dari sebuah startup sedang menjalani masa percobaan sebelum resmi memiliki saham pada perusahaan startup. Pecah kongsi merupakan hal yang lumrah dalam dunia bisnis, entah karena perbedaan pendapat atau hal-hal genting lainnya.
Tujuan dari cliff period sendiri adalah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan lingkungan perusahaan, seperti tidak sesuainya kontribusi yang diberikan oleh founder baru dengan apa yang sudah disepakati sebelumnya.
10. Vesting Period
Kemudian istilah yang terakhir adalah vesting period, ini merupakan tahapan lanjutan dari cliff period. Pada tahap ini founders akan mulai mendapatkan kepemilikan saham perusahaan, kepemilikan yang akan diberikan oleh perusahaan kepada founders diberikan secara bertahap dalam jangka waktu yang sudah disepakati bersama.
Pada beberapa kasus didapati seorang founders yang mengundurkan diri disaat sebuah perusahaan sedang membutuhkan perannya, tentunya hal ini sangat merugikan bagi pihak perusahaan. Oleh karena itu dibuatlah sistem vesting period ini dengan tujuan agar ketika founders memilih untuk mengundurkan diri saham yang terdapat pada perushaan belum sepenuhnya diberikan kepada founders.
***
Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif
Sign up for our
newsletter