AlphaBeta: "Mobilitas Bersama" Berpotensi Bantu Efisiensi Ekonomi Indonesia
Mobilitas bersama diklaim dapat memotong biaya hingga Rp138 triliun secara nasional
AlphaBeta, perusahaan penasihat bisnis dari Singapura, memprediksikan kehadiran konsep transportasi mobilitas bersama, seperti ridesharing, dapat membantu tingkat efisiensi ekonomi di 33 kota besar Indonesia pada 2020 mendatang. Prediksi ini dipaparkan AlphaBeta kepada media pada Rabu (31/5).
AlphaBeta melakukan penelitian pada tahun ini dengan menyurvei lebih dari 4 ribu mitra dan pengguna Uber, serta menggabungkan data infrastruktur transportasi dan perilaku perjalanan yang dihimpun dari berbagai sumber. Lokasinya tersebar di 33 kota, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, hingga Mataram.
Perusahaan juga mendefinisikan mobilitas bersama sebagai gabungan dari pemanfaatan transportasi berbasis online dan konvensional, sehingga dapat memberi kemudahan akses bagi pengguna dalam mencapai berbagai destinasi dengan hemat biaya.
"Mobilitas bersama dapat berperan penting dalam memecahkan sejumlah tantangan. Inilah saatnya untuk berhenti menganggapnya sebagai sebatas masalah transportasi, tapi sebagai dampak mobilitas bersama untuk seluruh kota dan penduduknya," ucap Direktur AlphaBeta Fraser Thompson.
Beberapa temuan utama dalam laporan ini meliputi:
1. Efisiensi ekonomi
Thompson mengatakan hasil penelitian AlphaBeta memperkirakan saat ini beban keuangan akibat waktu tempuh perjalanan di kota-kota di Indonesia mencapai Rp498 triliun per tahun. Diprediksikan angka tersebut dapat meningkat sebesar 41% di 2020. Mobilitas bersama dapat memotong biaya hingga Rp138 triliun secara nasional.
Efisiensi tersebut dapat dicapai dengan tiga hal, yakni perjalanan lebih efisien, terutama untuk daerah yang belum secara optimal dilayani oleh transportasi publik; waktu yang dihemat dari pencarian tempat parkir; dan mengurangi kemacetan dengan mendorong konsep carpooling serta transportasi multimoda.
"Adopsi penggunaan layanan ridesharing secara meluas bisa mengurangi 71 juta perjalanan dnegan kendaraan dari jalanan di Indonesia pada 2020."
Dari sisi efisiensi lahan parkir, AlphaBeta memprediksi saat ini ada 40 ribu hektar lahan yang terpakai untuk tempat parkir kendaraan pribadi. Sekitar 5% dari total lahan parkir tersebut diperkirakan nilai sewanya mencapai Rp95 triliun. Nilai tersebut sebetulnya bisa dikonversi untuk penggunaan yang lebih produktif.
"Lahan parkir di Indonesia tergolong sangat banyak, padahal untuk mengurangi kemacetan dan mendorong orang menggunakan transportasi umum sebaiknya lahan harus dikurangi."
2. Inklusivitas dan kesejahteraan
Penelitian AlphaBeta mengungkapkan layanan ridesharing merupakan pilihan yang lebih murah, hingga 65% per tahunnya, dibandingkan dengan memiliki mobil. Selain itu, ridesharing juga membuka kesempatan ekonomi bagi 7 juta masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendapatan yang fleksibel pada 2020 dan mengantarkan 400 ribu masyarakat Indonesia ke dalam layanan keuangan.
"Layanan ridesharing menyediakan sarana bagi mitra pengemudi untuk membuka rekening bank dan membuat mereka akrab dengan transaksi online. Sebanyak 39% dari mitra pengemudi Uber yang kami survei mengatakan setuju bahwa mereka kini lebih aktif secara finansial sejak bergabung dengan Uber."
3. Kesehatan dan lingkungan
Dengan mengurangi kemacetan, mobilitas bersama dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara di kota-kota di Indonesia. Bila dilihat menggunakan skenario mobilitas bersama di 2020, emisi gas CO2 kendaraan berkurang sebanyak 159 ribu mega ton, atau sama dengan menyelamatkan 415 ribu hektar lahan dari deforestation (penebangan hutan).
Sign up for our
newsletter