Akuisisi mig33 Terhadap Alivenotdead Timbulkan Tanda Tanya
Pagi ini layanan media sosial mig33 mengumumkan akuisisi Alivenotdead -- sebuah situs komunitas yang menghubungkan selebritis dan penggemarnya. Alivenotdead yang berbasis di Hong Kong didirikan oleh Patrick Lee, yang juga salah satu pendiri Rotten Tomatoes, dan memiliki basisdata lebih dari 1800 artis Mandarin. CEO Alivenotdead Raffi Kamalian akan tetap memegang posisinya sekarang dan memimpin ekspansi mig33 di wilayah Asia dan negara-negara berkembang lainnya. Langkah ini menimbulkan tanda tanya bagi kami.
Akuisisi terhadap Alivenotdead adalah langkah korporasi pertama mig33 setelah melakukan reverse takeover untuk terdaftar di Bursa Efek Australia. Jalinan kerja sama mig33 dan Alivenotdead dimulai dengan live chat dengan artis Angelina Zhang yang diadakan bulan Desember lalu melalui platform mig33 dan dilanjutkan dengan sejumlah artis Mandarin lainnya. Angelina Zhang lalu menjadi salah satu artis yang digunakan secara resmi untuk kegiatan promosi mig33, termasuk melalui akun mig33indonesia yang memiliki lebih dari 2,3 juta pengikut.
CEO dan co-founder mig33 Steven Goh dalam rilis persnya menyebutkan bahwa kesepakatannya dengan Alivenotdead memiliki dua hal yang penting bagi para artis, yaitu interaksi unik dan monetisasi. Goh lebih lanjut menjelaskan akuisisi ini merupakan langkah paling berani yang dilakukan mig33 untuk menawarkan para kreator konten sebuah cara unik untuk memonetisasi sambil melakukan interaksi dengan publik lewat kegiatan offline, sponsorship, dan chat.
Goh mengklaim, "mig33 kini menawarkan para artis kesempatan untuk memonetisasi ratusan juta penggemar potensial di negara-negara berkembang, dalam sebuah komunitas dengan jumlah engagement yang mampu melampaui jumlah engagement di Facebook, Twitter, dan situs-situs populer lainnya."
Langkah akuisisi terhadap Alivenotdead ini cukup membuat kami terkejut. Secara platform, meskipun Alivenotdead mengklaim basisdata artis yang cukup banyak, respons yang diperoleh untuk setiap kegiatan di situs maupun akun Facebook Page-nya tidaklah antusias. Forum diskusinya bisa dibilang kosong, tidak aktif, dan masih menampilkan thread yang dibuat 4-5 tahun yang lalu di halaman pertama. Pun tampilan situs Alivenotdead dengan fitur shoutbox yang sempat ngetop 10 tahun lalu tidak menampilkan ciri tampilan yang kekinian.
Concern kami berikutnya adalah popularitas artis Mandarin yang di jaman sekarang sudah sangat tertinggal jika dibandingkan dengan artis Korea dan Jepang. Di tahun 1990-an artis-artis Mandarin sangatlah populer, termasuk di Indonesia, misalnya nama-nama seperti Andy Lau, Aaron Kwok, hingga Jacky Chan dan Stephen Chow. Kami pikir masa itu sudah lewat. Di Indonesia dan sebagian besar kawasan Asia yang masih menjadi segmentasi utama mig33, masih sulit untuk menggeser hegemoni K-Pop dan film-film drama Korea. Diskusi tentang artis Mandarin di akun akun mig33 Alivenotdead bisa dibilang tidak fantastis.
Jadi apakah mig33 dan Alivenotdead bisa memasarkan artis Mandarin ke pasar-pasar utama mig33 atau langkah ini sekedar penyelamatan terhadap platform yang sudah tidak digemari? Pihak Alivenotdead dan mig33 tetap optimis dengan langkah ini. Raffi Kamalian dalam rilis persnya menjawab, "Kami telah melakukan uji coba dengan membawa artis-artis dalam database kami ke platform mig33 untuk chat, kontes, dan beragam aktivitas interaktif dengan penggemar, dan sejauh ini hasilnya sangat luar biasa. Ke depannya, akan ada beragam kesempatan promosi artis-artis kami di sejumlah pasar Asia Selatan yang dikuasai mig33."
Langkah akuisisi mig33 tidak akan berhenti sampai di sini. Goh mengkonfirmasi akan ada akuisisi aset-aset digital lainnya dengan fokus pada wilayah dengan pertumbuhan pesat di Asia, Eropa Timur, Timur Tengah dan Afrika.
Tahun 2014 ini mig33 harus bekerja ekstra keras untuk tetap relevan di layanan media sosial dan mobile messaging seiring dengan peralihan pengguna feature phone ke smartphone dan semakin tingginya tekanan kompetisi dari pesaing seperti WeChat, Line, dan KakaoTalk yang menyasar segmen yang sama -- bahkan Line dan KakaoTalk sudah mulai menyasar pasar feature phone.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
Sign up for our
newsletter